Jumat, 27 Maret 2020

Perawat

Perawat di Wuhan (dok. Redfishstrem)
Akhir 2019 kemarin, saya berkunjung ke Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Menjenguk orangtua teman yang lagi kanker darah. Suasana sepi. Tidak biasanya RS Wahidin sesepi itu.

Saya pun memperoleh informasi yang butuh dikonfirmasi: banyak perawat RS Wahidin yang resign karena ketidakjelasan masa depan honorer di RS milik pemerintah itu.

Mendapat informasi itu, saya jadi teringat satu-dua keluarga yang kerja di RSUD Latemmamala Soppeng. Sudah lima tahun mereka kerja di sana. Tanpa digaji. Kalau lebaran, dijatahi sepasang botol Fanta dan Coca-Cola. Kabar terakhir, mereka sudah digaji Rp 700 ribu per tiga bulan. Nilai yang sangat rendah, bukan?

Saya juga jadi teringat sama pegawai RSUD Sultan Matahher Jambi yang dimarahi tengah malam sama Zumi Zola, Gubernur Jambi. Mereka dimarahi karena kedapatan tertidur. Kita tidak perlu bertanya mengapa mereka tertidur. Tentu karena lelah. Tidak perlu juga Kita bertanya berapa gaji mereka. Tentu...

*****

Di awal 2020 ini, tugas dokter, perawat, dan karyawan RS semakin berat. Tentu karena mewabahnya penyakit Covid-19. Mereka harus standby di RS. Sebagian tidak boleh pulang. Tidak bertemu keluarga.

Tidak perlu kita bertanya berapa gaji mereka!
Tidak perlu kita bertanya berapa insentif mereka dari Pemerintah!
Kita doakan saja semoga mereka kuat secara fisik dan mental!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar