Selasa, 24 September 2019

Piala Dunia 1950-an: Lahirnya Puskas, Adidas, Puma, dan Pele

Setelah Piala Dunia 1938 dihelat, FIFA batal menggelar PD 1942 dan 1948 karena Perang Dunia II. PD kembali digelar pada 1950. Makanya, PD yang dilaksanakan di Brazil ini terbilang spesial karena mengobati penantian fans selama 12 tahun.

Logo PD 1950 (dok. FIFA)
Pun demikian, PD ini tampak timpang karena tim-tim eropa tidak full. Jerman dilarang tampil karena terlibat perang. Juara bertahan Italia banyak kehilangan pemainnya yang bermain di Torino akibat tragedi Superga: pesawat klub Torino menabrak bukit Superga di Lisbon. Makanya, meskipun tetap bermain, Italia tampil defensif yang kemudian melahirkan istilah catenacio.

Hal menarik lainnya: India batal jadi peserta karena tidak boleh bertanding tanpa mengenakan sepatu, nomor punggung untuk pertama kalinya dikenakan di baju pemain, dan sistem knockout dihilangkan dan diganti dengan sistem grup.

Dalam sistem grup, peserta dibagi empat grup. Juara masing-masing grup dibuatkan lagi grup dimana juara grup inilah yang menjadi juara PD. Dan dalam penentuan juara grup, tuan rumah Brazil bertemu Uruguay. Tak disangka, Brazil yang diunggulkan kalah 1-2. Uruguay juara.

Ketua FIFA, Jules Rimet, tak bisa berkata apa-apa dalam sambutannya karena yang dia siapkan adalah pidato kemenangan Brazil. Fans Brazil juga banyak yang depresi sampai-sampai pemerintah Brazil menyebar psikolog.

Brazil Vs Uruguay (dok. FIFA)
*****

Piala Dunia 1954 dilaksanakan di Swiss, markas FIFA. Hungaria menjadi tim favorit karena memiliki Ferenc Puskas, striker terbaik Eropa yang membawa Real Madrid juara Piala Champions tiga kali beruntun.

Logo PD Swiss 1954 (dok. FIFA)
Benar saja, Hungaria tampil trengginas sepanjang turnamen. Jerman Barat digilas 8-3 di babak grup; Brazil dan Uruguay dihabisi di babak gugur. Hungaria ke final dengan 25 gol dan hanya kebobolan 7 gol.

Di final, Hungaria kembali bertemu Jerman Barat, tim yang mereka gilas di penyisihan. Hungaria unggul cepat 2-0, tapi entah kenapa, Jerman Barat mampu membalikkan skor menjadi 2-3 dan juara.

Ferenc Puskas (dok. FIFA)
Banyak yang bertanya-tanya, apa rahasia kemenangan Jerman Barat? Salah satu rahasianya adalah sepatu modern yang disiapkan bagian perlengkapan tim, Adi Dasler. Sepatu itu dapat menyesuaikan dengan kondisi hujan saat laga final berlangsung.

Ferenc Puskas menjadi sejarah sebagai striker berkelas. Namanya diabadikan FIFA dalam ajang gol terbaik, Puskas Award. Sementara Adi Dasler, dalam perjalanannya, membuat perusahaan produsen alat olahraga berlabel AdiDas, singkatan dari namanya. Adiknya Rudolf Dasler juga mendirikan perusahaan yang sama berlabel Puma.

Adi & Rudolf Dasler (dok. adidassler.org)
*****

Piala Dunia 1958 awalnya menjadi tidak menarik karena tim kuat Hungaria banyak kehilangan pemainnya akibat revolusi di negaranya. Fans bola tak bisa lagi menonton aksi Ferenc Puskas.
Logo PD Swedia 1958 (dok. FIFA)
Namun, mata fans bola akhirnya tertuju pada sosok pemain muda berusia 17 tahun, Pele. Skillnya yang menari-nari membawa Brasil menjadi juara dengan mengalahkan tuan rumah Swedia 5-2. Julukan tim samba pun muncul untuk Brasil.

Pele mencetak rekor: pemain muda pertama yang mencetak gol dan hattrick di Piala Dunia, yaitu pada usia 17 tahun 29 hari. Sebaliknya, kapten Swedia Nils Liedholm menjadi pencetak gol tertua, yaitu pada usia 35 tahun 263 hari.
Pele (dok. FIFA)
Just Fontaine, striker Prancis, juga mencetak rekor. Bahkan belum terpecahkan sampai sekarang. Dia menjadi top skor dengan 13 gol.

Safawi

Safawi (dok. BolaSport.com)
Nama Muhammad Safawi Rasid mendadak terkenal. Permainannya yang elegan kala membawa Malaysia membungkam Indonesia 3-2 di Gelora Bung Karno menuai pujian.

Tapi tahukah Anda: ternyata bakat Safawi diasah oleh Rahmad Darmawan, pelatih asal Indonesia.

Itu terjadi pada tahun 2015, saat Rahmad dipercaya menjadi pelatih Trengganu Team (T-Team), tim yang bermain di Malaysian Premiere League (MPL), kasta kedua di bawah Malaysian Super League (MSL). Safawi yang kala itu berusia 16 tahun dan bermain di T-Team junior dipercaya Rahmad masuk skuat T-Team senior berkat skill-nya yang mumpuni.

Hasilnya luar biasa: untuk pertama kalinya T-Team finish di posisi tiga klasemen MPL dan naik kasta ke MSL. T-Team bersama Safawi pun menjadi pujaan supporter. Menggusur kepopuleran Trengganu FC sebagai Tim utama Kota Trengganu.

Rahmad dan Safawi akhirnya berpisah pada 2017. Rahmad 'tak mampu menahan keinginan Safawi bergabung dengan Johor Darul Takzim, Tim terbaik MSL. Rahmad sendiri memilih tidak memperpanjang kontrak di T-Team. Dia memilih kembali ke Indonesia menukangi Sriwijaya FC.

Bahlil Lahadalia

Bahlil Lahadalia (dok: Kemendikbud)
Lahir di Fakfak. Ayah tukang batu. Ibu pembantu. Bersaudara delapan orang. Kemiskinan jelas menjadi temannya. Pasti itu.

Tapi dia tidak menyerah. Dia berjuang. Dia bersyukur: berhasil lulus S1 di Sekolah Ekonomi di Jayapura sana.

Ijazah S1 itulah yang membawanya duduk di kursi kantor bank memelototi dokumen-dokumen transaksi.

Tapi dia bosan. Dia merasa menjadi pegawai bukan jiwanya. Akhirnya dia keluar dan memberanikan diri menjadi pengusaha.

Dia berpikir: menjadi pengusahalah yang akan membebaskan keluarganya dari kemiskinan.

Akhirnya dia berhasil! Usahanya berkembang di segala sektor. Diakui di kalangan pengusaha. Pengakuan yang membawanya menjadi pengusaha level nasional.

Ya, dialah Bahlil Lahadalia, Ketua PB Hipmi.

Selasa, 27 Agustus 2019

Piala Dunia 1930-an: Jules Rimet, Efek Mussolini, dan Keikutsertaan Indonesia

Pada 1930, Piala Dunia digelar untuk pertama kali. Uruguay diangkat menjadi tuan rumah pertama. Alasannya dua: mereka kuat secara tim karena menjuarai Olimpiade dan mereka siap secara infrastruktur.

FIFA, melalui Ketuanya Jules Rimet, berjuang keras melaksanakan PD pertama di Uruguay itu. Mulai menyebarkan undangan sampai membujuk beberapa negara. Tiga belas negara akhirnya bersedia. Sembilan dari benua Amerika; empat dari Eropa. Akomodasi kapal laut peserta, terkhusus tim eropa, sebagian besar ditanggung panitia.

Untuk menghargai perjuangan Jules Rimet, trofi Piala Dunia dinamai dengan namanya.

Jules Rimet (kiri) dan trofi Piala Dunia (dok. FIFA)
Logo Piala Dunia 1930 (dok. Wikipedia)
Uruguay akhirnya melenggang ke partai final bertemu Argentina. Menariknya, masing-masing tim membawa bola sendiri. Wasit memutuskan: babak pertama pakai bola Argentina; babak kedua pakai bola Uruguay. Mungkin pemakaian bola berpengaruh. Argentina unggul 2-1 di babak pertama, tapi kemudian dibaliki 2-4 di babak kedua. Uruguay juara.

Tim Uruguay (dok. FIFA)
*****

Piala Dunia 1934 yang digelar di Italia diwarnai beberapa kontroversi. Pertama, juara bertahan Uruguay menolak ikut sebagai balasan kepada Italia yang menolak ikut pada PD 1930 di Uruguay.

Poster Piala Dunia 1934 (dok. Wikipedia)
Kedua, pengaruh Benito Mussolini, pemimpin fasis Italia, sepanjang turnamen terasa sekali. Salah satunya, dia menunjuk langsung wasit yang memimpin partai semi final antara Italia lawan Austria.

Ketiga, belum ada metode penyelesaian untuk partai yang berakhir seri. Partai perempat final Italia lawan Spanyol yang berakhir seri pun harus diulang 2x45 menit di hari yang sama. Gol semata wayang Gioseppe Meazza memenangkan Italia.

Italia akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Cekoslowakia 2-1 di final. Meskipun ada efek Mussolini, Italia tetap diakui sebagai tim kuat.

Tim Italia bersama Mussolini (dok. FIFA)
*****

Piala Dunia 1938 digelar di Prancis, kampung Jules Rimet, sang Ketua FIFA. Ada beberapa hal menarik dalam even itu. Pertama, beberapa negara batal ikut karena ragam alasan: Spanyol dilanda perang sipil di negaranya; Austria mengalami aneksasi dengan Jerman.

Poster Piala Dunia 1938 (dok. FIFA)
Kedua, final dini terjadi di Semi Final. Sang juara bertahan Italia yang taktis bertemu Brazil yang aktraktif. Karena yakin menang, Brazil bahkan sudah memesan tiket pesawat ke Paris, tempat laga final dihelat. Namun akhirnya Italia yang menang. Sebagai sindiran, Italia nego ke Brazil untuk membeli tiket pesawat yang sudah dibeli, namun ditolak mentah-mentah.

Tim Italia akhirnya naik kereta ke Paris untuk bertemu Hungaria di final. Italia menang 4-2 dan juara untuk kedua kalinya beruntun.

Ketiga, pemain-pemain Indonesia turut bermain di Piala Dunia bersama tim Hindia Belanda. Mereka adalah Anwar Sutan, Achmad Nawir, Hans Taihitu, Tjaak Pattiwael, dan Suvarte Soedarmadji. Mereka gugur setelah dikalahkan Hungaria 6-0.

Tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 (dok. FIFA)

Rabu, 14 Agustus 2019

As Sudais

Syaikh Abdurrahman As Sudais (dok. Okezone)
Dia sangat nakal saat masih kanak-kanak di Riyadh. Bersyukur ibunya lembut. Meskipun dia nakal, ibunya selalu menegur dengan kalimat doa: semoga engkau menjadi Imam Masjidil Haram!

Tak butuh waktu lama, dia perlahan punya ketertarikan yang luar biasa kepada Al Qur'an. Di usia 12 tahun, dia bahkan sudah menghapalnya.

Dan doa dari ibunya berujung nyata: dia diangkat menjadi Imam Masjidil Haram pada 1990-an. Lantunan ayat-ayat Al Qur'an yang keluar dari mulutnya melegenda ke telinga-telinga umat Muslim di seluruh dunia.

Ya, dialah Syaikh Abdurrahman Al Sudais.

Kaka

Kaka kecil (dok. Google Images)
Bakat sepakbola yang hendak dibangunnya nyaris habis di usia 18. Dia terjatuh di kolam renang. Tulang punggungnya bermasalah. Dia berpotensi lumpuh.

Namun Tuhan masih menolongnya. Dia sembuh dan menemukan lagi titik tertinggi dalam hidupnya. Titik yang 'tak disia-siakannya. Dia terus mengasah kemampuannya bersepak bola.

Akhirnya, dia berhasil meraih level tertinggi dalam karirnya saat bergabung dengan AC Milan. Ragam gelar diraihnya, secara tim maupun individu.

Selebrasi dua tangan menunjuk ke atas adalah bukti kesyukurannya kepada Tuhan atas pencapaiannya.

Ya, dialah Kaka, salah satu playmaker terbaik Brazil dan sepakbola dunia.

Jumat, 12 Juli 2019

Selamat Jalan Ali Baba!

 
Ali Baba (dok. OLE)

Ali Baba. Dua kali saya bertemu langsung dari jarak dekat dengan beliau.

Pertama, di Malino sekira tahun 1996. Beliau bersama skuad PSM sedang latihan fisik di lapangan Prayuda Sechata. Dipimpin langsung pelatih Syamsuddin Umar. Saya bilang ke teman, "Ciniki sai, lompona ngaseng bitisi'na." 


Kedua, di Fakultas Ekonomi Unhas sekira tahun 2006. Beliau nongkrong di pelataran bersama teman-temannya. Mereka lagi menunggu dosen untuk kuliah.

Selepas pensiun dari bola, Ali Baba memang melanjutkan karir dengan menjadi akademisi di bidang Ekonomi. YPUP adalah kampus tempat beliau mengabdi.

Selamat jalan Ali Baba! Semoga Allah memberkahimu!


Dian Sastro dan Ujian Skripsinya

Dian Sastro (dok. Google)
Pada 2007, saat Dian Paramita Sastrowardoyo mau ujian skripsi, isu berkembang: perempuan cantik itu akan dapat privilege dari dosen pembimbing dan penguji karena status keartisannya.

Untuk menepis isu itu, Rocky Gerung (Pembimbing Dian) memutuskan: ujian Dian berlangsung terbuka. Siapa pun bisa datang, duduk, dan melihat Dian ujian.

Menjadi sejarah pertama di UI: ada ujian skripsi berlangsung terbuka. Dan karena Dian artis, wartawan pun ramai meliput.

Dian pun akhirnya mampu melewati ujian itu. Melalui skripsi berjudul Kompleks Industri Kecantikan: Sebuah Kritik Sosio Filosofis, Dian berhasil meraih gelar S.Hum dari Jurusan Filsafat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

Rabu, 19 Juni 2019

Mou

Jose Mourinho
Datang memberi sentuhan dan gelar. Sesederhana itu cara Jose Mourinho menangani sebuah klub. Dan, yang menarik, 'tak butuh waktu terlalu lama. Rata-rata hanya tiga musim.

Kuncinya sederhana saja: pemain yang tepat dan permainan yang efektif. Itu saja!

Koleksi 25 gelar klub, domestik dan Eropa: FC Porto 6 gelar, Chelsea 8 gelar, Inter Milan 5 gelar, Real Madrid 3 gelar, dan Manchester United 3 gelar.

Koleksi 47 gelar individual. Yang menarik adalah gelar Doktor. Atas kemampuannya dalam taktik sepakbola, Mou diberi gelar Doktor Honoris Causa oleh Lisbon Technical University.

*****

Mou mengawali karir gemilang bersama FC Porto pada musim 2002 - 2004. Semua gelar domestik Portugal disabetnya. 'Tak mengherankan sebab Porto memang rajanya. Capaian ini dianggap biasa.

Yang membuat publik bola kagum dengan Mou adalah keberhasilannya membawa Porto meraih dua gelar bergengsi Eropa: Liga Eropa dan Liga Champions dua musim beruntun. Ini dianggap luar biasa.

*****

Salah seorang yang menganggap prestasi Mou di Porto luar biasa adalah Roman Abramovich, pemilik Chelsea.

Tanpa pikir panjang, Abramovich pun langsung merekrut Mou pada musim 2004-2005. Targetnya tidak tanggung-tanggung: juara Liga Inggris. Gelar yang terakhir diraih Chelsea pada musim 1954-1955. Itu 50 tahun lalu saat Perang Dunia II terjadi.

Ajaibnya, di musim pertama, Mou langsung mewujudkannya. Berbekal pembelian pemain-pemain bertipikal cepat dan petarung: Ricardo Carvalho, Joe Cole, Arjen Robben, Damien Duff, dan Didier Drogba.

Tiga musim menangani Chelsea, dari 2005 hingga 2007, semua gelar domestik Inggris dipersembahkannya untuk Chelsea, tanpa kecuali. Sayang, prestasi Chelsea di Liga Champions terhenti di Semi Final.

****

Musim 2008-2009, Mou menerima pinangan Inter Milan. Targetnya kali ini lebih tinggi: juara Liga Champions. Gelar yang diraih terakhir oleh Inter 34 tahun lalu.

Kehilangan Zlatan Ibrahimovic tak membuat Mou kelimpungan. Diego Milito yang jaya bersama Genoa pun direkrutnya. Didampingi Samuel Eto'o yang pengalaman dan Goran Pandev yang efektif di sayap kiri.

Hasilnya, di musim 2009-2010, sejarah bagi Inter Milan tercipta, yaitu trebble winners: juara Liga Champions, Liga Italia, dan Coppa Italia. Capaian yang membuat Mou, pemain, dan supporter Inter Milan 'tak kuasa membendung air mata.

*****

Musim 2010-2011, Mou direkrut Real Madrid. Targetnya sangat berat: menghentikan dominasi Pep Guardiola dan Barcelona di Spanyol plus mengembalikan kejayaan Real Madrid di Liga Champions yang sejak musim 2004 tak pernah lagi menyentuh Semi Final.

Keraguan sempat menghinggapi fans tatkala Madrid digasak Barcelona 0-5. Permainan Madrid kalah jauh dibandingkan Barca. Mou terduduk lesu di kursi official.

Tapi perlahan, Madrid menemukan ritme permainan. Efektifisme ala Mou berjalan. Hingga akhir musim, Madrid terus membuntuti Barcelona di klasemen La Liga dengan hanya selisih 4 poin.

Gagal di La Liga, Mou menebusnya di Copa Del Rey. Madrid keluar sebagai kampiun setelah mengalahkan Barcelona 1-0 lewat gol Cristiano Ronaldo. Mou berhasil memberikan gelar yang terakhir diraih Madrid tahun 1993. Sudah lama.

Musim kedua adalah musim terbaik Mou di Madrid. Dia berhasil mengkudeta Barcelona dengan menjadi juara La Liga. Mou membawa Madrid memperoleh raihan 100 poin. Tertinggi dalam sejarah La Liga.

Di Liga Champions, Mou berhasil mengembalikan Madrid ke Semi Final tiga tahun beruntun. Sayang, ketiga Semi Final itu selalu berujung kegagalan.

Bersama Madrid, Mou menyapu bersih semua gelar domestik.

*****

Musim 2013-2014, Mou kembali ke Chelsea. Dan sejarah terulang. Gelar Liga Inggris plus dua kali juara Piala Liga dipersembahkan Mou.

Sayangnya, Mou dan Chelsea memang tidak berjodoh di Liga Champions. De Javu semi final pun bahkan tak terwujud.

*****

Musim 2016-2017, Mou mengkhianati Chelsea di Inggris. Dia menerima pinangan Manchester United. MU yang redup pascapensiunnya Sir Alex Ferguson coba disentuh oleh Mou.

Lagi-lagi, tak butuh waktu lama, Mou mempersembahkan gelar untuk MU: Piala Liga dan Liga Eropa. Terkhusus Liga Eropa, itu adalah gelar pertama MU sepanjang sejarah gelarannya.

Jumat, 26 April 2019

Lakon Korupsi: Ratu Atut

Ratu Atut (Dok. Tempo)
Ratu Atut Chosiyah. Dia betul-betul Ratu. Saat disidang, pendukungnya datang dari Banten dengan tiga bus besar.

Saat hendak masuk ke dalam toilet Pengadilan, satu-dua pembantu perempuannya masuk duluan: ada yang membersihkan closet, melap westafel, dan mengamankan kondisi.

Gubernur perempuan pertama di Indonesia itu divonis 5 tahun penjara dalam kasus sengketa Pilkada Lebak dan pengadaan alat kesehatan di RSUD Banten.

Lakon Korupsi: Dada Rosada

Dada Rosada (Dok. Tempo)
Walikota Bandung, Dada Rosada, meresmikan Lapas Sukamiskin pada 2012 sebagai penjara khusus koruptor. Beberapa nama menjadi penghuni pertamanya. Satu yang terkenal adalah Gayus Tambunan.

Lapas peninggalan Belanda itu dulunya pernah dihuni Presiden Soekarno. Disitulah Soekarno merangkai Indonesia Menggugat.

Siapa sangka, Dada Rosada ternyata telah meresmikan rumah masa depannya kala itu. Dia kemudian menjadi penghuni Lapas itu setelah divonis terlibat dalam kasus suap Hakim.

Che

Ernesto "Che" Guevara
Pada 1951, dia bersama temannya berkeliling Amerika Selatan sejauh 8.000 kilometer untuk melihat dunia di tempat lain.

Apa yang ditemukannya sungguh menyentuh hatinya: para penderita kusta yang baik hati, pekerja tambang yang diperlakukan tidak manusiawi, komunis yang disiksa, dll.

Dia pun berpikir: kapitalisme ala Amerika tidak berdampak baik. Dan itu harus dilawan. Satu-satunya cara menangkis Amerika yang sangat kuat dengan CIA-nya adalah gerakan bersenjata.

Dia pun membuat keputusan yang mengubah hidupnya seketika: meninggalkan sekolah kedokterannya di Universitas Buenos Aires dan beralih menjadi pemberontak, seorang revolusioner.

Ya, dialah Ernesto Che Guevara.

Kamis, 11 April 2019

Socrates

Socrates (dok. BBC)
Dia bukan pesepakbola sembarangan. Otaknya encer. Dia lulus sebagai dokter berizin praktik; punya gelar PhD pula dalam ilmu filsafat.

Kemampuan akademik diperolehnya bukan tanpa sebab. Ayahnya adalah birokrat keuangan Brazil yang punya banyak koleksi buku. Dia melahap buku-buku itu. Dia juga serius bersekolah.

Kudeta militer Brazil membawa perubahan dalam hidupnya. Ayahnya 'tak lagi mapan secara ekonomi. Dia pun harus berjuang: menyambung hidup dan turut dalam barisan penentang rezim militer.

Kemampuan akademik dan ketidaksukaannya terhadap rezim militer ditumpahkannya ke lapangan bola. Dia menjelma menjadi gelandang serang hebat dan produktif gol.

Walhasil, dia berhasil membawa klubnya Corinthians merajai Liga Brazil. Saat perayaan juara, semua anggota klub memakai baju bertuliskan democracia sebagai bentuk penolakan terhadap rezim militer.

Di Timnas Brazil, dia menjadi bagian dari generasi emas Brazil pada Piala Dunia 1982 yang menampilkan permainan yang apik dan elegan. Pun mereka gagal di tangan Italia, dunia tetap mengakui permainan mereka.

Semasa pensiun, dia mengelola klinik kesehatan untuk atlit olahraga, menjadi pandit sepakbola di tv, dan kolumnis ekonomi-politik di media massa.

Ya, dialah Socrates Braziliero (1954 - 2011).

Selasa, 09 April 2019

Radja

Riana & Radja
Dia lahir kembar lelaki-perempuan di Anwertpen, Belgia. Ayahnya Marius adalah orang Indonesia; ibunya Lizi orang Belgia.

Sayangnya, ayahnya pergi meninggalkan mereka bertiga begitu saja untuk kembali ke Indonesia.

Ibunya pun membesarkan dia dan saudarinya Riana seorang diri dengan kerja keras dan penuh perjuangan.

Demi mengurangi beban biaya, ibunya berusaha mencari sekolah yang semurah mungkin. Dan kala itu, sekolah yang murah adalah akademi sepakbola.

Dia dan Riana pun masuk sekolah bola. Siapa sangka, keduanya tumbuh menjadi pesepakbola tangguh dan bahkan membela Timnas Belgia, putra dan putri.

Pada 2010, ibunya wafat. Dia sedih dan menuangkan kesedihannya itu lewat tatto. Dia menulis tanggal kelahiran dan kematian ibunya di badan.

Pada suatu momen, dia mengunjungi Indonesia. Ayahnya Marius berusaha menemuinya, tapi dia tidak mau. 


Pun ayahnya berhasil menemuinya, dia tetap diam 'tak bicara. Bahkan setelah ayahnya menjelaskan penyesalan dan alasan dulu meninggalkannya, dia tetap tak luluh. Dia sepertinya sama sekali tak menaruh rasa lagi pada ayahnya.

Ya, dialah Radja Nainggolan, pemain klub Inter Milan dan Belgia.

Hail Lewandowski!

Lewandowski Young
Dia beruntung. Lahir pada 1988 tatkala Jerman dan dunia telah melupakan kejahatan Adolf Hitler. Padahal dia adalah cucu dari Paula Hitler, adik bungsu Adolf Hitler.

Dengan kondisi itu, dia pun bisa hidup normal tanpa gejolak sama sekali di Warsawa, Polandia. Dia juga bisa bersekolah dan mengejar cita-citanya menjadi pesepakbola.

Ya, dia adalah Robert Lewandowski, pemain nomor 9 terbaik Eropa saat ini.

Mongol

Mongol Stress (dok. PGI)

Dari Manado, dia ke Jakarta hendak pergi sekolah pendeta. Sayangnya, sponsornya kabur.
Tak punya dana lagi buat balik ke Manado, dia akhirnya hidup luntang-lantung di jalanan. Tidur di emperan restoran; tak punya keluarga.

Untuk menyambung hidup, dia kerja di Rumah Makan Padang sebagai pelayan dengan gaji Rp 420 ribu per bulan. Dia juga sempat menjadi tenaga honor di LP Cipinang.

Dalam perjalanannya, dia menjalani banyak profesi sederhana sebelum akhirnya Tuhan menakdirkannya menjadi pelawak terkenal.

Ya, dialah Rony Immanuel alias Mongol.

Bambang Tolak Antasari Azhar

Bambang Harymurti (dok. Tempo)
Waktu Antasari Azhar dicalonkan menjadi pejabat KPK, panitia seleksi minta kepada Majalah Tempo untuk memeriksa sejarah karirnya. Kabar beredar: Antasari punya banyak harta dari hasil deal-deal perkara selama karirnya di Kejaksaan.

Tempo mengiyakan dan memulai investigasi. Antasari punya rumah, apartemen, dll. Menariknya, saat hendak dimintai konfirmasi oleh dua wartawan Tempo di dua waktu yang berbeda, dua-duanya hendak disuap. Pake uang dollar lagi.

Bambang Harymurti, Pemred Tempo sekaligus salah satu pembentuk UU Tipikor dan Pendiri KPK, bilang ke Panitia Seleksi, "Antasari harus di-cut." Dua wartawan Tempo bahkan memberikan kesaksian.

Tapi apa lacur, Panitia Seleksi meloloskan Antasari Azhar. Bambang Harymurti pun berteriak kepada Panitia Seleksi, "Kalian Brengsek!

KTP Ernest

Ernest (dok. Gadis)
Ernest Prakasa bahagia. Di baris pekerjaan di KTP-nya tertulis Seniman. Bukan lagi wiraswasta, profesi kebanyakan orang keturunan Cina di Indonesia. "Wiraswasta itu umum," katanya, bangga.

Meskipun sudah banyak keturunan Cina yang menjadi Seniman, tapi yang menjadi pelawak masih bisa dihitung jari. Selain Ernest, nama lain yang terkenal adalah Ateng dan Teguh, pendiri Srimulat.

Kamis, 21 Maret 2019

Zaitun Rasmin

Zaitun Rasmin
Zaitun Rasmin pada tahun 80-an adalah mahasiswa Teknik Unhas. Namun keadaan dakwah Islam yang kekurangan pendakwah berkualitas kala itu membuatnya berubah tekad: pergi ke Arab Saudi dan belajar Islam.

Sepulang dari Saudi, Zaitun menghimpun teman-temannya dan mulai berdakwah. Agar dakwah terencana dan efektif, Zaitun mendirikan Yayasan Fathul Muin. Dalam perjalanannya, Fathul Muin berevolusi menjadi Wahdah Islamiyah, dari yayasan kecil berubah menjadi ormas besar.

Dana dari para donatur dimanfaatkan Wahdah Islamiyah untuk dakwah dan kesejahteraan ummat. Mereka mendirikan sekolah dari TK sampai Sekolah Tinggi, rumah sakit bersalin, Yayasan Amil Zakat, Baitul Mall, dan lainnya. Beberapa pendakwah berkualitas juga berhasil mereka didik. Mereka bahkan aktif di MUI. Zaitun sendiri kini aktif di MUI pusat.

Khalid

Khalid Basalamah
Awal tahun 2000, Khalid Basalamah menjadi dedengkot berkembangnya Ahad Net (MLM Syariah) di Makassar dengan Wardah sebagai produk andalannya. Selain itu, beliau juga aktif di yayasan dakwah Islam, Al Irsyad.

Ponakan Prof. Abdurrahman Basalamah (Akademisi UMI) itu mengembangkan usahanya melalui stockist-nya yang terletak di rumah keluarganya yang cukup luas di depan Terminal Malengkeri.

Sembilan tahun kemud
ian, Khalid merasa 'tak mendapat berkah dari MLM. Beliau kemudian beralih ke usaha ekspor kayu gaharu dan rumah makan dengan mengumpulkan modal awal dari keluarga dan teman-temannya, tanpa modal bank sepeser pun.


Usaha beliau berkembang dan telah dijalankan dengan sistem yang baik. Di tengah usahanya, beliau juga berhasil menyelesaikan studi doktornya. Beliau pun kini aktif keliling Indonesia menyampaikan dakwah Islam.

Rojali

Rojali (dok. Kedubes RI di India)
Sebagai diplomat, Rojali 'tak seterkenal Tantowi Yahya atau Dino Pati Jalal. Saat terpilih menjadi Dubes RI untuk India, semua biasa-biasa saja. Angkatan pertama Hubungan Internasional UI itu 'tak disorot.

Sebagai musisi, Rojali juga 'tak seterkenal Joni Iskandar. Padahal, sebelum Joni eksis bersama Orkes Moral Pengantar Minum Racun (OM PMR), Rojali lebih duluan hits bersama Orkes Moral Pancaran Sinar Petromaks (OM PSP), lewat lagu dan film.

OM PSP bahkan menjadi pelopor awal dangdut genre humor. Lewat hits Fatime, Drakula, dan My Bonnie. Sebagai penghargaan, film maker jaman sekarang bahkan me-remake film mereka. Serupa Warkop DKI Reborn.

Ya, beliaulah Rizali Wilmar Inderakusuma. Atau akrab disapa Rojali.

Oscar

Oscar (Getty Images)
Oscar adalah "The Next Kaka" bagi sepakbola Brazil dan Eropa. Dia membuktikan itu kala meninggalkan klub Brazil Internacional dan mendarat di Chelsea. Gelar Piala UEFA dan Liga Inggris dipersembahkannya untuk klub besar Inggris itu.

Tawaran pun datang dari Atletico Madrid, AC Milan dan Juventus. Namun keputusan besar diambilnya di usia 27 tahun, usia emas sebagai pesepakbola: bergabung ke Liga Cina bersama klub Shanghai SIPG.

Alasan Oscar sederhana saja: dia butuh uang banyak guna membiayai anak-istri dan keluarganya yang hidup sederhana di Americana, Brazil. Pada usia 3 tahun, Oscar sudah kehilangan bapaknya karena kecelakaan lalu-lintas. Dia pun berusaha membahagiakan ibu dan saudara-saudaranya.

Manny

Manny Pacquiao
Dia lahir di daerah keras dan miskin. Terlalu miskin, bahkan. Hidup hanya untuk membeli beras. Terkadang, perkelahian menjadi pilihan utama demi bertahan hidup.

Suatu momen, dia marah melihat seorang bocah mengejek kemiskinannya. Dia pun mendatangi bocah itu lalu memukulnya. Sekali pukul langsung rebah.

Dari situ, dia menyadari satu hal: pukulannya spesial. Dia pun melatihnya. Setiap hari. Di pohon pisang. Dia pohon kelapa. Hingga dia sampai pada sebuah cita-cita: petinju.

Dia mendatangi sanggar tinju. Berlatih di situ. Tidur di situ. Hingga dia benar-benar menjadi petinju. Karirnya dimulai sejak usia 14. Sekolah pun dia abaikan.

Siapa sangka, tinjulah yang membesarkan namanya. Tinjulah yang mengangkat keluarganya dari jurang kemiskinan.

Ya, dia adalah Manny Pacquiao.

Saat ditanya kunci keberhasilannya dalam tinju, Pacman bilang ada tiga, "Work hard, work harder, and work hardest."

Jumat, 01 Maret 2019

Novel Baswedan dan Matanya

Novel Baswedan (dok. Tempo Group)
Di Singapura National Eye Centre, gigi taring sebelah kanannya dilepas. Gusi bekas Gigi taring itu kemudian dipotong lalu ditempelkan di mata kirinya sebagai pengganti jaringan ring kornea yang mati.

Itulah proses yang terjadi pada operasi mata Novel Baswedan. Operasi selanjutnya adalah penyempurnaan dari proses itu.


Referensi: Agus Dwi Prasetyo, Jurnalis KPK

Selasa, 26 Februari 2019

Cholil Mahmud


Dia tumbuh dan besar sebagaimana anak kota 90-an lazimnya: sekolah dan suka nge-band. Pada 1998, band-nya bahkan hampir rilis album bersama label rekaman ternama. Sayang, krisis ekonomi membuyarkan semuanya.

Dia pun memilih profesi yang sesuai kuliahnya: akuntansi. Lima tahunan lamanya dia berkutat dengan kwitansi. Dia bosan dan kembali memimpikan cita-citanya menjadi pemain band dan merilis album rekaman.

Pada 2006, cita-citanya terwujud. Album pertama band-nya keluar. Disusul album kedua setahun setelahnya. Sekarang, band-nya punya fans di mana-mana yang setia menunggu aksi panggung mereka.

Ya, dialah Cholil Mahmud, vokalis dan gitaris band Efek Rumah Kaca.

Senin, 18 Februari 2019

Perjuangan Hidup Denny Sumargo

Densu (dok. Liputan6)
Dia lahir di Makassar dari rahim seorang perempuan Cina-Luwuk dan Ayah seorang Minangkabau. Sebelum dia lahir, Ayahnya pergi meninggalkan ibunya, entah ke mana. Dia pun 'tak pernah tahu rupa ayahnya.

Masa kecilnya dilalui dengan pelbagai cibiran dan penolakan. Di usia kanak-kanak dia sudah berkerja serabutan. Demi makan. Jadi kenek, jadi gelandangan, dan bahkan mengais-ngais makanan di tempat sampah pun pernah dia lakukan.

Perjalanan sukses hidupnya terjadi kala dia bersekolah di SMA Katolik Cendrawasih Makassar. Hebat dalam bermain basket membawanya berlaga mewakili Makassar di PON Surabaya.

Kehebatannya bermain basket kemudian membawanya merapat ke Aspac Jakarta dan sukses menjadi pemain terbaik di klub itu. Meskipun awal-awal dilaluinya dengan cukup berat.

Dari pebasket, dia kemudian lompat karir menjadi artis. Dari model, presenter, hingga menjadi aktor film. Parasnya yang rupawan memang mumpuni untuk profesi itu.

Tahun ketujuh sukses berkarir di Jakarta, dia mendapatkan telepon dari seorang perempuan:

"Halo..., saya Betty kakak kamu," kata perempuan itu memperkenalkan diri.

"Hah, sejak kapan saya punya kakak?" tanyanya kaget.

"Saya kakak tiri kamu dari istri pertama ayahmu. Ibumu adalah istri keempat dan kamu adalah anak paling terakhir," kata perempuan itu.

"Ayah kamu masih hidup dan dia ingin sekali bertemu denganmu," kata perempuan itu lagi.

Dia berpikir dan bahkan berkonsultasi dengan ibunya. Ibunya menolak karena menganggap ayahnya 'tak punya kontribusi sama sekali atas dirinya. Tapi dia tetap kukuh, dia memutuskan bertemua ayahnya untuk pertama kalinya.

Pertemuan dengan ayahnya berlangsung canggung. Dia disuruh duduk oleh ayahnya yang lalu meminta maaf dan memeluk tubuhnya, lama. Keduanya kemudian berpisah dengan tenang dan lega.

Keesokan harinya, dia mendapatkan telpon lagi dari Betty yang mengabarkan bahwa ayahnya telah wafat. Dia terdiam, dan lalu memikirkan beberapa penyesalan.

Ya, dia adalah Denny Sumargo alias Densu.

Referensi: Makassartoday.com; wikipedia.
Foto: Liputan6.com

Senin, 11 Februari 2019

W. S. Rendra

W. S. Rendra (dok. Google)
Dia ditangkap karena berpuisi di Taman Ismail Marzuki pada 1977. Puisinya dianggap menganggu stabilitas pemerintahan orde baru.

Rumah Tahanan Militer di jalan Guntur, Jakarta, menjadi tempat penahanannya. Ruangnya sangat gelap, tak ada lubang cahaya sama sekali. Dia duduk bersila ditemani gemuruh suara nyamuk. Saat pintu tahanan terbuka, matanya silau terterpa sinar matahari.

Dia kemudian mengabadikan suasana di Rutan itu lewat sebuah lirik. Lirik itu kemudian dilagukan Kantata pada 1990 dengan judul Paman Doblang.

Ya, Dia adalah Willibrordus Surendra Broto alias W. S. Rendra (1935 - 2009)

Ratna Sarumpaet

Ratna Sarumpaet dan keluarga (dok. IDN Times/Instagram)
Ayahnya pendiri gereja besar Batak Protestan di Jakarta Timur. Oleh ayahnya, Dia dan saudara-saudaranya dididik disiplin ala Kriten. Tiap hari harus bangun cepat, segera mandi, dan berkumpul tepat jam 06.00 pagi: sarapan, diskusi, lalu ke sekolah.

Untuk menjalankan itu, dia selalu terbantu karena dibangunkan oleh adzan subuh yang bergema dari TOA masjid dekat rumahnya. Lama kelamaan, adzan itu menyentuh hatinya dan membuatnya tertarik belajar Islam. Seolah menjadi jalan, dia memadu kasih dengan seorang Arab Muslim.

Dia mendiskusikan ketertarikannya terhadap Islam kepada ayahnya yang seorang pendeta. Dia juga menyampaikan niatnya menikah dengan kekasih Arabnya. Ayahnya cukup bijak menanggapi niat putrinya itu dan lalu berpesan dua hal dalam sebuah surat: satu, budaya Arab dan Batak itu jauh berbeda; dua, orang Arab itu suka poligami. Dia membaca dan menyimpan surat ayahnya itu.

Dalam perjalanannya, Dia mantap melaksanakan niatnya: menikahi kekasih Arabnya. Aturan negara kala itu membolehkan pernikahan campuran Islam-Kristen. Saat ingin melahirkan anak pertama, Dia bicara kepada suaminya, "Saya ingin masuk Islam.". Dalam keadaan hamil besar, dia dibawa suaminya ke Buya Hamka lalu di-Islam-kan. 

Hingga pernikahannya memasuki tahun ke-13, apa yang diingatkan ayahnya menjadi kenyataan: suaminya poligami. Dia tidak terima dan lalu menceraikan suaminya. Dari suaminya, dia memperoleh empat orang anak. Salah satunya adalah seorang perempuan yang kelak menjadi artis cantik terkenal: Atiqah Hasiholan.

Ya, Dia adalah Ratna Sarumpaet

Referensi: Jaya Suprana Show

Selasa, 08 Januari 2019

Bapak dan Putrinya

Dia termenung
Duduk dalam dukanya
Baru saja, putrinya selesai dikubur
Putrinya wafat karena bunuh diri
Entah apa penyebabnya?
Patah hati?
Sakit hati?
Banyak kabar yang beredar
Entahlah...
Dia 'tak terlalu mempedulikannya
Dia hanya menyesali satu hal
Dia telah gagal menjadi Bapak yang baik