Positifnya, Juventus baru saja juara Piala Champions dan pemain-pemainnya mengisi skuat inti Italia: Dino Zoff (kiper), Gentille (bek), Marco Tardelli (gelandang), dan Paolo Rossi (striker).
Negatifnya, skandal pengaturan skor (totonero) terkuak di Italia. Sebagian pemain Juventus terlibat, termasuk Paolo Rossi.
Kondisi tidak stabil Italia terlihat pada fase grup pertama. Mereka kerja keras untuk lolos. Pada fase grup kedua, kestabilan Italia mulai terlihat. Mereka menunjukkan kelasnya.
Pertahanan rapat (catenacio) dengan serangan balik cepat racikan pelatih Enso Bearzot berhasil meredam juara bertahan Argentina dan Brasil (lihat video).
Di final, Italia menang epik 3-1 atas Jerman Barat. Semua gol dicetak punggawa-punggawa Juventus: Rossi, Tardelli, dan Gentille.
*****
Entah apa yang dirasakan pemain, kru, dan fans tim Inggris saat Diego Armando Maradona membobol dua kali gawang mereka pada babak perempat final Piala Dunia 1986.
Pada gol pertama, mereka harus membenci Maradona karena mencetak gol pakai tangannya. Tapi pada gol kedua, mereka harus mengagumi Maradona yang berhasil mencetak gol individual terindah sepanjang masa.
"Itu adalah satu-satunya momen dalam hidup saya ketika merasa harus memberikan tepuk tangan kepada pemain lawan. Saya tidak melakukannya karena saya sedih, tapi tidak diragukan lagi, itu adalah gol terhebat yang pernah saya lihat," kata Gary Lineker, striker Inggris, melihat gol kedua Maradona.
Terkait gol kontroversial pakai tangan, Maradona berkomentar, "Gol itu dicetak sebagian dengan kepala Maradona dan sebagian dengan 'tangan tuhan'."
Maradona akhirnya membawa Argentina menjuarai Piala Dunia 1986 setelah mengalahkan Jerman Barat di final dengan skor 3-2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar