Rabu, 13 Januari 2021

Mengenal Danny-Fatma, Pemimpin Makassar



Mohammad Ramdhan Pomanto itu Makassar sekali, meskipun bapaknya asli Gorontalo. Bayangkan, lelaki yang akrab disapa Danny itu lahir di Makassar. Besar di Makassar. Sekolah di Makassar. Kerja di Makassar. Menikah dan punya anak di Makassar.

Saking Makassarnya, tiga kali Danny ikut Pilkada di Gorontalo, mulai pemilihan Bupati sampai Walikota, dia tidak pernah menang. Semuanya gagal. Giliran ikut Pilwalkot Makassar pada 2014, dia justru menang.
 
Dan sekarang, Danny kembali berhasil memimpin Makassar. Jejak kerja nyatanya masih terlihat sampai sekarang: Tangkasaki, Lorong Garden, Mobil Dottoro', dll.
 
Danny lahir 30 Januari 1964. Di Rumah Sakit Sentosa Makassar pada bulan Ramadhan. Dia keluar dari rahim seorang ibu bernama Aisyah Abdul Razak, guru di SMPN 5 Makassar.
 
Ayahnya Buluku Pomanto adalah PNS di Dinas Pertanian. Menariknya, saat jadi Kepala Dinas Pertanian Maros, Buluku pernah ditahan karena dianggap pembangkang. Karena dianggap makar. Dia pun sempat dipenjara.
 
Pun kehidupan orang tuanya penuh dinamika, Danny tak pernah kekurangan sesuatu pun. Hidupnya normal-normal saja seperti anak Makassar lain. Bersekolah di SDN Lanto Dg. Pasewang, lalu SMPN 5, kemudian SMAN 1. 
 
Setamat SMA pada 1982, Danny masuk ke Fakultas Teknik Unhas Jurusan Arsitektur. Prestasi cemerlang di arsitektur membuat Unhas mengangkatnya sebagai Dosen. 
 
Selain menjadi akademisi arsitektur, Danny juga menjadi praktisi. Dari ruang kerjanya di Cafe Enak-enak jalan Lanto Dg. Pasewang, dia melahirkan beberapa desain bangunan ternama di Makassar: Anjungan Pantai Losari, Masjid Terapung, Popsa, dll.
 
Sibuk kerja, Danny yang juga aktif sebagai atlet softball itu cukup telat menikah. Dia baru menikah pada 1996 di usia 32 tahun. Dia menikahi perempuan 24 tahun bernama Indira Jusuf Ismail. Keduanya kemudian dikaruniai 3 putri: Aura, Amirra, dan Arayya.
 
Pada 2010, Danny memutuskan terjun total di dunia politik. Untuk itu, dia rela mundur sebagai Dosen Unhas pada 2011 dan mengurangi -meskipun tidak meninggalkan- aktifitasnya sebagai professional arsitek.
 
Dan prestasi politik Danny sampailah pada titik sekarang ini. Kembali menjadi Pemimpin Makassar.
 
*****
 
Ketika suaminya Rusdi Masse terpilih menjadi Bupati Sidrap pada 2008, usia Fatmawati baru 28 tahun. Di usia semuda itu, ibu tiga anak itu sudah harus bergaul dan bertindak sesuai birokrasi.
 
Tentu itu bertentangan dengan basic keluarganya yang pengusaha. Keluarganya dikenal punya banyak usaha. Salah satunya adalah ekspedisi perkapalan dimana Fatma duduk sebagai Direksi. Fatma bahkan aktif di asosiasi perusahaan perkapalan dan ekspedisi.
 
Ikatan Fatma dengan politik dan birokrasi ternyata tidak setengah-setengah. Selepas mendampingi suami memimpin Sidrap, jebolan Universitas Jayabaya Bogor itu coba menjadi legislator di DPR RI periode 2014-2019. Dia berhasil. 
 
Sebuah loncatan yang hebat, bukan? Dari mengurusi ibu-ibu Dharma Wanita dan PKK, loncat mengurusi Undang-undang. Sayangnya, kecemerlangan Fatma di DPR RI tak berlanjut di periode 2019-2024. Menyusul kegagalannya juga pada Pilkada Sidrap 2018.
 
Dan Pilwalkot 2020 Makassar sekarang adalah percobaannya yang keempat. Dan dia berhasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar