Arsjad Rasjid. Nama yang mengemuka kini. Sebabnya? Jabatannya sebagai Ketua Kadin sedang digoyang. Siapa yang ingin menggoyang? Belum jelas. Doi pun, kepada Andy F. Noya, setengah-setengah menjelaskan.
Saya pribadi sudah lama mengikuti profil doi: pribadi maupun pengusaha. Doi adalah anak tentara di era orde baru yang punya privilege buat sekolah di Amerika. Sempat ambil jurusan elektrikal, tapi kemudian doi membelot ke jurusan bisnis karena ingin kuliah santai.
Pulang ke Indonesia, doi bersama sahabatnya Agus Lasmono sepakat mendirikan usaha pada 1996. Sempat dinamai PT Prabu, tapi nama itu dirubah karena terlalu kuno. Akhirnya Arsjad dan Agus sepakat memilih nama PT Industri Multimedia dan Informatika disingkat Indika. Sederhana saja: Agus suka media; Arsjad masih menaruh hati pada elektrikal.
Usaha pertama mereka adalah kerjasama pembuatan kartu kredit dengan bank. Sudah deal, tapi usaha itu akhirnya gagal karena krisis moneter 1998. Setelahnya, mereka menjajal SLJJ, sambungan telpon ke luar negeri. Berhasil karena memang saat itu lagi booming-boomingnya orang Indonesia telpon-telponan.
Pada 2000-an, Indika memulai puncak kejayaan. Mereka masuk ke industri hiburan dengan mendirikan rumah produksi, radio, dan mengakuisisi SCTV. Grup itu juga menginisiasi pendirian NetTV yang investasinya luar biasa.
Bisnis mereka akhirnya merambah ke sektor lain yang lebih wah: pembangkit listrik, batubara, dan yang paling disorot tambang emas mereka di kaki gunung Latimojong, Luwu. PT Masmindo, anak usaha mereka yang mengelola tambang itu, sedang bersengketa dengan warga sekitar tambang.