Jumat, 13 Maret 2020

Bakar Sampah

Banyak cara yang dilakukan seseorang untuk menghibur dirinya dari kepedihan hidup yang dialaminya. Salah satunya: bakar sampah.

Pramoedya Ananta Toer waktu hidup juga begitu. Ada kebahagiaan yang muncul dalam dirinya tatkala dia menumpuk sampah dedaunan di halaman rumahnya lalu membakarnya sampai habis.

Nah, tetangga saya ternyata ada yang serupa Mas Pram. Suka bakar sampah. Tak peduli pagi, siang, dan malam. Dan 'tak peduli apakah ada tetangganya -termasuk saya- yang terganggu akibat asapnya. Sepertinya kepedihan hidupnya di atas kepedihan hidup tetangganya.

*****

Bagi Anda yang mirip-mirip Mas Pram dan tetangga saya itu, tolong perhatikan orang-orang di sekitar Anda, apakah ada yang terganggu atau tidak. Apalagi kalau tetangga Anda itu orang tua.

Kalau Anda tetap mau membakar sampah, tolong teknik membakarnya diperbaiki. Sampahnya dibakar sedikit-sedikit, jangan sekaligus, supaya asapnya tidak menggumpal ke sana ke mari dan mengganggu orang lain.

Atau Anda pakai teknik saya: beli kantongan atau karung untuk menampung sampah. Kalau sudah full, sampah di bawah untuk dibuang ke motor sampah, mobil sampah, atau kontainer sampah yang sudah disiapkan Pemerintah.

Kalau ada pertanyaan dari petugas sampah: di manaki tinggal? Sudahmaki berlangganan? Atau lainnya, yakinlah, pertanyaan itu akan reda dengan lembaran dua ribu sampai lima ribu rupiah. Plus satu kantung plastik kue baroncong.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar