Sabtu, 29 Desember 2012

Kehidupan John Lennon (Episode 1946 - 1960): Kehilangan dan Perpisahan

Mimi dan John Lennon
Pada 1946, setelah kedua orangtuanya berpisah, John Lennon kecil tinggal bersama paman dan bibinya: George Smith dan Mary Elizabeth Smith atau akrab disapa Mimi. Mereka bertiga tinggal di sebuah rumah sederhana di Mendips, 251 Menlove Avenue, Woolton, Liverpool. Walau pun tinggal bersama paman-bibinya, John 'tak kekurangan sesuatu apapun sebagai seorang anak. Kasih sayang, biaya hidup, biaya sekolah, semuanya terpenuhi.

Dovedale Primary School adalah sekolah pertama John. Di sekolah itu, John meluapkan kegembiraannya sebagai anak kecil: bermain, menggambar, dan berlari-lari di kebun stroberi (strawbery field). John juga menonjol di antara murid lain karena mampu menunjukkan bakat seninya: menggambar kartun.

Dalam perjalanannya, semakin hari semakin tahun, karakter John mulai kelihatan. Dia tumbuh menjadi remaja yang bengal. John nampaknya mewarisi perilaku bebas ibu kandungnya, Julia Stanley. Pada saat sekolah di Quarry Bank High School, misalnya, jam pelajaran dihabiskannya untuk menggambar kartun, termasuk gambar kartun gurunya yang menjelaskan di depan. Dalam pergaulan dengan temannya, John juga 'tak segan-segan menggunakan kata-kata kasar untuk menghina temannya. Yang paling parah, di hadapan murid wanita, John tanpa ragu mempertontonkan kemaluannya.

John Lennon (tengah atas) di Dovedale Primary School
John Lennon (tengah atas) di Quarry Bank High School
Perihal penampilan, sama seperti murid pria lain, John sangat menjaganya. Salah satunya: dia sangat tidak suka memakai kacamata meskipun matanya rabun. "Buddy holy," kata John menilai penampilannya ketika berkacamata. Mimi pun harus mengingatkan John setiap hari agar 'tak lupa membawa dan memakai kacamatanya.

Di rumah, John begitu dekat dengan pamannya, George. Bagi John, George lebih dari seorang paman dan telah menjadi ayah yang baik baginya. Terlebih George sangat mengerti perilaku bebas John. Tidak seperti Mimi yang senantiasa mendisiplinkannya dan mengharapkannya sukses dalam akademik. Kecintaan John kepada George semakin besar ketika George menghadiahkannya sebuah harmonika. Harmonika itu menjadi alat musik pertama yang dikuasai John.

George dan John
Roda hidup kadang berputar ke bawah. Itu pula yang dialami John saat dia kehilangan George. Paman yang sangat disayanginya itu meninggal dunia secara tiba-tiba karena serangan jantung. John bersedih atas hal itu dan memeluk Mimi dari belakang. Mimi kemudian berkata, "Jangan tampak bodoh. Kalau mau menangis di dalam kamar. Sekarang hanya kita berdua dan kita harus melanjutkan hidup."

Selepas kepergian George, Mimi semakin mendisiplinkan John dan tetap menginginkannya sukses dalam akademik. Salah satu caranya: Mimi menerima seorang mahasiswa biokimia bernama Michael Fishwick untuk tinggal di rumahnya. Namun John tidak terpengaruh. Dia tetap dengan perilaku bebasnya. John malah semakin malas ke sekolah. Puncaknya, John dan sahabatnya, Peter Shotton, dikeluarkan dari sekolah karena memperlihatkan majalah dewasa kepada wanita tua dalam bus.

John tidak membiarkan surat pemecatan dari sekolahnya diterima oleh Mimi. Dia menahan petugas pos di depan rumahnya, mengambil suratnya, lalu membakarnya. Selanjutnya, John mengunjungi ibunya Julia Stanley dan tinggal bersamanya setelah terlebih dahulu menjelaskan semua yang dialaminya di sekolah. Oleh Julia, John diajari main banjo sampai mahir dan sedikit piano. Julia juga memperkenalkan kepada John musik rock n' roll. Selain itu, John juga mengakrabkan diri dengan dua adiknya, Julia dan Jackie, serta ayah tirinya, Bobby.

Lama kemudian, Mimi mengetahui bahwa John dikeluarkan dari sekolah. Mimi pun segera tahu keberadaan John dan mendatanginya. Saat mendapati John bersama Julia, Mimi memarahi Julia dan berkata, "Tidak Julia. Mungkin ini hidupmu...kekacauan. Tapi ini bukan dia (John)." Julia marah dan mengusir Mimi.

Bobby, ayah tiri John, menasehati Julia untuk mengembalikan John kepada Mimi. Alasannya: Mimilah yang merawat John dari kecil. Terlebih Mimi sekarang hidup sendiri setelah ditinggal suaminya. Keberadaan John tentu akan menghiburnya. Hal itu kemudian disadari sendiri oleh John dan mengantarnya kembali kepada Mimi.

Bertemu Mimi kembali, John mengutarakan niatnya yang terpendam: membuat grup musik rock n' roll, "...seperti Elvis," kata John. Mimi mendukung niat John itu dan membelikannya sebuah gitar klasik seharga 7 poundsterling. John kemudian mengajak teman-temanya di Quarry Bank High School untuk bergabung dengan bandnya: Eric pada gitar, Len pada bass, Peter pada drum, dan Rodders pada banjo. Nama bandnya berubah-ubah, dari Skiffle Group, Blackjack, dan terakhir The Quarrymen, diambil dari nama sekolah mereka.

John dan The Quarrymen
The Quarrymen tampil perdana dalam sebuah pertunjukan di taman kota Liverpool. Lagu andalan mereka berjudul Maggie Mae. Dalam penampilan itu, John memakai gitar barunya dan berperan sebagai vokalis. Lucunya, John memainkan gitarnya dengan kunci banjo.

Paul MacCartney, pemuda 15 tahun, hadir dalam pertunjukan itu dan kagum dengan penampilan The Quarrymen. Setelahnya, Paul pun memperkenalkan dirinya kepada John dan teman-temannya. Paul juga mempertunjukkan kemampuannya bermain gitar dengan musik rock n' roll. Akhirnya, karena John kagum dengan kemampuan Paul. Paul pun bergabung menjadi personal The Quarrymen.

John mengajak Paul ke rumahnya dan meminta Paul mengajarinya main gitar. Dari situ, John menjadi mahir bermain gitar. Selain mengajari John bermain gitar, Paul juga mengajak John untuk menciptakan lagu. "Jika kita ingin bermain musik, kita harus menulis karya sendiri, dan kita tidak perlu khawatir dengan perusahaan rekaman," kata Paul.

Kebersamaan John dan Paul memulai persahabatan mereka. Meskipun keduanya bertolak belakang dari sisi perilaku. John jelas tercipta sebagai musisi rock n' roll dengan gaya rock n' roll, sementara Paul 'tak tampak sebagai musisi rock n' roll dengan gayanya yang kalem. "Rock n' roll itu hanya musik. Sederhana," alasan Paul. Paul kalem, John liar, itulah fakta keduanya. John bahkan punya kebiasaan hippies: menarik penggemarnya ke tempat sepi lalu menyetubuhinya. Tapi keduanya mampu bersatu dan bersahabat.

Selanjutnya, John dan Paul saling bekerja sama dalam band. Untuk memperkuat band, Paul mengajak sahabatnya, George Harrison, setelah terlebih dahulu memperkenalkannya kepada John. John tertarik dengan permainan gitar George dan George pun bergabung sebagai personal The Quarrymen.

Di belakang John, Mimi dan Julia menjalin hubungan baik. Keduanya sepakat berbaikan demi mendukung karir John. Hal tersebut membuat John sangat bahagia. Untuk memperkuat kemampuan musiknya, John kuliah di Liverpool Art College. Oleh Mimi, John juga dihadiahi sebuah biola.

Di tengah gairah John untuk bermusik, roda hidupnya kembali berputar ke bawah. Dia lagi-lagi kehilangan. Ibunya Julia meninggal dunia setelah tertabrak mobil seorang polisi mabuk. Hal yang kemudian membuat John memendam amarah yang teramat dalam, terlebih polisi yang menabrak ibunya terlepas dari segala tuntutan.

The Beatles First
Selanjutnya, John fokus pada musik. Bersama dua personal terakhir yang bertahan: Paul dan George, John mengubah nama bandnya menjadi The Silver Beatles kemudian menjadi The Beatles saja. Mereka masuk dapur rekaman dan mendapat kesempatan untuk tampil di sebuah klub di Hamburg, Jerman.

John mengutarakan kesempatan itu kepada Mimi. Sejenak, Mimi merasa John berbohong. Namun akhirnya dia menyadari bahwa dia akan berpisah dengan anak yang dicintainya itu dan telah bersamanya selama 20 tahun. John kemudian memberikan berkas adminitrasi keberangkatannya ke Hamburg kepada Mimi untuk ditandatangani. "Saya tandatangan sebagai apa? Orangtua atau Wali?" Tanya Mimi kepada John. John menjawab, "Dua-duanya." Jawaban itu membuat Mimi terharu dan memeluk John.

Pada 1960, keduanya pun berpisah setelah bersama sejak John kecil. Kepada Mimi, John berjanji akan meneleponnya setiap minggu selama di Hamburg. John memenuhi janjinya itu.

Referensi: A Biography of John Winston Ono Lennon oleh Jane Teester, film A Nowhere Boy. Foto: diambil dari pelbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar