Jumat, 09 Desember 2011

Baubau, Kota Sejarah yang Multietnik

Benteng Wolio, Keratong
'TAK SALAH saya menyebut Baubau sebagai kota sejarah. Di kota yang sempit berbukit ini, bukti sejarah terpelihara. Benteng Wolio atau biasa disebut Keratong yang berdiri megah di puncak bukit kota Baubau adalah salah satu bukti sejarah yang paling menarik.

Benteng milik Kerajaan Buton itu cukup luas dan dibangun dengan material batu gunung yang sangat kokoh. Di sekitarnya berjajar rumah-rumah panggung milik penduduk yang juga masih keturunan dekat Kerajaan.

Di puncak atas Benteng terdapat gua kecil. Di gua itulah Aru Palakka, Raja Bone, bersembunyi dari pencarian pasukan Bontomarannu Kerajaan Gowa. Papan pengumuman dari besi berdiri di dekat gua dan menuliskan sejarah tersebut.

Dari puncak Benteng juga terlihat keadaan kota Baubau yang sangat padat. Dari kejauhan juga tampak Pulau Makassar, pulau yang menjadi tempat persinggahan pasukan Bontomarannu ketika mengejar Aru Palakka. Di pulau itu pula pasukan Bontomarannu dikepung pasukan Belanda sehingga banyak dari mereka yang mati dan tertangkap.

Suasana Kota Baubau dari atas Benteng Wolio, Keratong
'Tak salah juga saya menyebut Baubau kota multietnik. Di kota terbesar ketiga di Sulawesi Tenggara setelah Kendari dan Kolaka itu, hidup berdampingan ragam etnik. Ada suku asli Buton, Bugis, Tolaki (Kendari), Raha, dan pascakonflik Ambon, banyak juga orang Ambon yang menghuni kota ini; bahkan mereka diberikan kawasan tersendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar