Jumat, 05 Juni 2020

Manusia dan Pengetahuan

Ketika manusia tumbuh, dia dibekali akal dan panca indera. Bekal itulah yang digunakan manusia buat berpikir, berpengalaman, dan berpengetahuan.

Manusia kemudian menjadi tahu: ternyata kulit itu kalau dicubit sakit, ternyata pohon itu meneduhkan, ternyata alam itu indah, ternyata manusia lain marah jika disakiti, ternyata sesuatu yang di atas itu akan jatuh kalau tidak ada penyangganya, dan hal-hal lainnya.

Pengetahuan tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan alamiah. Pengetahuan yang terjadi karena interaksi manusia dengan lingkungan di sekitarnya. Kadang pengetahuan itu muncul secara kebetulan, coba-coba, dan bahkan hasil akal-akalan.

*****

Manusia lalu bersekolah. Di sekolah, manusia dituntut untuk mengkaji. Pengetahuan yang diperolehnya secara alamiah harus dikaji lebih dalam lagi. Diteliti secara lebih ketat, sistematis, terkontrol, dan konsisten.

Secara alamiah, kita tahu bahwa benda yang di atas akan jatuh kalau tidak ada penyangganya. Tapi setelah dikaji, ternyata benda itu bisa tidak jatuh. Syaratnya: harus ada mesin yang menjalankan dan menerbangkannya. Harus pula didesain bodinya agar simetris dan seimbang.

Pengetahuan dari hasil pengkajian tersebut diistilahkan sebagai pengetahuan ilmiah. Ujung  dari pengetahuan ilmiah adalah terciptanya teori: penjelasan dalil-dalil dari hasil kajian yang telah dilakukan.

*****

Pengetahuan akan rugi jika hanya berhenti di teori. Teori harus diubah menjadi sesuatu yang berguna bagi manusia itu sendiri. Ukuran berguna sederhana saja: memudahkan hidup manusia.

Upaya manusia untuk mengubah teori menjadi sesuatu yang berguna diistilahkan sebagai pengetahuan teknik/terapan. Ujung dari pengetahuan teknik/terapan adalah karya, penemuan. "We need result. Applicable result!" Kata seorang Professor Matematika di hadapan para mahasiswa baru Harvard University.

Kembali kepada contoh di atas: pengetahuan alamiah menemukan bahwa benda yang di atas akan jatuh ketika tidak ada penyangganya. Tapi kemudian, pengetahuan ilmiah menemukan sebuah teori yang menjelaskan benda bisa terbang tanpa penyangga. Dan lalu, pengetahuan teknik/terapan mewujudkannya dalam sebuah karya: pesawat. Berawal dari perjuangan Wright Bersaudara dan berujung pada persaingan antara Boeing dan Airbus.

*****

Pengetahuan alamiah, ilmiah, dan teknik/terapan adalah pengetahuan yang bisa dilihat proses dan hasilnya, dari awal sampai akhir. Ketiga pengetahuan ini kita rangkum saja dengan satu istilah: pengetahuan empiris.

Empiris arti sederhananya: bisa dijangkau akal dan panca indera. Indikator pengetahuan empiris juga sangat sederhana: masuk akal; tidak masuk akal.

Dalam kehidupan manusia, ternyata ada juga pengetahuan yang tidak bisa dijangkau akal dan panca indera. Kita istilahkan sebagai pengetahuan nonempiris. Indikator pengetahuan nonempiris sederhana saja: yakin; tidak yakin. Percaya; tidak percaya.

Agama adalah salah satu contoh dari pengetahuan nonempiris. Berawal dari wahyu; berujung pada dunia lain yang disebut akhirat. Ditengah-tengahnya ada Nabi dan ajarannya yang bersifat doktrinal.

Budaya adalah contoh lainnya. Ketika orangtua kita bilang begini dan begitu, kita ikut saja. Tanpa bertanya; apalagi mengkaji. Kata andalan yang terkadang keluar: itu warisan dari nenek-nenek kita.

Tapi yang menarik dari agama dan budaya adalah meskipun prosesnya nonempiris, tapi sangat fungsional bagi manusia. Apalagi jika dikaitkan dengan perilaku manusia. Itulah mengapa keduanya bertahan sampai berabad-abad lamanya.

*****

Terakhir yang perlu diketahui tentang pengetahuan adalah: satu, penggunaan kata logos, logy, atau logi. Penggunaan kata itu menjadi penanda kematangan kajian sebuah pengetahuan.

Pengetahuan yang telah dikaji secara matang dan mapan biasanya ada kata logi di belakangnya: biologi, arkeologi, sosiologi, epidemologi, antropologi, dll.

Dua, ada juga pengetahuan yang tugasnya mengkaji perkembangan pengetahuan itu sendiri. Namanya epistemologi. Sebuah teori tentang bagaimana berpengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar