Pasangan Gemoy menang pilpres. Itu sudah terprediksi sebelumnya dalam berbagai perspektif pilpres yang paling populer. Elektabilitas, mereka teratas. Kejawaan, hanya Ganjar yang bisa melawan. Dan yang paling penting: faktor incumbent, faktor Jokowi. Plus faktor Prabowo.
Faktor kecerdasan, mereka mungkin kalah. Tapi separuh lebih warga Indonesia belum menempatkan kecerdasan di level teratas dalam kriteria pilpres. Mereka masih lebih suka kepopuleran, suka orang Jawa yang memimpin bangsa, dan suka tokoh tertentu. Fanatisme. Itu fakta!
Next, kita bicara masa depan: apa yang menarik kalau Gemoy memimpin bangsa?
SATU, kalau pasangan Gemoy menang Pilpres, ada satu kubu yang pergerakannya layak ditunggu. Saya menyebut mereka: ANTI PRABOWO PRABOWO CLUB. Kubu yang mendukung Prabowo, tapi sebenarnya mereka anti Prabowo. Mereka masuk ke kubu Prabowo karena satu: faktor Jokowi.
Contoh: PSI beserta tokoh-tokohnya. Grace Natalie, misalnya, dulu beliau selalu jualan narasi minoritas, radikalisme, dan mengaitkannya dengan Prabowo. Doi dan partainya bahkan menganugerahi Prabowo Kebohongan Award. Kini, doi ada di kubu Prabowo. Apa yang akan dilakukannya?
Bersyukur doi sudah tidak lagi menjadi Ketum PSI, tapi menyerahkannya ke Kaesang. Ya, meskipun prosesnya super prematur, kehadiran Kaesang mengubah wajah PSI yang awalnya idealis menjadi humoris. Walau akhirnya banyak idealisme PSI yang gugur, humorisnya Kaesang berhasil menyelamatkannya.
DUA, apakah akan terjadi perpecahan di internal kabinet Gemoy? Itu bisa saja terjadi. Faktor Prabowo dan faktor Jokowi sama-sama kuat. Kalau mereka baku tahan ilmu dan tidak bisa kolaborasi, bisa pecah koalisi. Tapi mudah-mudahan mereka bisa saling melengkapi.
TIGA, menarik menunggu kelanjutan pembangunan IKN dan penampakannya setelah jadi. Apakah akan bermanfaat bagi negara atau tidak? Minimal manfaat ekonomi.
EMPAT, bagaimana nasib penegakan hukum di Indonesia? Harus diakui, periode kedua Jokowi kemarin adalah periode dimana hukum mengalami kemunduran tajam. Mulai dari peristiwa Tol KM50, Sambo, kemunduran KPK, dan ditutup dengan polemik MK. Apakah Gemoy bisa memperbaiki kualitas penegakan hukum? Kita tunggu.
*****
Tapi omong-omong, aneh juga. Setelah 26 tahun reformasi, tiga elemen akhirnya berkumpul: keluarga Soeharto, pejabat orde baru, dan aktifis reformasi. Mereka berkumpul untuk merayakan kemenangan dinasti politik, hal yang mereka pertentangkan dulu. 😁
"Bangsa yang besar adalah bangsa yang berbicara masa depan," kata Prabowo, Presiden terpilih.
Penegakan hukum sepertinya masih berat. Revolusi mental hanyalah narasi 10 tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar