Kamis, 11 April 2019

Socrates

Socrates (dok. BBC)
Dia bukan pesepakbola sembarangan. Otaknya encer. Dia lulus sebagai dokter berizin praktik; punya gelar PhD pula dalam ilmu filsafat.

Kemampuan akademik diperolehnya bukan tanpa sebab. Ayahnya adalah birokrat keuangan Brazil yang punya banyak koleksi buku. Dia melahap buku-buku itu. Dia juga serius bersekolah.

Kudeta militer Brazil membawa perubahan dalam hidupnya. Ayahnya 'tak lagi mapan secara ekonomi. Dia pun harus berjuang: menyambung hidup dan turut dalam barisan penentang rezim militer.

Kemampuan akademik dan ketidaksukaannya terhadap rezim militer ditumpahkannya ke lapangan bola. Dia menjelma menjadi gelandang serang hebat dan produktif gol.

Walhasil, dia berhasil membawa klubnya Corinthians merajai Liga Brazil. Saat perayaan juara, semua anggota klub memakai baju bertuliskan democracia sebagai bentuk penolakan terhadap rezim militer.

Di Timnas Brazil, dia menjadi bagian dari generasi emas Brazil pada Piala Dunia 1982 yang menampilkan permainan yang apik dan elegan. Pun mereka gagal di tangan Italia, dunia tetap mengakui permainan mereka.

Semasa pensiun, dia mengelola klinik kesehatan untuk atlit olahraga, menjadi pandit sepakbola di tv, dan kolumnis ekonomi-politik di media massa.

Ya, dialah Socrates Braziliero (1954 - 2011).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar