Minggu, 08 Maret 2020

United Bike


Ini sepeda sudah jadi teman sejak 2012. Tahun di mana sepeda MTB jadi idola; sepeda fixie tenggelam.

Sepeda ini sudah melalui semua jalur di semua penjuru mata angin. Kiblatnya ada di Sudiang.

Ke Bantimurung lewat belakang dan pulang lewat depan demi menikmati senja dan jus di Pantai tak berombak.

Ke Paotere lewat pinggir tol dan pulang lewat jalan Perintis demi menikmati kapal-kapal kayu yang berjajar dan pelelangan yang sebentar lagi direlokasi ke Untia.

Ke Pucak lewat belakang bandara demi melihat suasana desa, Sungai, dan Villa mewah milik keluarga Palaguna. Terus pulang lewat Poros Masale tempat di mana pakan ternak PT Japfa tertata berbukit-bukit. Alhamdulillah kini jalananmu sudah aspal full. Dulu masih tanah merah berkerikil.

Ke Kuri Caddi lewat Patene dan pulang lewat Kampung Tua demi menikmati pantai perawan yang tidak terjamah reklamasi.

Ke Untia dan Lantebung lewat pinggir tol demi menikmati laut yang dipinggirnya berdiri hutan mangrove.

Semuanya sudah berlalu selama delapan tahun.

Sepeda ini kini terparkir. Sadelnya patah. Saya malas memperbaikinya karena saya sedang hobi lari-lari.

Oe... sepeda. Santai mako ces. Tenang mako. Kalau demam seli sudah mati, kita gowes lagi.

@unitedbikeofficial
@mtb.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar