Tenang, senang, bahagia, semangat, puas, positif atau apalah hal-hal bagus lainnya, itulah hal-hal ideal yang secara naluriah terpatri dalam jiwa manusia.
Orang Yunani menyebutnya idelismos. Orang Inggris menyebutnya idealism. Orang Indonesia menyebutnya idealisme. Sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Seorang idealis, ketika dia melakukan sesuatu, akan lebih mementingkan apa yang dirasakan jiwanya ketimbang materi yang diterimanya. Materi tetap penting, tapi tidak menjadi sentral, sehingga sesuatu yang dilakukan itu kehilangan maknanya, rasanya, esensinya.
Maka secara kata, idealisme memang sangat cocok diantonimkan dengan materialisme.
Dalam persepsi yang lebih tegas, kita bisa bilang: orang yang idealis akan melakukan sesuatu yang menjadi kewajibannya secara maksimal, sehingga menimbulkan kepuasan dalam jiwanya.
Dan kepuasan itu semakin lengkap ketika dia memperoleh haknya berupa materi yang setimpal. Dan yang terpenting: orang idealis tidak akan pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya, yang di luar haknya, karena itu akan merusak kepuasan dalam jiwanya.
Orang materialis sebaliknya, belum selesai melakukan kewajibannya, dia sudah berpikir untuk memperoleh haknya. Yang lebih parah, dia juga berpikir bagaimana memperoleh hal-hal yang bukan haknya, di luar haknya.
Dari pemaparan ini, silahkan bertanya pada diri sendiri: apakah saya seorang yang idealis atau materialis?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar