Kamis, 13 Agustus 2020

Kasus Anji

Terkait kasus Erdian Aji Prihartanto alias Anji, Andy Flores Noya pun pernah mengalaminya. Kala itu, acaranya Kick Andy mengundang tamu seorang pemuda penyandang disabilitas.

 
Titik poinnya: pemuda itu mengaku sebagai pembuat musik soundtrack di ragam kartun anime Jepang. Andy tertarik, merasa bangga dengan itu, dan coba menyebarkannya ke seluruh Indonesia biar menjadi inspirasi.
 
Tak dinyana, selepas episode itu tayang, banyak yang mempertanyakannya. Bahkan ada yang berhasil mengkonfirmasinya langsung kepada produsen anime Jepang. Hasilnya: nol. Pemuda itu terbukti hoax.
Setelah dikonfrontasi, pemuda itu akhirnya minta maaf. Ditemani ibunya, dia mengakui kesalahannya.
Kick Andy yang punya organisasi lengkap pun bisa terkecoh dengan profil narasumber. Apalagi Anji yang cuma berbekal sedikit tim kreatif.
 
*****
 
Hal serupa tapi 'tak sama juga pernah terjadi di koran kota terkenal Makassar. Kala itu, wartawannya lewat di sebuah jalan protokol besar. Wartawan itu melihat sebuah kecelakaan. Ada darah di jalanan dan kondisi kendaraan yang cukup parah. Korban sudah dilarikan ke rumah sakit. 
 
Setelah mengumpulkan bukti lapangan, wartawan itu berkesimpulan: korban tewas. Dia pun menulisnya. Tanpa sekali pun mengonfirmasi keadaan korban di rumah sakit.

Beberapa hari kemudian, si korban dan keluarganya mendatangi Koran itu. Mereka bertemu Pemimpin Redaksi dan tentu saja protes. Sang Pemimpin Redaksi memanggil si wartawan dan bilang, "Ada mayat cariko di luar."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar