Minggu, 27 Agustus 2023

Madinah

Karena dakwahnya mendapat pertentangan keras dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad memutuskan hijrah dari Mekkah menuju Yastrib bersama para sahabatnya. Beliau terusir dari tanah kelahirannya sendiri; diusir oleh kaumnya sendiri.

Di Yastrib, ketika Muhammad datang, telah berdiam beberapa suku. Muhammad berbaur dengan suku-suku itu. Dinamai Yastrib sendiri karena daerah itu dibangun pertama kali oleh Yastrib bin Qaniyah, keturunan Nabi Nuh.

*****

Bersama istrinya Aisyah, Muhammad mendirikan rumah. Di samping rumahnya, dia mendirikan masjid sederhana yang difungsikan sebagai tempat sholat, berdakwah, dan kordinasi dengan para sahabatnya.

Tidak seperti kaum Quraisy di Mekkah, suku-suku di Yastrib menerima dengan baik dakwah Muhammad. Banyak dari penduduknya kemudian masuk Islam. Terinspirasi akan hal tersebut, Muhammad kemudian mengubah nama Yastrib menjadi Madinah: kota yang bercahaya. 

*****

Dalam perjalanannya, Nabi Muhammad membangun Madinah. Secara religius maupun non religius (politik, ekonomi, dan sosial). Beliaulah pemimpin agama sekaligus pemimpin rakyat. Khalifah.

Terlebih, ayat-ayat Allah tentang hukum (pernikahan, riba, waris, miras, dll.) banyak turun di Madinah. Itu jelas membantu Muhammad dalam menata rakyatnya.

Setelah ayat tentang miras turun, misalnya, Muhammad langsung menyerukannya. Dan para sahabat, tanpa bertanya, langsung menumpahkan miras mereka ke jalanan lalu mengharamkannya, tanpa kecuali.

Muhammad pada akhirnya wafat di Madinah. Di dalam rumahnya; di samping istrinya Aisyah. Dia dimakamkan di halaman rumahnya.

*****

Kini, tentu kita sudah tidak bisa menemukan lagi bentuk asli dari rumah dan masjid Nabi Muhammad yang terbuat dari bahan baku apa adanya: tanah liat, pelepah kurma, dll. Sejak jaman khalifah Utsman bin Affan, keduanya sudah direnovasi. 

Tahun demi tahun, era kekhalifahan demi kekhalifahan, sampai era kerajaan Saudi sekarang, rumah dan masjid Nabi mengalami perluasan dan modernisasi. Itulah yang sekarang kita kenal sebagai masjid Nabawi.


Jumat, 25 Agustus 2023

Mekkah

Di tengah usaha dakwahnya di Babilonia, tiba-tiba Ibrahim mendapat perintah dari Allah. Dia disuruh pergi ke sebuah daerah gurun, tandus, tak berpenghuni. Bersama istrinya Hajar dan bayinya Ismail, Ibrahim pun pergi dengan menunggangi onta.

Anehnya, setiba di daerah tujuan, Allah malah menyuruh Ibrahim kembali membawa ontanya dan meninggalkan istri dan bayinya. Dengan berat hati, karena perintah Allah, Ibrahim pun kembali tanpa menoleh sedikit pun ke arah istri dan bayinya. Hajar sempat protes dan mempertanyakan keputusan Ibrahim. Tapi kemudian dia luluh karena meyakini itu adalah perintah Allah.

Hajar bersedih di samping bayinya Ismail yang baru berusia satu tahun. Terlebih, bayinya menangis keras karena kehausan. Hajar pun berusaha mencari sumber air. Dia berlari naik-turun tujuh kali ke dua bukit untuk mencari sumber air. Langkahnya terhenti. Dia pun tersungkur dekat bayinya.

Tak lama, dia terkaget mendapati sumber air yang muncul dari bawah kaki bayinya. Dia pun menyusun batu-batu untuk membendung air itu agar terkumpul. Dia berteriak dalam bahasa kipti: "zamzam..., zamzam... (berkumpullah..., berkumpullah...)."

Dari mana mukjizat Allah memunculkan mata air zamzam? Ada dua pendapat: pendapat pertama, dari hentakan kaki bayi Ismail; pendapat kedua, Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk membuat mata air itu dengan kepakan sayapnya.

*****

Tak lama berselang, datang rombongan suku Jumhur keturunan Arab dari Yaman melintasi gurun. Mereka memang terbiasa hidup nomaden. Berpindah-pindah. 

Pada suatu momen, mereka melihat ada burung yang berputar-putar di atas sebuah lembah. Biasanya, kalau ada burung berperilaku seperti itu, berarti ada kehidupan di bawahnya.

Mereka pun mengecek dan mendapati Hajar, bayinya Ismail, dan sumber air di dekatnya yang telah tertampung. Mereka pun memutuskan untuk menetap di situ. Hajar mengizinkannya.

Dari situ, terbentuklah komunitas. Berkembang dan berkembang sampai terbentuklah sekarang apa yang dikenal sebagai Mekkah, kota yang mulia.

*****

Mekkah, air zamzam, dua bukit (Safa dan Marwah) tempat Hajar berlari, semua itu kini terangkum dan terhayati dalam proses ibadah Haji dan Umroh umat Islam.

Ka'bah

Siapa yang membangun ka'bah? Sampai sekarang masih didiskusikan. Pendapat yang beredar: rumah Allah (baitullah) itu dibangun malaikat sebagai tempat ibadah Adam. 

Ada juga yang bilang: Adam yang membangunnya, dilanjutkan Nuh, tapi kemudian hancur. Ibrahim dan Ismail lalu membangunnya kembali.

Tapi pendapat paling populer: ka'bah dibangun Ibrahim dan Ismail. Sebagaimana tertulis dalam Al Qur'an surah Al Baqarah ayat 127.

Saat membangun, Ibrahim dan Ismail kekurangan batu. Allah pun memerintahkan Malaikat Jibril mengirimkan batu. Batu itulah yang kini dikenal sebagai hajar aswad.

Dalam perjalanannya, ka'bah beberapa kali hancur dan beberapa kali pula direnovasi. Karena bencana, karena perang, dan karena kebijakan kekhalifahan.

Tahun 606 M, misalnya, sebagian dinding ka'bah hancur karena banjir. Kaum Quraisy memperbaikinya. Muhammad turut serta dalam proses renovasi itu.

Setelah menjadi nabi, Muhammad menyampaikan kepada istrinya Aisyah bahwa dia kecewa dengan proses renovasi itu. Sebabnya, banyak bentuk bangunan yang berubah dan tidak sesuai dengan yang dibangun Ibrahim.

Setelah Muhammad wafat, ka'bah direnovasi lagi oleh Abdullah bin Zubair akibat terbakar dan roboh akibat serangan Dinasti Umayyah ke Mekkah. Abdullah bin Zubair merenovasinya dan berupaya membangunnya sesuai keinginan Muhammad.

Dalam perjalanannya, Abdullah bin Zubair akhirnya terbunuh oleh Dinasti Umayyah. Ka'bah pun direnovasi lagi oleh Dinasti Umayyah karena tidak puas dengan renovasi yang dilakukan Abdullah bin Zubair. Hasil renovasi Dinasti Umayyah itulah yang bertahan sampai sekarang.



Umroh

Mimpi adalah salah satu cara Allah mewahyuhi Nabi. Umroh, salah satunya. Kala itu, dalam tidurnya, Muhammad bermimpi tawaf di ka'bah, sholat dua rakaat, sai di bukit Safa-Marwah, lalu bertahallul.

Mimpi itu beliau sampaikan kepada sahabat-sahabatnya. Para sahabatnya mendengar dengan antusias. Nabi pun mengerahkan ratusan penduduk Madinah menuju Mekkah naik onta untuk berumroh.

Rombongan Nabi dihadang oleh kaum Quraisy, penduduk Mekkah. Setelah terjadi diskusi alot, muncullah perjanjian Hudaibiyah yang salah satu isinya: umroh ditunda setahun ke depan.

Tahun depannya, Nabi dan para sahabatnya akhirnya berumroh. Beliau tawaf mengelilingi ka'bah disaksikan langsung kaum Quraisy dari kejauhan.

Untuk memperlihatkan kepada kaum Quraisy bahwa kaum Muslimin kuat, Nabi memerintahkan para sahabatnya tawaf sambil berlari-lari kecil dan memperlihatkan badan bagian pundak sebelah kanannya.

*****

Dalam sejarahnya, Nabi Muhammad tiga kali melakukan umroh. Umroh terakhir dirangkaikan dengan berhaji. 

Sekarang, umroh telah menjadi salah satu bagian krusial dari ibadah kaum Muslimin. Sepanjang tahun, secara berantrian, jutaan Muslim tak henti-hentinya bertawaf mengelilingi ka'bah.



Selasa, 01 Agustus 2023

Keluarga Ibrahim

Ibrahim dan istri cantiknya Sarah masuk ke Mesir. Kala itu, Mesir dikuasai raja yang punya kebiasaan buruk: suka sama istri orang lain yang cantik.

Biar aman, Ibrahim dan Sarah pun sepakat untuk mengaku sebagai saudara ke halayak umum, bukan sebagai suami-istri. 

Tapi apa daya, sang raja tak kuasa melihat pesona Sarah. Dia pun tak sabar ingin segera menjamahnya.

Percobaan pertama, sang raja coba menganggu Sarah. Sadar akan gerak-gerik raja, Sarah berdoa mohon perlindungan kepada Allah. Oleh Allah, sang raja dibuat kaku tak bisa bergerak.

Raja pun minta maaf kepada Sarah. Sarah memaafkannya dan berdoa lagi kepada Allah agar menyembuhkan raja.

Setelah sembuh, sang raja tetap liar dan kembali coba menganggu Sarah. Keadaan pun berulang: raja dibuat kaku, kemudian minta maaf, Sarah memaafkannya, dan Allah menyembuhkannya lagi.

Dua kali sembuh, raja tetap punya hasrat kepada Sarah dan kembali coba mengganggunya. Sarah berdoa lagi sehingga Allah membuat sang raja betul-betul tak bisa bergerak sama sekali kecuali bicara.

Raja pun kembali memohon kesembuhan kepada Sarah. Akhirnya Sarah berdoa lagi kepada Allah dan sang raja disembuhkan.

Sembuh untuk ketiga kalinya, raja pun berkata kepada ajudannya: usir Sarah dan Ibrahim dari Mesir karena mereka bukan manusia, melainkan jin. 

Ibrahim dan Sarah pun meninggalkan Mesir. Agar Sarah tidak sakit hati dan kembali berdoa buruk, sang raja menghadiahinya seorang budak perempuan bernama Hajar.

*****

Dalam perjalanannya, karena Sarah tidak mampu memberikan keturunan kepada Ibrahim, dia pun mengijinkan Ibrahim menikahi Hajar.

Ibrahim dan Hajar pun menikah. Keduanya lalu dikaruniai seorang anak lelaki yang diberi nama Ismail.

Melihat keadaan Hajar yang punya anak, Sarah cemburu. Dia pun berdoa kepada Allah agar diberi keturunan juga. Allah mengabulkannya. Sarah pun hamil dan melahirkan anak yang diberi nama Ishaq.