Panji Pragiwaksono pernah bilang: belajarlah bahasa Inggris. Karena kamu bisa kemana saja di belahan dunia ini kalau kamu menguasai bahasa Inggris.
Hmmm, mungkin Panji lupa bahwa yang bisa membuat kita ke luar negeri itu uang, bukan bahasa. Tiket Garuda ke LA di Traveloka itu bisa terbeli kalau ada saldo rekening, bukan karena kita paham arti kata pay.
Orang Cina dan Indonesia di Morowali sana saja bisa saling berkomunikasi tanpa belajar bahasa masing-masing. Mereka saling tolk tu ich ader pakai aplikasi we chat sama alat translator. Toe.. toe... 😁
Pakai penerjemah juga bisa. Cuma terkadang penerjemah pun bingung. Apalagi kalau Cinanya Cina Gunung, bukan Cina kota. Geleng-geleng kepala, sudah!
Moral dari tulisan ini: cukuplah kita jadi budak kapitalis (uang). Jangan ditambah lagi jadi budak bahasa. 😁 Meskipun harus diakui: kue bagea yang harga Rp 15 ribu satu bungkusan mika bisa berubah menjadi Rp 5 ribu per biji hanya dengan mengubah namanya menjadi cookies. Wkwkwk....
*****
Gambar di tulisan ini sekadar ingin menggambarkan betapa pentingnya menyampaikan informasi dan betapa perlunya bahasa Inggris itu diterjemahkan. Karena jangan sampai pelanggan mengira pig skin itu produk skincare. 😁
Tidak ada komentar:
Posting Komentar