Senin, 09 September 2013

Kehidupan Nabi Muhammad (611): Menerima Wahyu dan Menjadi Nabi Utusan Allah

Pada saat usia Muhammad hampir genap 40 tahun, dia memiliki kebiasaan mengasingkan diri. Berbekal makanan seadanya, Muhammad mengasingkan diri di sebuah gua kecil bernama gua Hira yang terletak di Jabal Nur (Bukit Cahaya) yang berjarak sekira 2 mil dari Mekkah.

Di gua kecil itu, Muhammad merenungkan kehidupan, meluapkan keresahaannya atas kebiasaan orang-orang Mekkah yang 'tak masuk akal, dan menghayati keindahan alam di sekelilingnya. Dia juga sering berbagi bekal makanan kepada orang-orang miskin yang juga mengasingkan diri di gua hira.

Hingga pada suatu momen di gua Hira, pada 21 Ramadhan atau 10 Agustus 611, Muhammad didatangi Malaikat Jibril, lelaki dengan wajah yang sangat berseri dimana kedua telapak kakinya menginjak ufuk langit. Jibril lalu berkata kepada Muhammad, "Wahai Muhammad, engkau adalah utusan (Rasul) Allah dan aku adalah Jibril."

Jibril kemudian memegang dan merangkul Muhammad seraya berkata, "Bacalah!" Muhammad menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Jibril berkata lagi, "Bacalah!" Muhammad lagi-lagi menjawab, "Aku tidak bisa membaca."

Hingga pada ketiga kalinya, Jibril menyampaikan, "Bacalah! Dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan Al Qalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Perkataan Jibril itu abadi dalam Al Qur'an surah Al Alaq ayat 1 sampai 5.

Selepas kejadian itu, Muhammad yang gemetar ketakutan pulang menemui istrinya Khadijah sambil berkata, "Selimuti aku, selimuti aku!" Muhammad kemudian menceritakan kejadian yang telah dialaminya di gua Hira kepada Khadijah.

Khadijah yang khawatir akan keadaan suaminya lalu mendatangi kemenakannya Waraqah, seorang yang terkenal sebagai penulis buku dan penginjil berbahasa Ibrani. Mendengar semua perihal kejadian yang menimpa Muhammad dari Khadijah, Waraqah berkata, "...Mukjizat yang pernah datang kepada Musa kini datang kepadanya (Muhammad). Dia adalah benar-benar Nabi umat ini. Katakanlah kepadanya agar dia berteguh hati."

Pascakejadian di gua Hira, selang beberapa waktu, Jibril 'tak jua muncul lagi membawa wahyu. Atas hal itu, Muhammad dirundung kesedihan. Hingga Malaikat Jibril turun kembali membawa wahyu.

Kejadiannya bermula tatkala Muhammad mendengar suara yang berasal dari langit. Dia memandangi langit dan mendapati Jibril yang dilihatnya di gua Hira sedang duduk di sebuah kursi yang menggantung di antara langit dan bumi. Muhammad mendekatinya tapi kemudian terjatuh ke tanah.

Muhammad kembali gemetar dan pulang menemui Khadijah sambil berkata, "Selimuti aku, selimuti aku." Lalu Jibril berkata, "Wahai orang-orang yang berselimut! Bangunlah lalu beri peringatan! Dan Tuhanmu, agungkanlah! Dan pakaianmu, bersihkanlah. Dan perbuatan dosa, tinggalkanlah!" Perkataan Jibril ini diabadikan dalam Al Qur'an surah Al Mudatsir ayat 1 sampai 5.  

Mendengar wahyu itu, Muhammad membuka selimutnya dan bangkit dari tidurnya, Dia benar-benar telah menyadari dirinya sebagai Nabi, utusan (Rasul) Allah.

Referensi: Sirah Nabawiyah, karya Syaikh Safiyyurrahman Al Mubarakfury.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar