Rabu, 01 April 2020

Corona di Indonesia

Setelah Wuhan, Cina, di-lockdown 23 Januari 2020 akibat wabah virus corona, negara-negara lain segera bereaksi di awal Februari. Terutama negara tetangga Cina: Korea, Jepang, Vietnam, Thailand, Rusia, dll. Ada yang ikutan lockdown; ada yang cuma social dikancing. Eh, distancing maksudnya.

Indonesia tenang-tenang saja. Tidak ada laporan kasus sama sekali. Sampai-sampai dunia tidak percaya. Peneliti kesehatan dari Harvard University Health Service, Amerika Serikat, juga tidak percaya. Ketidakpercayaan yang ditantang Dr. Terawan, Menteri Kesehatan Indonesia.

"Ya, Harvard suruh ke sini-lah. Saya buka pintunya untuk melihat. Jadi kita tidak ada yang ditutup. Amerika saya bilang lihat sendiri, dan itu alat yang dipakai alat dari Anda sendiri," kata Terawan, pria 55 tahun yang meraih gelar Doktor di Fakultas Kedokteran Unhas Makassar.

Bahkan setelah Februari berlalu, tetap nihil kasus. Februari hanya dihiasi tiga kejadian besar: satu, maraknya ekspor masker dari Indonesia ke Cina dengan harga selangit; dua, ditutupnya akses ke Mekkah oleh Arab Saudi yang membuat banyak jemaah Indonesia batal berumroh; tiga, reuni akbar Smansa Makassar. Hehehe...

Titik balik terjadi pada 1 Maret. Gubernur Indonesia, eh Jakarta, Anies Baswedan, mengingatkan di pagi hari: sudah ada corona di Indonesia. Peringatan yang dibantah mentah-mentah Menkes Terawan sore harinya. Anies pun di-bully habis-habisan haters-nya sampai tengah malam.

Yang mengagetkan, 2 Maret keesokan harinya, Presiden Jokowi ditemani Dr. Terawan mengumumkan perihal diidentifikasinya pasien pertama corona di Indonesia. Seorang ibu bersama anaknya di Depok. Publik pun mulai serius. Apalagi pada 11 Maret, kematian pertama terjadi.

Dan benar saja, corona sepanjang Maret memang sangat serius. Langsung tancap gas. Grafiknya meningkat tajam. Per 31 Maret, jumlah terinfeksi corona di Indonesia mencapai 1.311 kasus dengan angka kematian 136 jiwa.

Hari ini, awal April, corona di Indonesia masih serius. Ada tambahan 366 kasus baru dan 21 jiwa yang mati. Jadi secara total, kasus terinfeksi sudah ada 1.677 kasus dengan jumlah kematian 157 jiwa.

Apakah Indonesia sakit?
Semoga Indonesia sehat-sehat saja!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar