Sabtu, 26 November 2011

Pattontongan, Daerah Pesisir Pantai di Kabupaten Jeneponto

Pantai di Pattontongan
MENAPAKI jalanan masuk Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan, bukit tandus menyambut dengan kebisuannya. Pohon-pohon tumbuh sendiri-sendiri dengan jarak renggang, saling berjauhan. Jeneponto daerah kering memang. Hujan jarang terjadi.

Selanjutnya, area tambak garam tradisional menghampar luas sejauh mata memandang di sisi kanan jalanan. Menjadi mata pencarian penduduk pesisir. Tampak pula dari kejauhan di belakangnya, tower pembangkit listrik milik PLN. Asapnya memerahkan langit.

Warung-warung kecil berjejer di kanan-kiri jalanan. Menjajakan garam kemasan dan minuman keras asli Jeneponto, ballo’ tala’, yang terbuat dari buah tala’. Satu-dua pengendara terlihat singgah dan menikmatinya.

Jeneponto adalah daerah kabupaten berluas sekira 750 km2, diapit oleh Kabupaten Takalar dan Kabupaten Bantaeng. Daerahnya terdiri dari daerah ketinggian, daerah sedang, dan daerah pesisir pantai.

Kami mengunjungi Pattontongan yang berada di daerah pesisir pantai. Dari jalanan poros Takalar-Jeneponto, kami berbebelok arah ke kanan di lampu merah yang sisinya ditumbuhi pohon beringin besar. Kami kemudian masuk ke dalam hingga sekira 6 kilometer.

Pattontongan betul-betul daerah pesisir pantai. Rumah-rumah penduduk berdiri berjajar hingga ‘tak menyisakan lagi ruang kosong di tepi pantai. Pohon kelapa tampak tumbuh di belakang dan di sela-sela rumah penduduk.

Penduduk Pattontongan menghidupi diri dengan ragam pekerjaan. Ada yang menjadi nelayan, tukang kebun, supir, birokrat, dan bahkan ada yang mengadu nasib jauh ke kota Makassar. Jarak Pattontongan ke Makassar sekira dua jam perjalanan dengan berkendaraan mobil. Kalau supirnya hebat, waktu satu jam sudah cukup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar