Selasa, 31 Maret 2020

Corona di Eropa

Waktu terus bergerak. Detik ke menit. Dan per pagi ini, kematian akibat covid-19 sudah berada di angka 37.559 jiwa di seluruh dunia. Padahal tengah malam tadi hanya 35.065. Artinya apa, dalam hitungan jam, ada tambahan 3.494.

Tiga negara tetangga Eropa menjadi penyumbang korban jiwa terbesar. Italia 11.591 (101.739 kasus), Spanyol 7.716 (87.956), dan Prancis 3.024 (44.550). Italia dan Spanyol sudah jauh melampaui korban jiwa di Cina (3.304 jiwa dari 81.470 kasus), sumber wabah. Prancis sedikit lagi menyamainya.

*****

Mengapa angka kematian di Italia, Spanyol, dan Prancis tinggi?

Sepakbola dan pariwisata adalah dua hal yang sangat penting di tiga negara Eropa tersebut. Dan dua hal itulah yang diduga menjadi parasit wabah karena kerumunan yang mereka ciptakan.

Dan ketika wabah semakin parah dan angka warga terinfeksi tinggi, ternyata tim medis mereka tidak siap. Ditambah lagi di awal-awal, physical distancing tidak dilakukan secara disiplin.

Walhasil, ketiga negara itu pun melakukan langkah pamungkas: lockdown!

*****

Tetangga lain ketiga negara itu, Jerman, awal-awal juga tidak melakukan physical distancing secara disiplin. Makanya, angka korban terinfeksi di negara warisan Adolf Hitler itu tinggi.

Bagusnya, tim medis dan sistem kesehatan di Jerman sangat baik. Klinik kesehatan dengan tenaga dan fasilitas memadai sudah siap mulai dari bandara-bandara.

Hasilnya luar biasa: angka kematian mampu diminimalisir. Per pagi ini, dari 66.718 korban terinfeksi di Jerman, baru 645 jiwa yang mati.

*****

Sementara itu, di Inggris, angka terinfeksi juga cukup tinggi: 22.141 dengan angka kematian 1.408 jiwa.

Penyebabnya? Jurgen Klopp bilang: partai Liverpool lawan Atletico Madrid. Pria Jerman itu bahkan melabeli partai itu sebagai tindakan kriminal. Carlo Ancelotti, pelatih Everton yang asli Italia, sepakat.

Minggu, 29 Maret 2020

TPU Covid-19

Prosesi pemakaman
Pagi ini, mayat korban covid-19 asal Paopao Sungguminasa yang dirawat di RS Wahidin Makassar dimakamkan dengan penuh khidmat di TPU Sudiang. Petugas rumah sakit, polisi, tentara, dan satu-dua keluarga terlihat menemani dengan APD lengkap.

Saya yang besar di Sungguminasa dan kini bermukim di Sudiang berharap: semoga sang mayat rahimahullah mendapat rahmat dari Allah, semoga Indonesia segera terbebas dari wabah covid-19, dan semoga kita tabah menjalani semua ini.

Dan semoga keadaan kembali berpijar dan bersinar seperti dulu kala. Sebagaimana kata Dg. Sikki, yang punya TPU Sudiang setengah: "Sebelunna corona, ta'15 tau siallo nikuburkang. Kamma-kamma anne ta'rua mami. Najaga ngasengi tawwa kapang kesehatanna nakurangmo mate. Anne poeng biasana punna bulang syabban jaimi to ziarah. Anne tenapa manna sikayu."

Jumat, 27 Maret 2020

Virus Setengah Hati

Di satu sisi, bandara sama pelabuhan masih terbuka. Artinya, orang dan barang dari luar masih lalu lalang. Padahal dua itu yang ditakuti sebagai pembawa wabah. Okelah orang di-screening. Tapi barang? Apalagi itu barang yang di kontainer.

Di sisi lain, orang di dalam yang disuruh menjauh. Disuruh tinggal di rumah. Sekolah dan kampus diliburkan, karyawan kantoran dirumahkan, masjid dan gereja ditutup, dan lainnya. Okelah saya sepakat ini. Wabah di sana memang ganas. Diharapkan supaya tidak ke sini.

Tapi dengan kebijakan setengah-setengah ini, kita jadi bisa menebak: pemerintah tidak fokus pada virus yang mewabah. Seolah ada pesan tersirat: tinggal di rumahmu karena di jalanan ada orang dan barang dari luar mau lewat!

Perawat

Perawat di Wuhan (dok. Redfishstrem)
Akhir 2019 kemarin, saya berkunjung ke Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Menjenguk orangtua teman yang lagi kanker darah. Suasana sepi. Tidak biasanya RS Wahidin sesepi itu.

Saya pun memperoleh informasi yang butuh dikonfirmasi: banyak perawat RS Wahidin yang resign karena ketidakjelasan masa depan honorer di RS milik pemerintah itu.

Mendapat informasi itu, saya jadi teringat satu-dua keluarga yang kerja di RSUD Latemmamala Soppeng. Sudah lima tahun mereka kerja di sana. Tanpa digaji. Kalau lebaran, dijatahi sepasang botol Fanta dan Coca-Cola. Kabar terakhir, mereka sudah digaji Rp 700 ribu per tiga bulan. Nilai yang sangat rendah, bukan?

Saya juga jadi teringat sama pegawai RSUD Sultan Matahher Jambi yang dimarahi tengah malam sama Zumi Zola, Gubernur Jambi. Mereka dimarahi karena kedapatan tertidur. Kita tidak perlu bertanya mengapa mereka tertidur. Tentu karena lelah. Tidak perlu juga Kita bertanya berapa gaji mereka. Tentu...

*****

Di awal 2020 ini, tugas dokter, perawat, dan karyawan RS semakin berat. Tentu karena mewabahnya penyakit Covid-19. Mereka harus standby di RS. Sebagian tidak boleh pulang. Tidak bertemu keluarga.

Tidak perlu kita bertanya berapa gaji mereka!
Tidak perlu kita bertanya berapa insentif mereka dari Pemerintah!
Kita doakan saja semoga mereka kuat secara fisik dan mental!

Kamis, 26 Maret 2020

Rumah Sakit Virus Corona

Ketika Wuhan darurat virus corona, langkah pertama yang dilakukan Cina adalah me-lockdown kota itu dan mengisolasi warganya.

Cina kemudian dengan cepat menyiapkan kru kesehatan dari seluruh pelosok negara, termasuk tentara.

Alat kesehatan juga diadakan dengan cepat. Dari APD yang memadai, peralatan yang lengkap, dan lainnya.

Yang paling mencengangkan: Cina segera membangun rumah sakit khusus corona di Wuhan dalam waktu 10 hari.

Hasilnya: luar biasa. Sebagaimana yang Anda lihat di pemberitaan. Wuhan diamankan. Kota lain aman.

*****

Kini, corona mulai mewabah di Indonesia, di Jabodetabek dan beberapa kota lain. Per hari ini, sudah 48 korban wafat.

Indonesia enggan melakukan lockdown dan isolasi. Faktor ekonomi jelas menjadi alasannya. Indonesia lebih memilih kampanye social distancing.

Rumah sakit khusus corona juga segera diwujudkan. Indonesia menyulap Wisma Atlet, gedung yang dulunya dipakai para atlet Asian Games.
Wisma Atlet disulap (dok. Vitantina Harmini)
Bagaimana hasilnya? Kita berdoa semoga negara ini baik-baik saja!

*****

Pasien covid-19 di Jakarta banyak. Syukurlah sudah ada solusi: Wisma Atlet disulap menjadi rumah sakit. Bisa tampung sampai 3.000 pasien.

Bagaimana di daerah lain? Itu yang masalah. Di Makassar, misalnya. Kalau saya lihat kondisi Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo, pasti akan kelabakan kalau banyak pasien. Jangankan seribu, ratusan saja sudah berat. Tidak mungkin juga pasien dipindahkan ke Jakarta.

Solusinya, sebuah gerakan: isolasi mandiri!

Warga yang mengalami gejala ringan, misalnya batuk atau demam, diharapkan tidak buru-buru ke rumah sakit. Isolasi diri saja dulu di rumah, jauhi orang lain, jauhi keramaian, minum multivitamin, jaga pola makan, dan lainnya. Lima hari, tujuh hari, sampai 14 hari.

Kalau sembuh, alhamdulillah.
Kalau tidak, barulah bawa diri ke RS rujukan covid-19 untuk diperiksa lebih lanjut.

Minggu, 22 Maret 2020

Akibat Tidak Percaya Virus

Tidak semua virus bisa ditemukan obatnya atau vaksinnya. Salah satunya adalah virus HIV, penyebab penyakit AIDS. Azydothymidine yang ditemukan 1987 hanya mampu memperpanjang usia penderita AIDS. Tidak menyembuhkannya.

Beruntungnya, dunia medis berhasil mengidentifikasi penyebab virus itu: hubungan seks. Epidemolog pun bisa melakukan upaya pencegahan infeksi HIV melalui sosialisasi hubungan seks yang baik dan sterilisasi benda-benda yang bisa menyebabkan virus itu berjangkit, semisal jarum suntik.

Sayangnya, hal tersebut tidak dipercayai oleh Thabo Mbeki, Presiden Afrika Selatan sejak 1999. Saat AIDS marak di negaranya, dia yakin itu disebabkan karena kurang gizi dan gaya hidup yang buruk, bukan karena virus. Dia pun menolak ragam nasehat dan bantuan dari dunia medis.

Sampai pada titik dimana korban tewas sudah banyak, Pemerintahan Mbeki mulai melunak. Pertengahan 2000, sekira 300 ribu lebih warga Afsel tewas akibat AIDS dan lima ribu lebih anak lahir dengan HIV positif.

*****

Sekarang, dunia dihadapkan sama virus corona yang belum ditemukan obat dan vaksinnya secara efektif.

Beruntungnya, dunia medis mampu mengidentifikasi penyebab virus itu. Sosialisasi dan sterilisasi pun 'tak putus-putusnya dilakukan.

Sekarang, pilihan ada pada kita: apakah kita mau menjadi warga yang baik atau kita mau seperti Thabo Mbeki?

Sabtu, 21 Maret 2020

Massal

Ada 23 ribu orang tewas akibat kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada 2019. Itu menurut catatan Polri. Belum termasuk yang tidak tercatat.

Angka yang cukup besar, bukan? Sangat besar, bahkan. Tapi kita masih tenang-tenang saja. Di antara kita masih ada yang ugal-ugalan berkendaraan, lepas tangan naik motor, main ponsel sambil nyetir, dan lainnya.

Kenapa bisa demikian? Karena lakalantas tidak terjadi secara massal, sehingga tidak menarik perhatian. Bahasa Steve Jobs-nya: tidak menyentuh hati!

Bandingkan kalau pesawat terbang yang kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpangnya. Semua langsung dibahas, mulai dari kondisi pesawat, kemampuan pilot, izin maskapai, dan lainnya.

*****

Virus corona pun demikian. Karena dampaknya yang massal, semua dibahas, mulai dari virusnya, cara penyebarannya, cara mencegahnya, dan lainnya. Bahkan kita menjadi tahu dengan beberapa singkatan: ADP, ODP, dan PDP.

Padahal, penyakit yang berhuhungan dengan paru-paru bukan virus corona saja. Ada kanker paru-paru, ada paru-paru basah, dan lainnya. Salah satu penyebabnya bahkan sangat dekat dengan kita: rokok.

WHO mencatat: sejak 1964, ada 2,5 juta orang tewas akibat rokok, aktifis maupun pasifis. Empat puluh persennya gara-gara kanker paru-paru.

*****

Yang ingin saya sampaikan adalah bukan cuma virus corona yang membunuhmu, tapi rokok dan asapnya juga membunuhmu. Bedanya, satu bersifat massal, satu tidak. Satu memberi efek kejut, satu tidak.

Jadi, tetap jaga keluarga Anda! Jangan sampai papanya sibuk home working sambil merokok, dia jadi abai asapnya kena ke anaknya yang lagi home schooling dan istrinya yang lagi home shopping.

Hati-hati

Batuk sedikit, dikira virus corona.
Demam sedikit dikira virus corona.
Lebay! Manja!

Virus corona itu punya banyak gejala: batuk, demam tinggi, sesak napas, sulit menelan, tenggorokan meradang, dll.

Nah, supaya enak, kita terapkan prinsip kehati-hatian pada diri kita.

Maksudnya?

Kita pakaikan skala 1 sampai 5 untuk gejala-gejala itu.

Skala 1 untuk yang mengalami salah satu dari banyak gejala itu.
Skala 2-3 untuk yang mengalami lebih dari satu dari gejala itu.
Skala 4-5 untuk yang mengalami semua gejala itu.

Hati-hati maksudnya ketika kita masih di skala 1, segera periksakan diri kita ke dokter. Apalagi kalau skala 1 itu sudah kita alami beberapa hari.

Itulah yang dialami Bapak Bima Arya, Walikota Bogor. Gejala beliau baru batuk-batuk. Tapi beliau sudah dianjurkan menjalankan prosedur selayaknya orang terinfeksi virus Corona.

Ini jelas sebagai bentuk kehati-hatian.

Begitu pula dengan Pemilik sebuah perusahaan distributor gas LPG di Kendari, rekanan Pertamina. Beliau tiba-tiba saja demam sampai 40 DC. Dicek riwayat perjalanannya, beliau baru saja dari Bali menghadiri acara Pertamina.

Akhirnya, beliau sekarang dengan cepat menjalankan prosedur selayaknya orang terinfeksi virus corona.

Ini jelas sebagai bentuk kehati-hatian.

Ini bukan lebay.
Ini bukan manja.
Ini adalah bentuk kehati-hatian.

Kamis, 19 Maret 2020

Takut

Takut terhadap sesuatu yang membahayakan jiwa itu sangat manusiawi. Makanya, jauhi sesuatu itu! Jangan dekati! Itulah bentuk usaha manusia menjalankan salah satu nalurinya: mempertahankan jiwa. Dan bukankah agama pun menyeru kepada kita untuk menjaga jiwa?

Kecuali, kita punya senjata (benda atau pengetahuan) untuk menghadapi sesuatu itu. Dan kita yakin bisa mempertahankan jiwa dengan senjata itu. Maka usaha pun dilakukan.

Contoh: ketika buaya berkalung ban berkeliaran di Sungai Palu, seorang pejabat Palu menantang warga untuk melepaskan bannya. Semua warga menolak karena takut jiwanya terancam dan melayang.

Tidak lama, dua bule Australia menerima tantangan itu. Mereka datang dan menjalankan misinya. Akhirnya, dua bule Australia itu berhasil. Warga malah ramai-ramai melihat aksi mereka. Sebagian membantu.

Kenapa dua bule Australia itu berani dan berhasil? Karena keduanya punya senjata tentang buaya. Kenapa warga ramai-ramai membantu? Karena mereka merasa yakin, senjata dua bule Australia itu mampu menjaga jiwa mereka.

Kalau ternyata senjata itu tidak mampu  menjaga jiwa, itulah takdir Allah. Yang penting manusia sudah berusaha dengan senjatanya, tidak pasrah seadanya. Tidak pula gagah-gagahan: sok berani tapi tidak punya senjata.

*****

Virus corona pun demikian. Para ahli bilang: virus itu berbahaya dan mewabah. Vaksinnya belum ditemukan secara pasti dan efektif. Maka apa tindakan manusia? Jauhi dan jangan dekati virus itu!

Dulu, waktu malaria mulai merajalela di Papua, orang-orang dilarang ke sana. Tapi setelah vaksin malaria ditemukan, orang bebas-bebas saja ke sana, tapi dengan anjuran: suntik vaksin dulu baru berangkat.

Pun vaksinnya sudah ada, yang wafat karena malaria ternyata masih banyak. Itulah takdir Allah. Yang terpenting, manusia sudah mengusahakan senjatanya. Tidak pasrah seadanya. Tidak pula gagah-gagahan: sok berani tapi tidak punya senjata.

*****

Apakah takut manusiawi bertentangan dengan takut kepada Allah?

Sama sekali tidak.

Ketika manusia takut jiwanya terancam akibat kecelakaan kendaraan, upaya yang dilakukannya adalah memakai helm, memakai safety belt, dan lainnya. Jelas salah kalau kemudian ada yang bertanya: kenapa harus pakai helm? Kenapa harus pakai safety belt? Kalian lebih takut sama kecelakaan kah daripada sama Allah?

Ketika manusia takut jiwanya terancam akibat virus corona, upaya yang dilakukannya adalah menjaga jarak dengan manusia lain, menjaga aktifitas, dan lainnya. Jelas salah kalau kemudian ada yang bertanya: kenapa harus jaga jarak? Kenapa harus jaga aktifitas? Kalian lebih takut sama virus corona kah daripada sama Allah?

Takut yang bertentangan dengan takut kepada Allah adalah takut yang mengandung unsur kesyirikan. Contohnya, takut melangkah di atas sebuah batu karena keyakinan: siapa yang melangkah di atas batu akan celaka. Takut duduk di bawah pohon karena keyakinan: siapa yang duduk di bawah pohon rejekinya kurang lancar. Dan ragam keyakinan syirik lainnya.

Senin, 16 Maret 2020

Virus Corona, Covid-19

Virus itu dapat hidup di udara selama 3 jam, di tembaga 4 jam, di kardus 24 jam, dan di permukaan plastik dan stainless steel 3 hari.

Kalau virus itu tidak jauh beda dengan MERS dan SARS yang pernah mewabah, maka virus itu pun dapat hidup di gelas kaca dan bahan metal selama 9 hari.

*****

Sangat sedikit bayi yang tampaknya sakit akibat virus corona. Bayi berusia 1 hingga 11 bulan kurang rentan terhadap virus itu.

Hal itu terjadi karena paru-paru mereka belum mengekspresikan reseptor tertentu yang menjadi target virus untuk masuk ke dalam sel paru-paru.

*****

Proses infeksi virus corona berisiko lebih besar pada orang yang berusia lebih dari 50 atau 60 tahun. Hal ini disebabkan karena melemahnya sistem kekebalan tubuh mereka akibat usia tua.

Lemahnya sistem kekebalan tubuh akan meningkatkan peradangan paru-paru yang otomatis meningkatkan replikasi virus.

*****

Virus corona menular melalui sentuhan.

Satu, ketika manusia menyentuh dirinya sendiri, terkhusus bagian muka. Dalam sehari, manusia bisa menyentuh wajahnya sampai ribuan kali. Hitungan minimalnya, satu kali sentuhan dalam satu menit.

Dua, ketika manusia saling bersentuhan: jabat tangan, cipika-cipiki, berpelukan, berangkulan, dan lainnya. Semakin banyak manusia yang ditemui, semakin besar tingkat saling bersentuhan itu.

Tiga, ketika manusia menyentuh benda yang sama (fomites): finger print, tombol lift, pegangan tangga, gagang pintu, dan lainnya. Kemungkinan terbesar di kantor, di mall, di sekolah, dan lainnya. Semakin sering kita beraktifitas di tempat-tempat itu, semakin besar kemungkinan fomites itu.

Empat, ketika manusia menyentuh hewan peliharaannya (zoonosis). Anjing, kucing, babi, ayam, bebek, reptil, dan apapun itu, semua berpotensi menjadi perantara virus.

*****

Maka tepatlah anjuran itu:

Satu, sering-seringlah cuci tangan. Biar tangan yang banyak menyentuh itu selalu bersih. Bukan cuma cuci tangan. Sering-sering pulalah mandi. Minimal sekali sehari. Kebiasaan orang-orang kota yang jarang mandi karena jarang keringatan akibat keseringan di tempat ber-AC sangat tidak pantas ditiru untuk saat ini.

Dua, batasi pertemuan dan bepergian. Biar saling bersentuhan dan saling menyentuh benda yang sama itu bisa diminimalisir. Sekolah dan kampus diliburkan, karyawan disuruh kerja di rumah, muslim disuruh sholat di rumah, itu adalah anjuran yang sangat masuk akal di wilayah yang sudah sangat mewabah (pandemi).

*****

14 hari: dua minggu. Jumlah itu menjadi familiar sekarang.

Karena menjadi patokan jumlah hari libur anak sekolah.
Karena menjadi patokan jumlah hari dimana karyawan bisa bekerja di rumah.
Karena menjadi patokan jumlah hari istirahat Liga Indonesia.

Karena menjadi patokan jumlah hari isolasi, karantina, lockdown atau apapun namanya akibat mewabahnya (pandemi) virus corona (Covid-19).

Mengapa 14 hari? Mengapa dua minggu?Karena selama itulah masa inkubasi virus terjadi.

Jadi, sejak seseorang terpapar virus, butuh 14 hari sampai dirinya menunjukkan gejala terjangkiti virus: demam tinggi, batuk, radang tenggorokan, dan lainnya.

Pun terkhusus virus corona, penelitian bilang: masa inkubasinya hanya 5 hari.

*****

Jadi, bagi yang dapat rejeki libur 14 hari, rajin-rajinlah bersih-bersih. Itu rumah disapu baru dipel, jangan dilihat-lihati. Itu got depan rumah juga dibersihkan. Jangan cuma dibuangi sampah, tapi diangkat kembali sampahnya.

Kemudian, ini yang penting: perhatikanlah dirimu dan orang-orang di sekelilingmu selama masa itu. Kalau ada yang menunjukkan gejala-gejala terjangkiti virus corona, segera bawa ke rumah sakit rujukan.

Sabtu, 14 Maret 2020

Contagion

Ketika manusia menghancurkan habitat kelelawar, binatang malam itu langsung berkeliaran di kota-kota. Membawa kotorannya. Menyebarkan virusnya.

Virus kelelawar paling mudah menjangkiti binatang-binatang peliharaan manusia: anjing, kucing, ayam, burung, babi, dan lainnya. Melalui sisa makanan yang dimakan lagi atau melalui tahi.

Tatkala manusia bersentuhan dengan binatang peliharaannya itu, saat hidup ataupun saat diolah menjadi makanan, virus pun berpindah menjangkiti manusia.

Maka terjadilah fomites.

Fomites: penularan lewat sentuhan. Setiap hari, manusia menyentuh wajahnya satu sampai 3.000 kali. Hitungannya sekira satu sampai lima kali per menitnya. Kemudian manusia saling bersentuhan atau menyentuh benda yang sama, lalu saling menjangkiti.

Manusia yang kebal ketahanan tubuhnya akan baik-baik saja, meskipun bersentuhan dengan virus. Dan manusia yang tidak kebal akan mulai sakit dengan gejala demam tinggi, batuk, sulit menelan, badan lesu, dan lainnya.

Sakit itu pun menular secara cepat (epidemi) dan penularannya serempak terjadi di mana-mana, di daerah yang meluas (pandemi). Orang-orang jaman dulu menyebutnya wabah. Dan korbannya bisa sampai jutaan.

Bagaimana cara menangani virus itu?

Kalau kondisi sudah parah, cara isolasi, lock down, atau apalah istilahnya, adalah cara yang sangat masuk akal. Kenapa? Supaya manusia tidak saling bersentuhan dan tidak saling menyentuh benda yang sama. Fomites pun berhenti. Bisa seminggu, sebulan, atau beberapa bulan.

Dalam masa isolasi, semua pihak berwenang pun bisa bekerja.

Epidemolog menganalisis penyebaran virus di lokasi pandemi. Dari hulu sampai hilir.

Virolog dan ahli kesehatan menganalisis virusnya melalui sampel yang diperoleh dari mayat-mayat yang terjangkiti. Darah, kondisi tubuh, semuanya dibedah. Ujung dari analisis adalah ditemukannya vaksin yang cocok.

Pemerintah menjamin kebutuhan masyarakat selama masa isolasi. Mengatur agar tidak terjadi gejolak sosial yang berujung pada terjadinya gejolak ekonomi. Pun berat, semua harus dihadapi.

Warga (citizen), termasuk netizen, tetap taat dengan anjuran pemerintah. Jangan nakal! jangan sebarkan informasi yang tidak valid!

*****

Contagion adalah film yang cukup kuat menggambarkan bagaimana virus itu menular dan bagaimana orang-orang bekerja menanganinya. Penjelasan di atas adalah deskripsinya.

Tahukah kamu darimana kebiasaan jabat tangan itu bermula? Konon, di jaman perang, jabat tangan menandakan bahwa kedua belah pihak tidak membawa senjata.


Jumat, 13 Maret 2020

Bakar Sampah

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menghibur dirinya dari kepedihan hidup yang dialaminya. Salah satunya: bakar sampah.

Pramoedya Ananta Toer waktu hidup juga begitu. Ada kebahagiaan yang muncul dalam dirinya tatkala dia menumpuk sampah dedaunan di halaman rumahnya lalu membakarnya sampai habis.

Nah, tetangga saya ternyata ada yang serupa Mas Pram. Suka bakar sampah. Tak peduli pagi, siang, dan malam. Dan 'tak peduli apakah ada tetangganya -termasuk saya- yang terganggu akibat asapnya. Sepertinya kepedihan hidupnya di atas kepedihan hidup tetangganya.

*****

Bagi Anda yang mirip-mirip Mas Pram dan tetangga saya itu, tolong perhatikan orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang terganggu atau tidak. Apalagi kalau tetangga Anda itu orang tua.

Kalau Anda tetap mau membakar sampah, tolong teknik membakarnya diperbaiki. Sampahnya dibakar sedikit-sedikit, jangan sekaligus, supaya asapnya tidak menggumpal ke sana ke mari dan mengganggu orang lain.

Atau Anda pakai teknik saya: beli kantongan atau karung untuk menampung sampah. Kalau sudah full, sampah di bawah untuk dibuang ke motor sampah, mobil sampah, atau kontainer sampah yang sudah disiapkan Pemerintah.

Kalau ada pertanyaan dari petugas sampah: di manaki tinggal? Sudahmaki berlangganan? Atau lainnya, yakinlah, pertanyaan itu akan reda dengan lembaran dua ribu sampai lima ribu rupiah. Plus satu kantung plastik kue baroncong.

Rabu, 11 Maret 2020

Khusyu'

Khusyu' dalam ibadah itu bukan menangis-nangis, meraung-raung, atau apalah.

Tapi...

Khusyu' dalam ibadah adalah sebuah kondisi dimana ketika kita selesai melakukan ibadah itu, muncul rasa rindu dalam diri kita untuk segera melakukannya lagi.

Ketika selesai sholat subuh, misalnya, kita menjadi rindu sholat dzuhur. Selesai sholat dzuhur, kita merindukan sholat Ashar.

Dan begitu seterusnya. Sampai-sampai Allah menjadikan rasa rindu itu tameng yang melindungi diri kita dari keinginan berbuat maksiat.

Apakah kita sering merasakan rindu itu? Biasanya, kita merasakannya di awal-awal Ramadhan. Selesai sholat Subuh, kita intens menanti sholat Dzuhur. Diselanya kita isi dengan mengaji. Selesai Dzuhur, kita mengaji lagi sampai sholat Ashar.

Dan kerinduan memuncak tatkala waktu telah menuju maghrib, saat berbuka. Apalagi jalangkote, es buah, dan pisang ijo ada di ujung kerinduan itu. Hehe...

Semoga kita dihinggapi rasa rindu dalam beribadah. Dan kita diberi kekuatan untuk merawat rasa itu.

Senin, 09 Maret 2020

Galang Rambu Anarki (1982 - 1997)


Galang dan Iwan Fals
Galang Rambu Anarki, anaknya Iwan Fals. Lahir 1 Januari menjelang Pemilu 1982. Tumbuh dan besar di Bintaro, Jaksel. Gaulnya di PIM, Pondok Indah Mall.

Sering clash dengan orangtua, tapi cukup mewarisi darah seni Iwan Fals, bapaknya. Meskipun sangat berbeda dalam selera musik. Galang terinspirasi Kurt Cobain; bapaknya penggila Bob Dylan dan Koes Plus.

*****

Di PIM, Galang bergaul gila-gilaan. Narkoba, alkohol, tawuran, semua disentuhnya. Tapi dia tetap membulatkan tekad: membentuk band musik.

Dia akhirnya ketemu sama Toni, vokalis yang 10 tahun lebih tua darinya. Selanjutnya, ketemu lagi sama Nial (bassist), Oka (drummer), dan Eri (gitaris). Kelimanya sepakat membentuk band JFF. Just for Fuck, Just for Fun, apalah...

Bunga Band
Kelimanya kemudian main-main di studio milik Oka. Meng-cover lagu milik band-band barat 90-an: Red Hot Chilli Peppers, Nirvana, Collective Soul, Pearl Jam, dan lainnya.

Merasa mainnya sudah mapan, mereka pun sepakat ikut festival. Karena band baru, gugup, mabuklah mereka semua sebelum naik panggung. Hasilnya: permainan mereka hancur dan disoraki penonton.

Galang marah disoraki. Merasa dilecehkan, dia pun melompat ke arah penonton dan baku pukul dengan anak-anak punk yang meneriakinya. Festival bubar.

Galang mengadu kepada bapaknya. Iwan Fals kemudian menasehati kelimanya, "Kalau kalian main usahakan jangan mabok. Karena kalau mabok, kalian tidak bakal bisa mengendalikan diri."

*****

Selanjutnya, kelimanya sepakat menepi ke studio milik Iwan Fals di Puncak Bogor. Di sana mereka workshop, bikin lagu sendiri. Iwan Fals sendiri sangat mendukung Galang dengan membelikan alat-alat musik. Meskipun sering dihancurkan Galang kalau lagi main karena sok-sok mau seperti Kurt Cobain.

Setelah tiga bulan workshop, kelimanya pun berhasil membuat materi lagu. Rekaman materi itu ditawarkan ke ragam produser lewat link Iwan Fals. Akhirnya mereka deal dengan sebuah label rekaman. Nama band disepakati: Bunga.

Sambil menunggu proses penggarapan album pertama Bunga, lagu berjudul Gila coba dimasukkan dalam album kompilasi Indie. Hasilnya, lagu itu cukup meledak di telinga pendengar radio.

*****

Sayangnya, di tengah proses penggarapan album Bunga, kabar duka datang. Galang ditemukan wafat di dalam kamarnya.

Keluarga menjelaskan bahwa Galang punya asma akut, tapi media kala itu menduga Galang wafat karena overdosis narkoba. Apapun itu, Iwan Fals sangat terpukul dan sempat vakum bermusik dalam waktu yang cukup lama.

Personil Bunga sendiri mengikhlaskan kepergian Galang. Mereka tak mau mempermasalahkannya. Apalagi, menurut Toni sang vokalis, Galang sempat menyiratkan kepergiannya. Kepada Toni, Galang bilang: dia ingin main gitar bersama Kurt Cobain, idolanya yang juga sudah wafat. Itu disampaikan Galang dua hari sebelum wafat.

Sebagai penghargaan kepada Galang, album pertama Bunga yang rilis 1997 diberi judul Untukmu Galang. Hitsnya berjudul Kasih Jangan Kau Pergi meledak di pasaran.

Minggu, 08 Maret 2020

United Bike


Ini sepeda sudah jadi teman sejak 2012. Tahun di mana sepeda MTB jadi idola; sepeda fixie tenggelam.

Sepeda ini sudah melalui semua jalur di semua penjuru mata angin. Kiblatnya ada di Sudiang.

Ke Bantimurung lewat belakang dan pulang lewat depan demi menikmati senja dan jus di Pantai tak berombak.

Ke Paotere lewat pinggir tol dan pulang lewat jalan Perintis demi menikmati kapal-kapal kayu yang berjajar dan pelelangan yang sebentar lagi direlokasi ke Untia.

Ke Pucak lewat belakang bandara demi melihat suasana desa, Sungai, dan Villa mewah milik keluarga Palaguna. Terus pulang lewat Poros Masale tempat di mana pakan ternak PT Japfa tertata berbukit-bukit. Alhamdulillah kini jalananmu sudah aspal full. Dulu masih tanah merah berkerikil.

Ke Kuri Caddi lewat Patene dan pulang lewat Kampung Tua demi menikmati pantai perawan yang tidak terjamah reklamasi.

Ke Untia dan Lantebung lewat pinggir tol demi menikmati laut yang dipinggirnya berdiri hutan mangrove.

Semuanya sudah berlalu selama delapan tahun.

Sepeda ini kini terparkir. Sadelnya patah. Saya malas memperbaikinya karena saya sedang hobi lari-lari.

Oe... sepeda. Santai mako ces. Tenang mako. Kalau demam seli sudah mati, kita gowes lagi.

@unitedbikeofficial
@mtb.id

Sabtu, 07 Maret 2020

Celakalah!

Ada dua surah dalam Al Qur'an yang diawali peringatan keras: celakalah!

Surah Al Mutoffifin dan Al Humazah.

Menariknya, yang diingatkan celaka bukanlah hal-hal besar, ghaib atau pun hal-hal yang berat dibahas, tapi hal-hal kecil yang sangat dekat dengan diri kita di keseharian.

Surah AL MUTOFFIFIN memperingatkan: celakalah bagi orang-orang yang curang! Orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, minta dicukupkan. Dan apabila mereka yang menakar, mereka mengurangi.

Kita yang berjual-beli pakai timbangan, kita yang menghitung dan membagi upah, kita yang memberikan penilaian kinerja, hati-hatilah dengan kecurangan dan ketidakadilan yang mungkin melingkupi diri kita, meskipun sedikit.

Surah AL HUMAZAH memperingatkan: celakalah bagi para pengumpat dan pencela! Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya.

Kita yang melakukan body shaming, melakukan bullying, menulis status kritikan yang memancing hinaan, yang menimbun harta dengan penuh kepelitan, hati-hatilah dengan tindakan kita.

*****

Ternyata hal-hal yang mencelakakan kita bukanlah economic down, kehilangan pekerjaan, virus yang menerpa, harga komoditas yang naik, tapi...

Kamis, 05 Maret 2020

Kaidah Ibadah dan Muamalah

Secara umum, seorang Muslim itu hanya melakukan dua aktifitas dalam sehari: ibadah dan muamalah. Kalau bukan ibadah, yah muamalah. Kalau bukan muamalah, ya ibadah.

*****

Ibadah itu aktifitas yang menghubungkan antara diri seorang Muslim dengan Allah, Tuhannya. Sifatnya vertikal.

Untuk aktifitas ini, Nabi Muhammad sudah mewanti-wanti: barangsiapa yang melakukan amalan yang tidak ada contohnya dariku maka tertolak.

Atas dasar itu, ulama bikin kaidah untuk urusan ibadah. Kaidahnya berbunyi: semua ibadah dilarang, kecuali ada dalil yang membolehkan. Artinya apa? Ibadah harus pakai dalil.

Sholat, misalnya, semua gerakan dan bacaannya, dari takbir sampai salam, harus ada dalilnya dari Al Qur'an dan Hadits. Begitupula puasa, haji, dan ibadah lainnya.

Kalau ada ibadah yang tidak pakai dalil, itulah yang familiar disebut bid'ah (mengada-ada). Sayangnya, istilah bid'ah ini banyak membuat kening mengkerut dan otot menegang. Padahal, istilah itu biasa saja dalam diskursus antarumat Muslim.

*****

Muamalah itu aktifitas yang menghubungkan antara diri seorang Muslim dengan manusia dan lingkungan di sekitarnya. Sifatnya horisontal.

Untuk aktifitas ini, karena cenderung bersifat keduniaan, Nabi bilang: kalian lebih tahu urusan duniamu.

Makanya, ulama bikin kaidah tentang urusan muamalah. Kaidahnya berbunyi: semua muamalah dibolehkan, kecuali ada dalil yang melarang.

Jual beli, misalnya, semua boleh dijual-belikan, kecuali beberapa benda yang dilarang: minuman keras, babi, dan lainnya. Atau dari sisi prosesnya yang dilarang: mengandung tipu daya, riba, judi, gharar, dan lainnya.

*****

Jadi, Anda seorang Muslim, ketika terjebak dalam kondisi aktifitas yang menimbulkan pertanyaan, maka hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengidentifikasi kondisi itu, apakah termasuk ibadah atau muamalah.

Setelah kondisi diidentifikasi, terapkanlah kaidah ulama di atas sesuai kondisi. Kalau perlu pakai panduan ulama dalam penerapannya.

Minggu, 01 Maret 2020

Mereka yang Dijamin Masuk Surga

Ada 10 sahabat Nabi Muhammad yang dijamin masuk surga oleh Nabi sendiri.

Abu Bakar Ash Shiddiq
Umar bin Khaththab
Utsman bin Affan
Ali bin Abi Thalib
Thalhah bin Ubaidillah
Zubair bin Awwam
Abdurrahman bin Auf
Saad bin Abi Waqqas
Sa'id bin Zaid
Abu Ubaidah bin Al Jarrah

Tentu perjuangan agamalah yang menjadi indikator Nabi. Ke-10 sahabat itu semuanya terlibat dalam penyebaran Al Qur'an dan hadits. Semuanya juga terlibat dalam perang melawan musuh. Bahkan ada yang mati saat perang.

Tapi, tentu kita penasaran mengetahui bagaimana kehidupan dunia ke-10 sahabat itu. Apakah waw, wadidauw, biasa saja, atau bagaimana?

Kita pakai indikator keduniaan yang umum saja biar gampang menyentuh diri kita, yaitu harta, tahta, wanita.

Dari sisi HARTA, ternyata ke-10 sahabat itu tidak semuanya orang kaya. Ada juga yang miskin, bahkan miskin sekali.

Abu Ubaidah, contohnya. Di rumahnya, dia tidak memiliki satu pun barang mewah, kecuali baju perangnya.

Ali bin Abi Thalib juga demikian, istrinya Fatimah Az Zahra pernah mengeluh tak secuil pun pangan tersedia di rumahnya untuk dimakan.

Barisan yang kaya banyak juga. Abdurrahman bin Auf, Abu Bakar dan Ustman bin Affan adalah orang-orang yang luar biasa dalam menyumbangkan hartanya.

Artinya apa? Kalian mau kaya atau miskin, kalian punya sama-sama peluang untuk masuk surga.

Dari sisi TAHTA, ternyata ke-10 sahabat itu tidak semuanya punya jabatan. Ada juga yang orang biasa, bahkan biasa sekali.

Yang punya jabatan hanya Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali sebagai khalifah; Abdurrahman bin Auf sebagai Gubernur. Selebihnya hanya orang biasa.

Artinya apa? Kalian mau punya jabatan atau tidak, kalian punya sama-sama peluang untuk masuk surga.

Dari sisi WANITA, inilah yang berat. Dan dengan penuh rasa keberatan, saya harus menyampaikan bahwa ke-10 sahabat itu ternyata semuanya beristri lebih dari satu kali alias poligami.

Abdurrahman bin Auf yang paling kaya beristri sampai belasan kali. Abu Ubaidah yang paling miskin beristri dua kali.

Artinya apa? Silahkan mengartikannya sendiri. Wkwkwkwk.