Sabtu, 25 Agustus 2018

Keistimewaan Pantai Samalona

Pantai Samalona (dok. pribadi)
Sepintas, ‘tak ada yang istimewa dari pantai di Pulau Samalona. Pasir putih, karang, perahu kayu, dan sampah di tepinya, saya rasa hampir semua pantai di Indonesia identik dengan itu. Tapi coba Anda menyelam ke dalam pantainya. Meskipun cuma menyelam di tepian, Anda akan merasakan bedanya.

Ya, menyelam di Samalona, mata Anda akan dimanjakan pemandangan ikan yang berenang di antara karang. Dan itulah yang menjadi ciri khas Samalona selama ini. Ciri khas yang membuat bule-bule gemar berkunjung ke pulau berpenghuni belasan kepala keluarga itu.

Jangan harap Anda bisa mendapatkan pemandangan sama di pantai lain di Makassar. Kenapa? Di pantai lain, cuma air keruh yang akan Anda dapatkan, apalagi setelah proyek reklamasi pantai gencar dilakukan, air laut menjadi gelap dan kotor. Kecuali Anda mau merogoh kocek lebih banyak untuk pergi ke Pantai Bira, Bulukumba, atau Pantai Pinang, Selayar.

*****

‘Tak susah menuju Pulau Samalona. Anda tinggal menyewa kapal seharga Rp 400 ribu pulang-pergi. Dermaganya bisa di Pantai Losari atau di Kayu Bangkoang. Selebihnya, Anda tinggal menyiapkan baju renang, peralatan menyelam, makan siang, dan beberapa keperluan kecil lainnya. Selamat mencoba!

Laut dan Sampah Plastik

Pembersihan sampah plastik (dok. Tribun Timur)
Murah, ringan, tahan lama, dan anti air adalah beberapa keuntungan dari plastik. Itulah mengapa bahan ini lazim digunakan produsen sebagai material utama produk atau kemasan produk mereka yang kemudian disalurkan ke ke tangan-tangan konsumen.

Di Indonesia, sekira 6 juta metrik ton plastik diproduksi setiap tahun. Kurang dari 10 persen didaur ulang dan digunakan kembali. Sisanya, dibuang ke tempat sampah. Kalau tidak terbuang ke tempat sampah, bisa dipastikan sampah plastik itu terdampar di lingkungan sekitar kita, salah satunya di laut.

Masih ingat bule penyelam yang mem-videokan suasana bawah laut pantai di Bali yang dipenuhi sampah plastik. Itu jelas contoh yang buruk. Saat penulis berkunjung ke Pulau Samalona, Makassar, tumpukan plastik yang sudah dibakar juga tampak mencolok di tepi pantai. Mungkin kita menganggapnya biasa, tapi bagi yang paham, itu jelas ancaman bagi bumi. Studi tahun 1975 menunjukkan: kapal laut membuang sampah plastik ke laut sekira 8 juta ton tiap tahun. Luar biasa, bukan?

Ancaman sederhana yang bisa kita pikir: sampah plastik di laut akan dimakan hewan kecil. Hewan kecil kemudian dimakan oleh hewan yang lebih besar. Dan hewan besar yang sudah terkontaminasi plastik akhirnya tersaji di piring-piring kita, manusia. Atau kemungkinan lain: hewan itu sendiri yang akan langsung mati setelah mengkonsumsi plastik.

Selamatkan lingkungan kita. Selamatkan laut dari sampah plastik!