Selasa, 15 Mei 2012

70 Tahun Jusuf Kalla: 15 Mei 1942 - 15 Mei 2012

JK bersama Direksi dan Staf PT Hadji Kalla [foto: Widi Anugrah]
15 Mei 1942: Muhammad Jusuf Kalla lahir di kota Watampone, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Ayahnya bernama Kalla dan Ibunya bernama Athirah.

1942-1950: JK menghabiskan masa kecilnya di kota Watampone. Seperti anak kecil lainnya, JK bermain, belajar di sekolah dasar dan mengaji diajari oleh ibunya. JK juga sesekali membantu ayahnya berdagang di sebuah kios di Pasar Bajoe.

1952: JK dan keluarganya pindah ke kota Makassar dan mendirikan perusahaan dagang bernama NV Hadji Kalla Trading Company.

1952-1960: JK menjalani masa sekolah di Sekolah Islam Datumuseng Makassar dan melanjutkannya di SMA Negeri 3 Makassar. Saat menjadi siswa, JK aktif di organisasi Pemuda Pelajar Islam (PII) Sulawesi Selatan dan kemudian menjadi Ketua di organisasi itu. Di SMA pula, JK pertama kali bertemu dan jatuh hati kepada Mufidah.

1960-1967: JK menjadi mahasiswa di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (FE Unhas) Makassar. Saat menjadi mahasiswa, JK aktif di pelbagai organisasi, dari organisasi jurusan, fakultas, senat, sampai organisasi mahasiswa se-Sulawesi Selatan: Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). JK kemudian menjadi Ketua di organisasi-organisasi tersebut.

Pada masa kuliah pula, JK melakukan pendekatan kepada Mufidah. Contohnya: Saat Mufidah kuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar sambil bekerja di bank sebagai teller, JK mendaftar sebagai asisten dosen di UMI dan menabung di bank tempat Mufidah bekerja. Usaha JK akhirnya berhasil. JK dan Mufidah bertunangan pada 1966.

1967: JK selesai menempuh pendidikan di FE Unhas dan memperoleh gelar Dokturandus. Selanjutnya, JK bekerja membantu ayahnya di NV Hadji Kalla Trading Company sebagai karyawan kemudian naik menjadi manajer. Di tahun ini juga, JK menikahi Mufidah.

1968: JK mewarisi penuh perusahaan ayahnya dengan menjadi Direktur Utama. Tugas JK cukup berat karena perusahaan yang diwariskan ayahnya saat itu sedang terimbas krisis ekonomi 1965. JK kemudian berhasil menyelamatkan perusahaan warisan ayahnya yang berbasis di makassar itu dari krisis menjadi kelompok usaha dinamis yang saat ini kita kenal dengan nama Kalla Group.

Kalla Group kini telah menjadi kelompok usaha mapan yang bergerak di ragam sektor bisnis: otomotif, properti, konstruksi, pembiayaan, pendidikan, dan energi. Gedung perkantoran Wisma Kalla di jalan Dr. Sam Ratulangi Makassar menjadi tanda kemapanan Kalla Group.

Pada tahun ini pula, JK dikaruniai anak pertama yang diberi nama Muchlisa Jusuf. Lisa kini adalah istri dari Susanto Supardjo dan ibu dari Ahmad Fikri, Masyitah dan Jumilah Saffanah. Bersama keluarganya, Lisa mengembangkan bisnis sendiri dan menjadi komisaris di beberapa perusahaan Kalla Group. Lisa sekeluarga menetap di London, Inggris.

1969: JK dikaruniai anak kedua yang diberi nama Musjwirah Jusuf. Ira kini adalah istri dari Langlang Wilangkoro dan ibu dari Emir Thaqib. Ira menduduki posisi komisaris di beberapa perusahaan Kalla Group, sedangkan suaminya menjadi direktur di perusahaan yang mengurusi pesawat pribadi Jusuf Kalla. Ira sekeluarga menetap di Jakarta.

1971: JK dikaruniai anak ketiga yang diberi nama Imelda Jusuf. Imelda kini adalah istri dari Zumadi Anwar dan ibu dari Rania Hamidah dan Aisha Kamilah. Imelda menduduki posisi Direktur Keuangan di beberapa perusahaan Kalla Group, sedangkan suaminya menjadi direktur Utama juga di beberapa perusahaan Kalla Group. Imelda sekeluarga menetap di Makassar.

1973: JK membantu Aksa Mahmud, suami adiknya Ramlah Kalla, mengembangkan CV Moneter. CV inilah yang kemudian berkembang menjadi kelompok usaha Bosowa Group yang kini telah sukses bergerak di ragam sektor bisnis: otomotif, properti, konstruksi, pembiayaan, energi, semen, agrobisnis, dan hotel. Gedung perkantoran Menara Bosowa di jalan Jend. Soedirman Makassar menjadi tanda kesuksesan Bosowa Group.

1975: JK dikaruniai anak keempat yang diberi nama Solichin Jusuf. Ihin adalah suami dari Pinkanova dan ayah dari Siti Shafiyah, Rasheed, Maliq Jibran dan Khalila Azeeza. Ihin menduduki posisi direktur dan komisaris di beberapa perusahaan Kalla Group dan Bukaka Group, dia juga adalah sosok yang membawa radio Prambors masuk ke Makassar, sedangkan istrinya adalah ibu rumah tangga. Ihin sekeluarga menetap di Jakarta.

1977: JK mengikuti sekolah bisnis di The European Institute of Business Administration Fountainebleu, Prancis, guna meningkatkan keilmuannya di bidang bisnis.

1979: JK bertemu Fadel Muhammad, lulusan terbaik Fakultas Teknik Institut Teknologi Bandung. Bersama Fadel, JK mendirikan PT Bukaka Teknik Utama, perusahaan yang kemudian menjadi penopang Bukaka Group, kelompok usaha milik keluarga Kalla yang berbasis di Jakarta. Bukaka Group kini telah menjadi kelompok usaha terkenal yang bergerak di ragam sektor bisnis: konstruksi, energi, dan agrobisnis.

1980: JK dikaruniai anak kelima yang diberi nama Chairani Jusuf. Wanita yang akrab disapa Ade ini belum berkeluarga dan sehari-hari beraktifitas di perusahaan periklanan. Ade menetap bersama ayah-ibunya di Jakarta.

1981: JK membantu Alwi Hamu menggarap bisnis koran berlabel Fajar. Koran itu kemudian bergabung bersama Jawa Pos Group milik Dahlan Iskan dan menjadi kelompok media terbesar di Indonesia Timur menyingkirkan Pedoman Rakyat. Gedung Fajar Graha Pena di jalan Perintis Kemerdekaan Makassar menjadi bukti kebesaran Fajar Group.

1982: Ibunda JK, Athirah, meninggal dunia karena sakit. Selang 86 hari kemudian, ayah JK Hadji Kalla juga menyusul menghadap Sang Ilahi.

1984: Untuk mengenang dan menghargai ibundanya Athirah, JK mendirikan Yayasan Pendidikan Athirah. Sekolah ini masih bertahan sampai sekarang dan berbasis di Makassar dan Bone; menyediakan layanan pendidikan dari TK sampai SMA.

1985: JK menjadi Ketua Kamar Dagang dan Industri Daerah Sulawesi Selatan (Kadinda Sulsel). Posisi ini turut membantu JK dalam melihat prospek bisnis yang kemudian dijalankan kelompok usahanya.

1988: JK menjadi Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) melalui Partai Golkar. JK setia dengan Partai Golkar, dari kader muda hingga menjadi Ketua pada periode 2004-2009.

1992: JK menjadi Ketua Ikatan Keluarga Alumni Universitas Hasanuddin (Ika Unhas) Makassar. Jabatan ini masih didudukinya sampai sekarang.

1997-1998: JK mengawal perusahaan-perusahaannya menghadapi krisis ekonomi Asia.

1999-2001: JK menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan pada masa Presiden Abdurrahman Wahid.

2001-2004: JK menjadi Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada masa Presiden Megawati Soekarno Putri. Pada saat menjadi menko kesra, JK terkenal dengan program Sejuta Rumah, program rumah murah untuk rakyat dimana pendanaannya disubsidi oleh pemerintah.

2004-2009: JK menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia mendampingi Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. JK kemudian dikenang sebagai Wapres yang proaktif dalam pengambilan kebijakan negara, bukan hanya ban serep sebagaimana Wapres-Wapres sebelumnya.

Kebijakan JK yang terkenal sebagai Wapres adalah konversi minyak tanah ke gas elpiji, program Bantuan Langsung Tunai (BLT), pemberian cuti bersama, produksi panser dalam negeri, program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan pemberian gaji ke-13 kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS).

2009-sekarang: JK menjadi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI). JK berusaha menjadikan PMI mandiri secara finansial dan proaktif dalam penanggulangan bencana.

15 Mei 2012: JK genap berusia 70 tahun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar