Selasa, 24 September 2024

Arsjad Rasjid

Arsjad Rasjid. Nama yang mengemuka kini. Sebabnya? Jabatannya sebagai Ketua Kadin sedang digoyang. Siapa yang ingin menggoyang? Belum jelas. Doi pun, kepada Andy F. Noya, setengah-setengah menjelaskan.

Saya pribadi sudah lama mengikuti profil doi: pribadi maupun pengusaha. Doi adalah anak tentara di era orde baru yang punya privilege buat sekolah di Amerika. Sempat ambil jurusan elektrikal, tapi kemudian doi membelot ke jurusan bisnis karena ingin kuliah santai.

Pulang ke Indonesia, doi bersama sahabatnya Agus Lasmono sepakat mendirikan usaha pada 1996. Sempat dinamai PT Prabu, tapi nama itu dirubah karena terlalu kuno. Akhirnya Arsjad dan Agus sepakat memilih nama PT Industri Multimedia dan Informatika disingkat Indika. Sederhana saja: Agus suka media; Arsjad masih menaruh hati pada elektrikal. 

Usaha pertama mereka adalah kerjasama pembuatan kartu kredit dengan bank. Sudah deal, tapi usaha itu akhirnya gagal karena krisis moneter 1998. Setelahnya, mereka menjajal SLJJ, sambungan telpon ke luar negeri. Berhasil karena memang saat itu lagi booming-boomingnya orang Indonesia telpon-telponan.

Pada 2000-an, Indika memulai puncak kejayaan. Mereka masuk ke industri hiburan dengan mendirikan rumah produksi, radio, dan mengakuisisi SCTV. Grup itu juga menginisiasi pendirian NetTV yang investasinya luar biasa.

Bisnis mereka akhirnya merambah ke sektor lain yang lebih wah: pembangkit listrik, batubara, dan yang paling disorot tambang emas mereka di kaki gunung Latimojong, Luwu. PT Masmindo, anak usaha mereka yang mengelola tambang itu, sedang bersengketa dengan warga sekitar tambang.



Jumat, 05 Juli 2024

Me & Zuckerberg

Kami lahir di tahun yang sama. Saya malah lebih tua 15 hari. Bekal awal kami juga -rasa-rasanya- sama: seperti yang ada di gambar 😁.

Tapi lingkungan tempat kami tumbuh jelas berbeda. Doi lahir di New York; Saya di Ujung Pandang. Doi kuliah di Harvard; Saya di Hasanuddin.

Doi seorang Yahudi yang di usia 13 memutuskan ateis; Saya di usia segitu sibuk baca majalah Bola dan bergaul dengan Jemaah Tabligh.

Doi di usia 25 berhasil menjadi juragan Facebook; Saya di usia segitu sibuk jadi juragan di Kaskus.

Dan di usia 40, doi jadi pria terkaya; Saya.... Tapi ini bukan soal kaya atau tidak, melainkan soal manfaat atau tidak. Begitulah kehidupan, masing-masing orang beda latar dan belakangnya; beda nasib dan manfaatnya. 

Sebagaimana kata pepatah Rusia: manusia bahagia dengan cara yang sama; menderita dengan cara masing-masing 😁.

Kita tutup tulisan ini dengan merenungkan surah Luqman ayat 34: "Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati."




Minggu, 23 Juni 2024

Tanri Abeng (1942-2024)

Sebelum era millenium, ekonomi Indonesia kental menganut laissez faire: pasar diserahkan kepada swasta. Pemerintah hanya mengontrol tipis-tipis dari jauh. 

Apa hasilnya: perusahaan swasta -secara umum- lebih maju dan efisien dibandingkan perusahaan negara (BUMN). Yang kita kenang dari BUMN cuma rugi dan sarang korupsi. 

Satu korupsi BUMN yang terkenal: korupsi Pertamina ala Ibnu Sutowo, dirutnya. Ibnu Sutowo juga dikenal sebagai nenek dari Maulana Indraguna Sutowo, suami artis Dian Sastrowardoyo.

*****

Sampai pada pascakrisis 1998, Pemerintah mulai sadar untuk segera membangkitkan BUMN. Maka dibentuklah Kementerian BUMN. Orang pertama yang ditunjuk mengurusnya adalah Tanri Abeng.

Penunjukan Tanri Abeng tidak berasal dari ruang hampa. Selain orang Golkar, tokoh kelahiran Selayar itu sebelumnya sukses menjadi Presiden Direktur di dua perusahaan swasta: PT Multi Bintang Indonesia (produsen Bir Bintang) dan Bakrie Group. 

Kelihaian manajemen alumni Buffalo University New York itu diharapkan mampu membangkitkan BUMN. 

Konsep yang dipresentasekan Tanri Abeng kepada Presiden Soeharto saat pertama kali menjadi Menteri BUMN adalah konsep holding. Menurutnya, puluhan jumlah BUMN kala itu harus diwadahi oleh beberapa holding sehingga berjalan maju dan efisien, mudah dikontrol. 

Konsep holding tersebut masih bertahan sampai sekarang di era Menteri Erick Tohir. Konsep itu menjadi kekuatan BUMN memimpin pasar. Swasta mencak-mencak.

Selain konsep holding, salah satu hal terbaik yang dilakukan Tanri Abeng saat menjadi Menteri BUMN adalah berhasil menyelamatkan empat bank pemerintah yang mangap-mangap karena krisis. Keempat bank itu digabung menjadi satu dan dinamai Bank Mandiri.

*****

Meskipun Tanri Abeng adalah tokoh asli Selayar, tapi sepak terjangnya cukup kontroversi bagi warga Selayar. Itu karena Tanri Abeng memimpin perusahaan produsen bir bintang. Minuman beralkohol tentu haram bagi warga Selayar yang mayoritas Muslim cluster Muhammadiyah.

Cerita negatif -entah benar apa tidak-bahkan beredar di kalangan orang tua di Selayar: sumbangan dari Tanri Abeng selalu ditolak karena berasal dari uang haram.

Tapi apakah Tanri Abeng melupakan Selayar? Tidak juga. Itu terbukti saat beliau membangun hotel Sedona di sekitaran Pantai Losari. Konon kabarnya, Sedona adalah singkatan dari Selayar Tanah Doang.

Dalam perjalanannya, Hotel Sedona berganti nama menjadi Aryaduta karena ada investasi Lippo Group juga disitu. Dan pada 2011, hotel itu dijual kepada Bosowa Group. Uang hasil penjualan hotel digunakan untuk mendirikan Universitas Tanri Abeng.

Foto: Tanri Abeng dan keluarga (dok. Emil Abeng)



Kamis, 20 Juni 2024

Tapera

Dulu, pemeritah Soeharto punya kebijakan lebih rill: perumahan nasional. Melalui badan yang namanya Perumnas, rumah-rumah dibangun lalu dijual ke karyawan menengah ke bawah: guru, dosen, tantama, buruh, bidan, dll. 

Mereka semua terbantu. Pun gaji mereka dipotong tiap bulan, tapi mereka bisa hidup tenang di rumah sendiri. Pun rumah ukurannya kecil bertipe 21, kamar mandinya di dalam; pompa airnya di luar, tapi itu rill: betul-betul berwujud rumah.

Di Makassar, kita masih bisa lihat jejak kebijakan Soeharto itu: perumnas Sudiang, perumnas Antang, perumnas BTP, perumnas Tamalate, dll. Badan Perumnas juga masih berdiri sampai sekarang di bawah naungan Kementerian BUMN.

Bahkan beberapa instansi, entah mereka kerja sama dengan Perumnas atau tidak, juga bangun perumahan: BPN punya kompleks Agraria, tentara punya kompleks Kodam, kampus negeri punya perumahan dosen, dll.

*****

Nah, tapera sama sekali tidak rill. Gaji karyawan dipotong 3 persen tiap bulan, tapi rumahnya tidak ada. Mereka disuruh menyicil harapan, padahal 3 persen lumayanlah buat sarapan. Belum yang sudah punya rumah, masa dipotong juga?

Ada orang pemerintah yang bilang: "Tapera itu gotong royong belikan rumah mereka yang tidak mampu. Sama kayak BPJS kesehatan." Jelas pendapat ini keliru. Menyamakan asuransi dengan tabungan itu salah dalam perspektif apapun.

Kalau pemerintah betul-betul serius memberi perhatian terhadap pengadaan rumah bagi warga, mending pemerintah maksimalkan kebijakan yang sudah jalan: rumah subsidi. Kebijakan itu lebih rill dan berdampak nyata bagi karyawan.

Selasa, 28 Mei 2024

Berharap Madrid Kalah

Entahlah. Tapi di tahun ini, di final UCL 2024, banyak yang berharap Real Madrid kalah dari Borrusia Dortmund. Apalagi fans Barcelona. 😁

Jujurly, termasuk Saya. Kenapa? Saya sudah bosan lihat Madrid angkat trofi. Kata cewek-cewek Jakarte: "Hala Madrid melulu. Halalin aku, kapan?"

Tapi banyak juga yang pesimis. Sebab yang menjadi lawannya adalah Dortmund. Tim yang tahun ini terdampar di posisi lima Bundesliga. Bandingkan dengan Madrid yang juara La Liga. Jauh beda.

Tapi bukannya tanpa celah. Madrid tahun ini, wabilkhusus di UCL, cukup buruk di sisi pertahanan. Barisan pertahanan mereka cukup mudah dieksploitasi lawan. 

Dari 12 laga UCL yang dijalani Madrid sampai final, mereka kebobolan 15 gol. Kontras dengan prestasi pertahanan mereka di La Liga yang cuma kebobolan 26 gol dari 38 pertandingan. Hal ini jelas bisa dimanfaatkan Dortmund.

Hal menarik lainnya: dari kebobolan 15 gol yang dialami Madrid, enam gol dilesakkan tim-tim Jerman. Sebelum ketemu Dortmund di final, Madrid sudah ketemu tiga wakil Jerman lainnya: Union Berlin (1-0, 3-2) di fase grup, RB Leipzig (1-0, 1-1) di babak 16 besar, dan Bayern Muenchen (2-2, 2-1) di semi final. 

Dan overall, Madrid selalu kesulitan menghadapi semua tim Jerman itu. Dortmund jelas bisa lebih menyulitkan.

Terakhir, dari semua laga yang telah dijalani Madrid musim ini, mereka cuma kalah dua kali oleh satu tim yang sama: Atletico Madrid. Madrid kalah di Liga 1-3 dan kalah di babak 16 besar Copa Del Rey 2-4. 

Catat, di babak 8 besar UCL, Dortmund berhasil mengalahkan Atletico 5-4. Artinya apa, Dortmund punya potensi besar dan kualitas untuk mengalahkan Madrid.

Itu!

Foto di bawah adalah foto tahun 1997 saat Dortmund meraih gelar UCL setelah mengalahkan Juventus 3-1.



Sabtu, 25 Mei 2024

Celana Cingkrang

Seingat saya, dulu di 2000-an, yang celananya cingkrang itu cuma dua: Salafiyyun sama punkers. Tentu tidak sulit membedakan tampilan keduanya. Punkers selalu tampil ikonik dengan baju serba hitam, ada rantai di pinggang, alas kaki -bagi yang punya uang- doctor martin.

Nah, salafiyyun itu bercingkrang karena mengikuti hadits Nabi Muhammad. Kalau punkers, entahlah. Mungkin mengikuti fashion saja. Terlebih waktu itu Mark Hoppus sering tampil pakai celana kain cingkrang dan sepatu converse. Kenapa cingkrang? Mungkin biar kelihatan kaus kakinya yang putih. 😁

Sekarang, celana cingkrang sudah menjadi pilihan fashion bagi siapa pun: lintas gender, lintas genre, ragam model. Bebas-bebas saja tanpa perlu canggung lagi diteriaki: ustad! Atau yang lebih sering: kebanjiran yah, Pak? 🙃



Rekor Leverkusen Terputus

Rekor neverlosen Bayer Leverkusen akhirnya terhenti di pertandingan ke-51. Hal itu terjadi di final Liga Eropa: Leverkusen dipermak 0-3 oleh Atalanta. Hasil itu membalikkan semua prediksi pundit yang ramai-ramai menjagokan Leverkusen.

Tidak salah para pundit menjagokan Leverkusen. Apalagi kalau tolak ukurnya prestasi musim ini: Leverkusen juara BundesLiga, tidak pernah kalah di 50 pertandingan, grafik performa pemain mereka tinggi. Adapun Atalanta: terdampar di posisi lima Seria A dan barusan kalah dari Juventus di final Coppa Italia. Tidak stabil.

Tapi itulah sepakbola. Ada unsur strategi dan seninya. Strategi playing ball ala Xabi Alonso tak berdaya melawan seni bertahan catenaccio ala Gianpierro Gasperini. Seni yang menjadi kunci Gasperini juga ketika menghancurkan Liverpool empat gol tanpa balas di Anfield.

*****

Pun demikian, Leverkusen tetaplah mempesona musim ini. Rekor neverlosen mereka tercatat sebagai yang tertinggi sepanjang masa. Memecahkan rekor Benfica. Gelar Bundesliga pertama sepanjang sejarah klub juga jelas sangat berkesan. Terlebih kalau dilengkapi gelar DFB Pokal akhir bulan nanti. Prestasi mereka patut diapresiasi.

Prestasi Atalanta juga tidak kalah berkesan. Bagaimana tidak, dahaga 61 tahun nirgelar langsung terbayar dengan gelar Liga Eropa. Tiket langsung ke Liga Champions semakin menyempurnakan semua.



Jumat, 17 Mei 2024

Ekonomi Luwu

Sebuah daerah dikatakan mendunia apabila kehidupan ekonominya sudah melibatkan empat sektor sekaligus: warga, pemerintah, swasta, dan asing. Semakin besar ukuran keterlibatannya, semakin mendunia daerah itu.

Bicara warga dan pemerintah, hampir semua daerah di Indonesia sudah dihuni warga yang diwadahi pemerintah. Cuma ada bedanya antara daerah satu dengan lainnya: tingkat pendidikan.

Tingkat pendidikan otomatis menggambarkan kualitas dan kesiapan warga dan pemerintah daerah itu untuk membangun ekonomi. Dari sisi tenaga kerja maupun aturan.

Kalau swasta, sangat mudah melibatkan mereka ke daerah. Bangun saja jalan yang bagus, swasta akan masuk dengan sendirinya. Paling minimal: mobil kampas yang menjual barang grosiran atau sales dealer yang membawa brosur harga kendaraan. Developer, jangan ditanya.

Kalau asing, mudah juga memasukkan mereka ke daerah. Cuma caranya lebih mahal: selain jalan bagus, mesti dibangun juga pelabuhan atau bandara. Atau dua-duanya sekaligus. Tujuannya untuk mempermudah dan mempercepat mobilisasi barang dan orang.

*****

Luwu, termasuk di dalamnya Palopo, punya potensi besar untuk mendunia. Daerah itu dibelah jalan trans Sulawesi, punya pelabuhan, dan punya bandara. Apa yang kurang? Tinggal kapasitas dan fasilitasnya saja yang diperbesar.

Dari sisi pendidikan, hampir semua universitas eksis di Luwu. Negeri maupun swasta. Asuhan Kemendikbud maupun Kemenag. Bahkan universitas yang di Makassar tenggelam, ternyata di Luwu berkembang. Bisa dibayangkan, setiap tahunnya, berapa Sarjana terlahir dan siap membangun Luwu.


Jumat, 10 Mei 2024

From Neverkusen to Neverlosen

 Sisa memenangkan 4 pertandingan, Bayer Leverkusennya Xabi Alonso akan membuat sejarah: unbeaten dan hattrick gelar (Bundesliga, DFB Pokal, dan UEFA European League).


Sejatinya, Leverkusen sudah mengunci gelar Bundesliga. Itu gelar pertama mereka dalam sejarah 121 tahun pegelaran Bundesliga dan 119 tahun berdirinya klub.

Namun, jika Leverkusen memenangkan atau seri di dua partai tersisa, dia melengkapi gelar juaranya itu dengan label unbeaten. Klub pertama yang melakukannya. Rekor bersejarah.

Di DFB Pokal, Leverkusen akan bertemu Kaiserslautern pada partai final 26 Mei 2024 nanti. Dan di final UEL, Leverkusen akan bentrok lawan Atalanta pada 23 Mei 2024.

Akankah Leverkusennya Xabi Alonso berhasil mewujudkannya? Kita nikmati saja nanti.

*****

Leverkusen sendiri pernah punya sejarah hebat pada musim 2001-2002. Kala itu, Leverkusen yang dilatih Klaus Toppmoller (kiper legendaris Jerman) punya kesempatan hattrick gelar (Bundesliga, DFB Pokal, dan UEFA Champions League).

Sayangnya, ketiga-tiganya gagal. Di Bundesliga, Leverkusen dipantati Bayern Muenchen dengan hanya selisih satu poin. Kombinasi Lucio di lini belakang, Ze Roberto di tengah, dan Dmitar Berbatov di depan tak mampu membuat Leverkusen menghentikan dominasi Muenchen.

Di final DFB Pokal, Leverkusen digasak 2-4 oleh Schalke 04. Dan di final UCL, Leverkusen dikalahkan tipis 1-2 oleh Real Madrid. Final yang menjadi saksi terciptanya gol tendangan spektakuler kaki kiri oleh Zinedine Zidane.

Kegagalan itu semakin lengkap karena Jerman gagal di final Piala Dunia 2002. Talenta-talenta Leverkusen di timnas Jerman (Michael Ballack, Oliver Neuville, Bern Schneider, dan Cristian Ramelow) tak berdaya menghadapi Brazil.

Di musim itu, Leverkusen pun dijuluki Neverkusen oleh media karena ketidakberhasilan mereka memenangkan satu pun gelar.

Akankah musim ini julukan Neverkusen berubah menjadi Neverlosen? Kita lihat saja nanti.


Kamis, 09 Mei 2024

Peluit Wasit

Peluit wasit adalah keputusan tertinggi dalam sepakbola. Kalau sudah bunyi, apapun yang terjadi setelahnya akan terabaikan.

Dalam partai Serie A antara AC Milan lawan Spezia, misalnya. Saat skor 1-1, Anti Rebic memberikan umpan datar yang disambut tendangan keras melengkung oleh Junior Messias. Gol tercipta. 

Sayangnya, saat Rebic memberi umpan, dia di-tackling pemain Spezia dan wasit terlanjur meniup peluit tanda pelanggaran. Gol Messias pun dianulir. 

Para pemain Milan protes. Wasit menyambutnya dengan tangan diangkat dan ekspresi sedih tanda permohonan maaf. Selesai. Sesederhana itu.

Contoh lain: partai La Liga antara Valencia lawan Real Madrid. Di menit akhir, saat skor 2-2, Brahim Diaz memberikan umpan silang ke dalam kotak penalti. Umpan itu disambut sundulan terukur Jude Bellingham. Gol tercipta.

Sayangnya, umpan Brahim bersamaan dengan tiupan peluit panjang wasit tanda pertandingan berakhir. Gol pun dianulir. 

Para pemain Madrid protes keras. Wasit mengabaikannya. Wasit bahkan mengeluarkan kartu merah kepada Bellingham yang dianggap berkata kasar. Selesai. Sesederhana itu.

Semalam pun demikian saat Real Madrid bertemu Bayern Muenchen di Semi Final UCL. Gol Matthis De Light jelas diabaikan wasit karena peluit tanda offside sudah tertiup akibat wasit melihat hakim garis mengangkat bendera tanda offside.

Pemain dan official Muenchen protes keras. Wasit mengabaikannya dan memohon maaf. Selesai. Sesederhana itu.

Tapi kalau di Indonesia: Liga 1, Liga 2 atau Liga Tarkam, a'muruki rupanna wasitka napakamma panjaguru'. Remoi.



Smelter Keluarga Kalla

Pabrik Smelter Ferro Nickel (FeNi) PT Bumi Mineral Sulawesi (BMS) milik keluarga Kalla sudah selesai dibangun di Bua, Luwu. Saat ini, smelter sedang proses commisioning untuk memastikan semua mesin berjalan maksimal sesuai kapasitasnya.

Smelter BMS mulai digarap pada 2014. Diawali pembebasan lahan, lanjut pembangunan setahap demi setahap, sampai jadilah seperti saat ini di 2024. Pas sepuluh tahun. Lumayan lama.

Kelamaan itu terjadi disebabkan karena keterbatasan dana dan tenaga. Terlebih Manajemen juga fokusnya terpecah karena -di sisi lain- membangun PLTA di Malea, Tana Toraja, memanfaatkan aliran air sungai Saddang. PLTA juga sudah selesai dibangun. Presiden Jokowi meresmikannya awal 2022 silam.

Setelah selesai membangun smelter FeNi, BMS selanjutnya dalam proses membangun pabrik Smelter Nickel Sulfat (NiSo). Target selesai 2025.

*****

Mengapa BMS membangun smelter di Bua yang notabene jauh dari sumber bahan baku? Pilihannya memang dua: bangun dekat sumber bahan baku atau dekat sumber listrik. Pilihan pun jatuh: membangun ditengah-tengahnya. Di antara keduanya.

Dengan membangun smelter di Bua, BMS masih bisa memanfaatkan listrik dari PLTA Malea. Sekira 176 tower transmisi dibangun untuk mengalirkan listrik dari PLTA Malea ke gardu induk smelter di Bua. Lewat jalur Mangkendek, tembus Bastem, lalu ke Bua.

Loh, bukannya listrik PLTA Malea buat dijual ke PLN? Ada dua PLTA yang dibangun di Malea: Malea I (2 x 45 MW) dan Malea II (3 x 75 MW). PLN hanya membeli Malea I. Adapun Malea II dimanfaatkan untuk melistriki smelter. 

Untuk bahan baku utama, seperti nikel ore dan batubara, BMS membelinya dari pelbagai perusahaan tambang. Tentunya yang sesuai spesifikasi pabrik. 

Untuk memperlancar proses mobilisasi bahan baku, BMS membangun jetty di pinggir laut dekat smelter. Karena di antara smelter dan jetty dilintasi jalan trans Sulawesi, BMS pun membangun fly over guna menghubungkan keduanya. Agar pengendara umum tidak terganggu.



Senin, 11 Maret 2024

Budak Bahasa

Panji Pragiwaksono pernah bilang: belajarlah bahasa Inggris. Karena kamu bisa kemana saja di belahan dunia ini kalau kamu menguasai bahasa Inggris.

Hmmm, mungkin Panji lupa bahwa yang bisa membuat kita ke luar negeri itu uang, bukan bahasa. Tiket Garuda ke LA di Traveloka itu bisa terbeli kalau ada saldo rekening, bukan karena kita paham arti kata pay.

Orang Cina dan Indonesia di Morowali sana saja bisa saling berkomunikasi tanpa belajar bahasa masing-masing. Mereka saling tolk tu ich ader pakai aplikasi we chat sama alat translator. Toe.. toe... 😁

Pakai penerjemah juga bisa. Cuma terkadang penerjemah pun bingung. Apalagi kalau Cinanya Cina Gunung, bukan Cina kota. Geleng-geleng kepala, sudah!

Moral dari tulisan ini: cukuplah kita jadi budak kapitalis (uang). Jangan ditambah lagi jadi budak bahasa. 😁 Meskipun harus diakui: kue bagea yang harga Rp 15 ribu satu bungkusan mika bisa berubah menjadi Rp 5 ribu per biji hanya dengan mengubah namanya menjadi cookies. Wkwkwk....

*****

Gambar di tulisan ini sekadar ingin menggambarkan betapa pentingnya menyampaikan informasi dan betapa perlunya bahasa Inggris itu diterjemahkan. Karena jangan sampai pelanggan mengira pig skin itu produk skincare. 😁



Jumat, 16 Februari 2024

Anti Prabowo Prabowo Club

Setelah Prabowo-Gibran menang Pilpres, ada satu kelompok yang pergerakannya layak ditunggu. Saya menyebut kelompok itu: ANTI PRABOWO PRABOWO CLUB. Kubu yang mendukung Prabowo, tapi sebenarnya mereka anti Prabowo. Mereka mendukung Prabowo karena faktor Jokowi.


Contoh: PSI beserta tokoh-tokohnya. Grace Natalie, misalnya, dulu beliau selalu jualan narasi minoritas, radikalisme, dan mengaitkannya dengan Prabowo. Gracenat dan partainya bahkan menganugerahi Prabowo Kebohongan Award. Kini, Gracenat memuji-muji Prabowo. Sikap seperti Gracenat itu, menurut Ahok: "bukan sifat Jokowi."

Contoh lain: Tsamara Amany. Eks PSI itu sebenarnya sudah siap pasang badan buat dukung Ganjar. Tapi karena Jokowi membelot ke Prabowo, dia juga ikut. Padahal dulu Tsamy pernah tegas tidak akan berpihak kepada sosok yang punya masalah HAM. Tapi begitulah politik: apapun makanannya, minumannya tetap air ludah sendiri.



Rabu, 14 Februari 2024

Presiden Baru Indonesia

Pasangan Gemoy menang pilpres. Itu sudah terprediksi sebelumnya dalam berbagai perspektif pilpres yang paling populer. Elektabilitas, mereka teratas. Kejawaan, hanya Ganjar yang bisa melawan. Dan yang paling penting: faktor incumbent, faktor Jokowi. Plus faktor Prabowo.

Faktor kecerdasan, mereka mungkin kalah. Tapi separuh lebih warga Indonesia belum menempatkan kecerdasan di level teratas dalam kriteria pilpres. Mereka masih lebih suka kepopuleran, suka orang Jawa yang memimpin bangsa, dan suka tokoh tertentu. Fanatisme. Itu fakta!

Next, kita bicara masa depan: apa yang menarik kalau Gemoy memimpin bangsa?

SATU, kalau pasangan Gemoy menang Pilpres, ada satu kubu yang pergerakannya layak ditunggu. Saya menyebut mereka: ANTI PRABOWO PRABOWO CLUB. Kubu yang mendukung Prabowo, tapi sebenarnya mereka anti Prabowo. Mereka masuk ke kubu Prabowo karena satu: faktor Jokowi. 

Contoh: PSI beserta tokoh-tokohnya. Grace Natalie, misalnya, dulu beliau selalu jualan narasi minoritas, radikalisme, dan mengaitkannya dengan Prabowo. Doi dan partainya bahkan menganugerahi Prabowo Kebohongan Award. Kini, doi ada di kubu Prabowo. Apa yang akan dilakukannya?

Bersyukur doi sudah tidak lagi menjadi Ketum PSI, tapi menyerahkannya ke Kaesang. Ya, meskipun prosesnya super prematur, kehadiran Kaesang mengubah wajah PSI yang awalnya idealis menjadi humoris. Walau akhirnya banyak idealisme PSI yang gugur, humorisnya Kaesang berhasil menyelamatkannya.

DUA, apakah akan terjadi perpecahan di internal kabinet Gemoy? Itu bisa saja terjadi. Faktor Prabowo dan faktor Jokowi sama-sama kuat. Kalau mereka baku tahan ilmu dan tidak bisa kolaborasi, bisa pecah koalisi. Tapi mudah-mudahan mereka bisa saling melengkapi.

TIGA, menarik menunggu kelanjutan pembangunan IKN dan penampakannya setelah jadi. Apakah akan bermanfaat bagi negara atau tidak? Minimal manfaat ekonomi.

EMPAT, bagaimana nasib penegakan hukum di Indonesia? Harus diakui, periode kedua Jokowi kemarin adalah periode dimana hukum mengalami kemunduran tajam. Mulai dari peristiwa Tol KM50, Sambo, kemunduran KPK, dan ditutup dengan polemik MK. Apakah Gemoy bisa memperbaiki kualitas penegakan hukum? Kita tunggu.

*****

Tapi omong-omong, aneh juga. Setelah 26 tahun reformasi, tiga elemen akhirnya berkumpul: keluarga Soeharto, pejabat orde baru, dan aktifis reformasi. Mereka berkumpul untuk merayakan kemenangan dinasti politik, hal yang mereka pertentangkan dulu. 😁

"Bangsa yang besar adalah bangsa yang berbicara masa depan," kata Prabowo, Presiden terpilih.

Penegakan hukum sepertinya masih berat. Revolusi mental hanyalah narasi 10 tahun lalu.



Kamis, 08 Februari 2024

Dilema Teknokrat

Kalau kita petakan ilmu menjadi tiga: alamiah, ilmiah (teori) dan terapan (produk jadi), Indonesia selalu mentok di ilmiah. Wabilkhusus perihal teknologi. Full mekanikal maupun elektrikal.

Pun sudah banyak kita dengar kabar tokoh-tokoh Indonesia yang raih gelar akademik mentereng di luar sana, tapi karya ilmiah mereka selalu menjadi arsip. Tidak pernah diterapkan. Tidak pernah diubah menjadi produk jadi yang bermanfaat bagi khalayak.

Mungkin juga karya ilmiah mereka tidak menjadi arsip. Tetap termanfaatkan. Tapi orang lain yang memanfaatkannya. Bukan Indonesia. Bukan pemerintah kita yang notabene membiayai kuliah mereka.

Pernah sekali Habibie membuat N250 Gatot Kaca. Pesawat itu diuji tes dan terbang mulus di langit Halim Perdanakusuma. Tapi langkah pemilik puluhan karya ilmiah di jurnal internasional itu dihentikan pemerintah. Ada yang bilang karena krisis moneter. Ada juga yang bilang: petinggi Boeing menghadap Presiden Soeharto dan muncullah keputusan itu.

Nah, kalau ada teknokrat Indonesia yang nongkrong bekerja di luar negeri, itu hal wajar. Di luar sana, ilmu mereka lebih mudah diterapkan daripada di Indonesia. Fasilitas dan biayanya mumpuni. Di Indonesia, Rp 400 trilliun menguap jadi bansos dalam setahun. Mengadakan makanan di atas meja itu lebih penting dibandingkan mengubah teori menjadi produk jadi.

Minggu, 04 Februari 2024

Keinginan Rakyat Indonesia

Banyak survei telah dilakukan para pakar tentang keinginan rakyat Indonesia. Dan hasil survei itu mengerucut kepada tiga hal: terbukanya lapangan kerja, kenaikan pendapatan yang memenuhi kebutuhan hidup, dan kepastian hukum.


Ringkasnya: cuma masalah ekonomi dan hukum.

*****

Terbukanya LAPANGAN KERJA sudah menemukan solusinya: hilirisasi industri. Beberapa smelter nikel di Sulawesi dan Maluku saja sudah bisa menampung belasan ribu orang.

Kalau hilirisasi industri terus berlanjut, amanlah.

Cuma memang hilirisasi industri jangan cuma menyentuh batubara, sawit, dan nikel saja, industri pangan juga perlu dihilirisasi. Kenapa? Anda boleh percaya; boleh tidak, kacang yang dipakai penjual gado-gado itu kebanyakan impor semua. Bagi saya, itu buruk.

Apakah petani kita tidak jago menanam kacang? Apakah tanah kita tidak cocok dengan tumbuh-kembang kacang? Atau apakah ada kartel komoditi kacang yang bermain? Entahlah.

Dengan adanya hilirisasi pangan, lapangan kerja bisa bertambah lagi. Terlebih industri pangan lebih akar rumput dibandingkan industri lain. Masyarakat lebih mudah mengaksesnya.

Cuma memang tantangannya: anak muda sudah kurang yang mau jadi petani dan pekebun. Mereka lebih mau jadi buruh pabrik.

******

Pun skill anak muda Indonesia sudah all item, multitallent, dan dinamis, persepsi mereka tentang PENDAPATAN (take home pay) masih konservatif: terukur oleh kebutuhan dan gaya hidup; dikendalikan oleh kepastian, bukan kemampuan.

Dulu misalnya, waktu jaman sekolah, kita selalu dituntut berjuang demi cita-cita. Belajar baik-baik, lulus, lalu cari kerja. Namun, di tengah perjuangan, selalu ada dua kata sakti yang mengganggu. Bukan cuma mengganggu, mengubah cita-cita malah. Dua kata sakti itu: ikatan dinas.

Mereka yang sudah sekolah di jurusan fisika, tiba-tiba keluar demi masuk ke sekolah ikatan dinas. Yang awalnya dia berpotensi jadi fisikawan, tiba-tiba berbalik arah jadi pegawai pajak.

Pun kalian konservatif dalam memandang pendapatan, tetaplah bersikap idealis. Jangan materialis. Apa bedanya?

Seorang idealis, ketika dia melakukan sesuatu, akan lebih mementingkan rasa puas di jiwanya dalam bekerja ketimbang materi yang diterimanya. Materi tetap penting, tapi tidak menjadi sentral, sehingga sesuatu yang dikerjakan itu kehilangan maknanya, rasanya, esensinya.

Dalam persepsi yang lebih tegas, kita bisa bilang: orang yang idealis akan melakukan sesuatu yang menjadi kewajibannya secara maksimal, sehingga menimbulkan kepuasan dalam jiwanya. Dan kepuasan itu semakin lengkap ketika dia memperoleh haknya berupa materi yang setimpal.

Dan yang terpenting: orang idealis tidak akan pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya, yang di luar haknya, karena itu akan merusak kepuasan dalam jiwanya.

Orang materialis sebaliknya, belum selesai kerja dan melakukan kewajibannya, dia sudah berpikir untuk memperoleh haknya. Yang lebih parah, dia juga berpikir bagaimana memperoleh yang bukan haknya.

*****

KEPASTIAN HUKUM. Ini yang masalah. Bukan masalah kecil, tapi sudah menjadi masalah bangsa. Kualitas pemerintahan Indonesia, dari tahun ke tahun, sama saja: kuat dalam pembangunan, tapi berat dalam masalah hukum.

Kalau Jokowi saat ini membangga-banggakan pembangunan infrastrukturnya: jalanan, jembatan, kereta api, dll, itu hal yang biasa. Soeharto dulu malah digelari Bapak Pembangunan.

Yang menarik, dalam masalah penegakan hukum, tak satu pun Presiden yang pernah dan berani membanggakan diri.

Dulu, kita bisa salut sama SBY karena di eranya, KPK berhasil mengibarkan benderanya. Tapi setelah Jokowi memimpin, terutama di periode kedua, bendera KPK turun menjadi setengah tiang.

Puncaknya, tatkala Jokowi mengobok-obok MK, hukum di Indonesia menjadi tidak ada harga dirinya lagi.

Dino Pati Jalal pernah melakukan survey kepada anak-anak muda perihal optimisme mereka soal penegakan hukum saat Indonesia Emas 2045 nanti. Hasilnya, para anak muda itu pesimis. Hukum nantinya akan masih sama seperti sekarang. Korupsi masih merajalela.

Senin, 29 Januari 2024

Hal-hal Menarik Tentang Jokowi (2)

EMPAT. Saat Jokowi sekolah di SMPN 1 Surakarta, dia berjalan kaki atau bersepeda pulang-pergi bersama kawannya. Di perjalanannya setiap hari, dia melintasi sebuah studio musik milik Trecem, band rock terbesar di Solo.


Dari yang awalnya melintas dan mendengar, Jokowi dan temannya kemudian mencoba untuk singgah dan menikmati penampilan Trecem. Jokowi tertarik.

Salah satu personel Trecem yang terkenal dan menasional adalah Setiawan Djody. Dia adalah gitaris yang membentuk band Swami dan Kantata bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo.

Dari situ, kesukaan Jokowi terhadap musik rock dimulai. Dia mulai menabung buat beli tape recorder dan kaset-kaset rock. Poster John Bonham, drummer Led Zeppelin, juga dibelinya untuk dipajang di kamarnya.

"Mendengarkan musik rock adalah membangkitkan motivasi dan spirit kehidupan," kata Jokowi.

Salah satu personel Trecem yang terkenal dan menasional adalah Setiawan Djody. Dia adalah gitaris yang membentuk band Swami dan Kantata bersama Iwan Fals dan Sawung Jabo.

LIMA. Jokowi adalah anak lelaki tunggal. Tiga adiknya perempuan semua: Iit Sriyantini, Ida Yati, dan Titik Relawati. Sebenarnya ada satu adik laki-laki, tapi wafat saat persalinan.

Saat adiknya ngumpul dengan teman-temannya, Jokowi jatuh hati pada satu teman adiknya. Namanya Iriana. Jokowi pun menaksir mahasiswi Unismuh Surakarta itu. Iriana pun menjadi teman hidup Jokowi sampai saat ini.

Hal-hal Menarik Tentang Jokowi (1)

SATU. Jokowi adalah ahli kayu. Sejak dari bayi, bapaknya sudah jadi pengrajin mebel. Begitu pula nenek dan pamannya. Masa kecil Jokowi pun tak jauh dari urusan perkayuan.

Saat kuliah, dia memilih jurusan Teknologi Perkayuan di UGM. Selesai kuliah, dia bekerja di PT Kertas Kraft di Aceh. Resign dari KKA, dia pulang ke Solo untuk membuka bisnis kayu sendiri. Bisnisnya diberi nama CV Rakabu.

Bisnisnya lancar. Mebel dari Solo diekspor sampai ke luar negeri. Hanya empat orang pengusaha Solo yang sanggup melalukannya. Salah satunya Jokowi dan CV Rakabu.

Untuk memperkuat usaha mebelnya, Jokowi dan teman-temannya kemudian mendirikan Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo). Jokowi menjadi Ketuanya.

Jadi kalau defenisi ahli adalah orang yang telah menekuni satu bidang selama 10.000 jam, maka Jokowi sudah bisa dikatakan ahli kayu.

*****

DUA. Bagi yang belum tahu, sosok yang pertama kali memanggil Joko Widodo dengan Jokowi adalah bule Prancis, pelanggan mebel.

Bule Prancis itu sering mengirim surat ke beberapa pengrajin mebelnya di Indonesia. Di Jepara, Solo, sampai Surabaya. Karena ada beberapa pengrajin yang bernama Joko, dia sering salah kirim surat.

Untuk membedakannya satu sama lain, maka perlu ada tambahan nama sebagai penanda. Untuk Pak Joko Widodo ditandai dengan nama Jokowi, Joko plus Wi.

Nama Jokowi pun kemudian terus melekat dan dipakai sehari-hari.

*****

Salah satu jembatan pertemuan antara Jokowi dan Luhut Binsar Panjaitan adalah kayu. Jokowi banyak mengambil bahan baku kayu dari perusahaan milik Luhut untuk diolah menjadi mebel.

Jokowi sering menyambangi kantor Toba Group, milik Luhut, di Wisma Bakrie, Jakarta. Jokowi sering ngopi bersama Luhut dan barisan pensiunan Jenderal yang menjadi pejabat di Toba Group.

Jokowi dan para pensiunan Jenderal itu kemudian berteman. Mereka semua saling bahu-membahu mendukung Jokowi sebelum dan selama menjadi Presiden. 

Maka jangan heran kalau peran Luhut dan beberapa pensiunan Jenderal sangat dominan di kabinet Kepresidenan Jokowi. Jangan pula heran kalau usaha Luhut cs lancar jaya selama masa kepresidenan Jokowi. Di Weda Bay maupun di Morowali.

Kamis, 25 Januari 2024

Kuadran Kebijakan Pemerintah


Harus diakui, Indonesia adalah negara yang jauh dari idealitas. Makanya, amat sulit menemukan kebijakan pemerintah yang betul-betul benar dengan konsekuensi yang sangat-sangat baik. 

Yah, realitasnya: terkadang kebijakan sudah dirancang dengan benar oleh pemerintah; rasionya sudah matang, tapi yang terjadi kemudian konsekuensinya malah buruk. Begitupula sebaliknya, kebijakan salah terkadang harus diambil pemerintah demi mewujudkan konsekuensi yang baik.

Benar dan baik disini ukurannya sederhana saja: enak bagi pemerintah dan enak pula bagi publik. Begitu pula ukuran salah dan buruk: tidak enak bagi pemerintah dan tidak enak bagi publik.

Sebenar-benarnya kebijakan pemerintah menaikkan gaji ASN, misalnya, konsekuensinya APBN terbebani. Kalau APBN terbebani, muncul lagi kebijakan pemerintah yang salah di mata publik: menaikkan pajak atau berutang.

Sesalah-salahnya kebijakan pemerintah mencabut subsidi BBM, konsekuensinya justru baik: alokasi subsidi pendidikan bisa lebih meningkat. Dalam bentuk SPP gratis atau beasiswa LPDP, misalnya. Itu jelas berpengaruh dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

Yang perlu dihindari, dan ini harga mati, adalah kesengajaan pemerintah mengeluarkan kebijakan salah yang sebenarnya sudah bisa diukur keburukan konsekuensinya secara moral maupun materi. 

Pada masa orde baru, misalnya, Pak Harto pernah mengeluarkan kebijakan Operasi Petrus: menembaki diam-diam para preman di jalanan dan membiarkan tubuhnya tergeletak.

Pun Pak Harto berdalih bahwa kebijakan itu demi menurunkan tingkat kriminalitas, tapi banyak yang mengritisinya dan menganggapnya justru sebagai tindak kriminal juga. Pemerintah dianggap buang-buang tenaga dan peluru untuk sesuatu yang tidak bermoral. Sebagian korbannya bahkan diklaim salah sasaran.

Lantas, apakah betul-betul tidak ada sama sekali kebijakan pemerintah yang benar dan baik? Ada sih. Cuti bersama pada 8, 9, dan 10 Februari 2024 nanti, contohnya 😁. Itu betul-betul enak bagi semua.