Mulut, satu organ itu, bisa membuat puasa kita batal; bisa pula membuat puasa kita tidak batal, tapi rusak.
Sesuatu yang dimasukkan dengan sengaja ke mulut kita, itulah yang membuat puasa kita batal. Makanan dan minuman, tentunya.
Kalau lalat, bagemana? Edede, apa di'. Itumi dibilang jangko nganga kalau nonton ko drama Korea. Mingkem mako.
Sesuatu yang keluar dari mulut kita, sadar atau tidak sadar, itulah yang membuat puasa kita rusak. Celaan, hinaan, bullying, body shaming, dll.
Di jaman seperti sekarang, itu semua tidak keluar lagi lewat mulut, tapi lewat jari terus menjadi status di media sosial.
Kalau ta'kalami, segera istigfar. Minta ampun kepada Allah. Minta maaf pula kepada yang dicela. Dan -kalau takut terulang lagi- segeralah lakukan social media distancing.
Selasa, 28 April 2020
Bingung
Saya juga pernah menciptakan kebingungan yang sama.
Di sebuah cafe, saya bertanya kepada mbak-mbaknya: "Di mana kamar mandi, mbak?"
Mukanya bingung.
Lalu saya pertegas: "Toilet, mbak?"
Dia baru ngeh dan menunjukkan saya arahnya sambil tersenyum.
Jadi, my fren, kalau di cafe pakailah kata toilet. Kalau kamar mandi, nanti pake di Pondokan Unhas.
Di sebuah cafe, saya bertanya kepada mbak-mbaknya: "Di mana kamar mandi, mbak?"
Mukanya bingung.
Lalu saya pertegas: "Toilet, mbak?"
Dia baru ngeh dan menunjukkan saya arahnya sambil tersenyum.
Jadi, my fren, kalau di cafe pakailah kata toilet. Kalau kamar mandi, nanti pake di Pondokan Unhas.
Minggu, 19 April 2020
Piala Dunia 2014: De Javu Brazil, Rekor Jerman, Teknologi Garis Gawang, dan Kostarika
Brazil terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014. Tidak tanggung-tanggung, Pemerintah Brazil sampai menggelontorkan dana sekira Rp 200 trilliun untuk menyukseskan pagelaran terbesar sepakbola itu. Sangat besar, bukan? Ya, dana itu setara biaya PD 1994 sampai 2010. Dana terbanyak digunakan untuk melakukan perbaikan stadion.
Karena bertindak sebagai tuan rumah, Brazil menjadi tim favorit juara. Apalagi, sebelumnya, mereka sukses meraih Piala Konfederasi 2013 dengan mengalahkan Spanyol 3-0 di final. Ekspektasi yang berujung de javu kesedihan.
Pada PD 1950, saat menjadi tuan rumah, Brazil mengalami kesedihan besar karena dikalahkan Uruguay di final 1-2. Di PD 2014, kesedihan itu kembali terulang. Di babak Semi Final, Brazil dicukur habis Jerman 1-7. Selain menyisakan kesedihan, kekalahan Brazil atas Jerman tersebut juga menjadi rekor kekalahan terbesar dalam sejarah tim yang menjuarai Piala Dunia lima kali tersebut.
*****
Bukan Brazil, tapi Jerman-lah yang akhirnya menjadi juara PD 2014. Di final, mereka berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat gol tunggal Mario Gotze. Ada dua hal menarik dari kemenangan Jerman tersebut: satu, Jerman menjadi tim Eropa pertama yang juara di Benua Amerika sekaligus tim Eropa yang terbanyak menjuarai Piala Dunia, yaitu empat kali.
Kedua, Gotze menjadi pemain paling muda yang mencetak gol di final Piala Dunia. Umur Gotze saat mencetak goal adalah 22 tahun 39 hari.
*****
Hal-hal menarik lain dari PD 2014 adalah: satu, Spanyol menjadi tim juara bertahan kedua beruntun yang tidak lolos fase group. Sebelumnya, pada PD 2010, Italia mengalami hal yang sama. Spanyol juga mengalami kekalahan terbesar sebagai juara bertahan. Mereka dicukur Belanda 1-5.
Dua, striker Uruguay Luis Suarez dihukum larangan tampil empat bulan setelah menggigit bek Italia Giogio Chiellini.
Tiga, PD 2014 menjadi PD pertama yang menggunakan teknologi garsi gawang (goal-line). FIFA sepakat menggunakan tenologi itu guna mencegah terulangnya kembali kasus gol hantu Frank Lampard saat Inggris bertemu jerman di PD 2010.
Empat, setiap gelaran Piala Dunia punya kejutan. Dan kejutan pada PD 2014 adalah tim benua Amerika Latin bernama Kosta Rika. Tergabung dalam grup neraka bersama Uruguay, Italia, dan Inggris, Kosta Rika berhasil lolos sebagai juara grup dengan nilai 7. Hasil menang atas Uruguay 3-1 dan Italia 1-0, plus hasil seri 0-0 lawan Inggris.
Di babak 16 besar, Kosta Rika melanjutkan kejutannya. Mereka berhasil mengalahkan Yunani lewat adu pinalti 5-3 (1-1). Di babak perempat final, kejutan Kosta Rika terhenti. Mereka dikalahkan Belanda lewat adu pinalti 3-4 (0-0).
Keperkasaan Kosta Rika melambungkan satu nama: Keylor Navas, sang kiper. Tampil gemilang di bawah mistar gawang Kosta Rika, Navas dilirik raksasa Spanyol Real Madrid. Navas pun sukses besar di Madrid dengan raihan triple Piala Champions 2016, 2017, 2018 dan ragam gelar lainnya.
Karena bertindak sebagai tuan rumah, Brazil menjadi tim favorit juara. Apalagi, sebelumnya, mereka sukses meraih Piala Konfederasi 2013 dengan mengalahkan Spanyol 3-0 di final. Ekspektasi yang berujung de javu kesedihan.
Pada PD 1950, saat menjadi tuan rumah, Brazil mengalami kesedihan besar karena dikalahkan Uruguay di final 1-2. Di PD 2014, kesedihan itu kembali terulang. Di babak Semi Final, Brazil dicukur habis Jerman 1-7. Selain menyisakan kesedihan, kekalahan Brazil atas Jerman tersebut juga menjadi rekor kekalahan terbesar dalam sejarah tim yang menjuarai Piala Dunia lima kali tersebut.
*****
Bukan Brazil, tapi Jerman-lah yang akhirnya menjadi juara PD 2014. Di final, mereka berhasil mengalahkan Argentina 1-0 lewat gol tunggal Mario Gotze. Ada dua hal menarik dari kemenangan Jerman tersebut: satu, Jerman menjadi tim Eropa pertama yang juara di Benua Amerika sekaligus tim Eropa yang terbanyak menjuarai Piala Dunia, yaitu empat kali.
Kedua, Gotze menjadi pemain paling muda yang mencetak gol di final Piala Dunia. Umur Gotze saat mencetak goal adalah 22 tahun 39 hari.
*****
Hal-hal menarik lain dari PD 2014 adalah: satu, Spanyol menjadi tim juara bertahan kedua beruntun yang tidak lolos fase group. Sebelumnya, pada PD 2010, Italia mengalami hal yang sama. Spanyol juga mengalami kekalahan terbesar sebagai juara bertahan. Mereka dicukur Belanda 1-5.
Dua, striker Uruguay Luis Suarez dihukum larangan tampil empat bulan setelah menggigit bek Italia Giogio Chiellini.
Tiga, PD 2014 menjadi PD pertama yang menggunakan teknologi garsi gawang (goal-line). FIFA sepakat menggunakan tenologi itu guna mencegah terulangnya kembali kasus gol hantu Frank Lampard saat Inggris bertemu jerman di PD 2010.
Empat, setiap gelaran Piala Dunia punya kejutan. Dan kejutan pada PD 2014 adalah tim benua Amerika Latin bernama Kosta Rika. Tergabung dalam grup neraka bersama Uruguay, Italia, dan Inggris, Kosta Rika berhasil lolos sebagai juara grup dengan nilai 7. Hasil menang atas Uruguay 3-1 dan Italia 1-0, plus hasil seri 0-0 lawan Inggris.
Di babak 16 besar, Kosta Rika melanjutkan kejutannya. Mereka berhasil mengalahkan Yunani lewat adu pinalti 5-3 (1-1). Di babak perempat final, kejutan Kosta Rika terhenti. Mereka dikalahkan Belanda lewat adu pinalti 3-4 (0-0).
Keperkasaan Kosta Rika melambungkan satu nama: Keylor Navas, sang kiper. Tampil gemilang di bawah mistar gawang Kosta Rika, Navas dilirik raksasa Spanyol Real Madrid. Navas pun sukses besar di Madrid dengan raihan triple Piala Champions 2016, 2017, 2018 dan ragam gelar lainnya.
Jumat, 17 April 2020
Piala Dunia 2010: Spirit Afrika dan Lahirnya Juara Dunia Baru
Piala Dunia 2010 spesial: tuan rumahnya harus negara Benua Afrika. Maka mendaftarlah Mesir, Afrika Selatan, dan Maroko. FIFA akhirnya menunjuk Afsel sebagai tuan rumah.
Anthem PD 2010 yang dinyanyikan Shakira menggema ke seantero dunia. Spirit Afrika. Semua mata terpana dan memuja. Riuh suara terompet vuvuzela di stadion semakin menambah spirit Afrika selama gelaran.
*****
Kejutan diharapkan datang dari tim-tim Afrika. Sayangnya, tuan rumah Afsel tak mampu lolos dari fase grup. Hanya Ghana yang memberikan warna. Terus melaju. Sayang kiprah mereka terhenti dramatis oleh Uruguay di babak perempat final.
Prestasi Ghana jelas spesial bagi mereka, tapi tak spesial bagi tim Afrika. Sebabnya, karena prestasi itu tidak mampu melewati prestasi Kamerun pada PD 1990 dan Senegal pada PD 2002 yang juga sampai perempat final.
*****
Yang menarik dari PD 2010 tentu saja partai puncak yang mempertemukan Spanyol lawan Belanda. Menarik karena melahirkan juara dunia baru, siapa pun yang menang.
Dan juara dunia baru itu adalah Spanyol. Mereka berhasil mengalahkan Belanda 1-0 lewat gol Andreas Iniesta di menit-menit akhir babak tambahan. Gol yang disambut bahagia dan haru seluruh pemain, official, fans, dan warga Spanyol.
*****
Hal menarik lainnya di PD 2010 adalah gol Frank Lampard saat Inggris bertemu Jerman di babak 16 besar. Gol Lampard tidak disahkan wasit Jorge Larrionda karena dianggap belum melewati garis gawang Manuel Neuer. Padahal dalam tayangan ulang, posisi bola telak jauh masuk ke dalam. Pelatih Inggris Fabio Cappelo bahkan sudah melakukan selebrasi.
Setelahnya, intensitas permainan Inggris menurun. Mereka pun kalah telak dari Jerman 1-4. Kekalahan dan gol "hantu" Lampard itu begitu membekas di hati pelatih Fabio Cappelo sampai-sampai dia trauma mengingatnya.
Gol Lampard tersebut pula yang kemudian membuat FIFA memutuskan untuk menggunakan teknologi garis gawang pada gelaran Piala Dunia berikutnya.
Anthem PD 2010 yang dinyanyikan Shakira menggema ke seantero dunia. Spirit Afrika. Semua mata terpana dan memuja. Riuh suara terompet vuvuzela di stadion semakin menambah spirit Afrika selama gelaran.
*****
Kejutan diharapkan datang dari tim-tim Afrika. Sayangnya, tuan rumah Afsel tak mampu lolos dari fase grup. Hanya Ghana yang memberikan warna. Terus melaju. Sayang kiprah mereka terhenti dramatis oleh Uruguay di babak perempat final.
Prestasi Ghana jelas spesial bagi mereka, tapi tak spesial bagi tim Afrika. Sebabnya, karena prestasi itu tidak mampu melewati prestasi Kamerun pada PD 1990 dan Senegal pada PD 2002 yang juga sampai perempat final.
*****
Yang menarik dari PD 2010 tentu saja partai puncak yang mempertemukan Spanyol lawan Belanda. Menarik karena melahirkan juara dunia baru, siapa pun yang menang.
Dan juara dunia baru itu adalah Spanyol. Mereka berhasil mengalahkan Belanda 1-0 lewat gol Andreas Iniesta di menit-menit akhir babak tambahan. Gol yang disambut bahagia dan haru seluruh pemain, official, fans, dan warga Spanyol.
*****
Hal menarik lainnya di PD 2010 adalah gol Frank Lampard saat Inggris bertemu Jerman di babak 16 besar. Gol Lampard tidak disahkan wasit Jorge Larrionda karena dianggap belum melewati garis gawang Manuel Neuer. Padahal dalam tayangan ulang, posisi bola telak jauh masuk ke dalam. Pelatih Inggris Fabio Cappelo bahkan sudah melakukan selebrasi.
Setelahnya, intensitas permainan Inggris menurun. Mereka pun kalah telak dari Jerman 1-4. Kekalahan dan gol "hantu" Lampard itu begitu membekas di hati pelatih Fabio Cappelo sampai-sampai dia trauma mengingatnya.
Gol Lampard tersebut pula yang kemudian membuat FIFA memutuskan untuk menggunakan teknologi garis gawang pada gelaran Piala Dunia berikutnya.
Idealisme Vs Materialisme
Tenang, senang, bahagia, semangat, puas, positif atau apalah hal-hal bagus lainnya, itulah hal-hal ideal yang secara naluriah terpatri dalam jiwa manusia.
Orang Yunani menyebutnya idelismos. Orang Inggris menyebutnya idealism. Orang Indonesia menyebutnya idealisme. Sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Seorang idealis, ketika dia melakukan sesuatu, akan lebih mementingkan apa yang dirasakan jiwanya ketimbang materi yang diterimanya. Materi tetap penting, tapi tidak menjadi sentral, sehingga sesuatu yang dilakukan itu kehilangan maknanya, rasanya, esensinya.
Maka secara kata, idealisme memang sangat cocok diantonimkan dengan materialisme.
Dalam persepsi yang lebih tegas, kita bisa bilang: orang yang idealis akan melakukan sesuatu yang menjadi kewajibannya secara maksimal, sehingga menimbulkan kepuasan dalam jiwanya.
Dan kepuasan itu semakin lengkap ketika dia memperoleh haknya berupa materi yang setimpal. Dan yang terpenting: orang idealis tidak akan pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya, yang di luar haknya, karena itu akan merusak kepuasan dalam jiwanya.
Orang materialis sebaliknya, belum selesai melakukan kewajibannya, dia sudah berpikir untuk memperoleh haknya. Yang lebih parah, dia juga berpikir bagaimana memperoleh hal-hal yang bukan haknya, di luar haknya.
Dari pemaparan ini, silahkan bertanya pada diri sendiri: apakah saya seorang yang idealis atau materialis?
Orang Yunani menyebutnya idelismos. Orang Inggris menyebutnya idealism. Orang Indonesia menyebutnya idealisme. Sesuatu yang hadir dalam jiwa.
Seorang idealis, ketika dia melakukan sesuatu, akan lebih mementingkan apa yang dirasakan jiwanya ketimbang materi yang diterimanya. Materi tetap penting, tapi tidak menjadi sentral, sehingga sesuatu yang dilakukan itu kehilangan maknanya, rasanya, esensinya.
Maka secara kata, idealisme memang sangat cocok diantonimkan dengan materialisme.
Dalam persepsi yang lebih tegas, kita bisa bilang: orang yang idealis akan melakukan sesuatu yang menjadi kewajibannya secara maksimal, sehingga menimbulkan kepuasan dalam jiwanya.
Dan kepuasan itu semakin lengkap ketika dia memperoleh haknya berupa materi yang setimpal. Dan yang terpenting: orang idealis tidak akan pernah mengambil sesuatu yang bukan haknya, yang di luar haknya, karena itu akan merusak kepuasan dalam jiwanya.
Orang materialis sebaliknya, belum selesai melakukan kewajibannya, dia sudah berpikir untuk memperoleh haknya. Yang lebih parah, dia juga berpikir bagaimana memperoleh hal-hal yang bukan haknya, di luar haknya.
Dari pemaparan ini, silahkan bertanya pada diri sendiri: apakah saya seorang yang idealis atau materialis?
Kamis, 16 April 2020
Piala Dunia 2006: De Javu Italia, Zidane Vs Materazzi, dan WAGS
Piala Dunia 2006 di Jerman adalah de javu bagi Italia. Serupa Piala Dunia 1982, Italia mengawali PD 2006 dengan skandal pengaturan skor yang melibatkan Juventus dan klub lain. Ujungnya, mereka malah keluar sebagai juara. Di final, Italia berhasil mengalahkan Prancis lewat adu pinalti 5-3 (1-1).
Apa yang menarik di laga final itu? Tentu saja, perseteruan antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi. Dua pemain itu memang menjadi aktor: aktor gol dan aktor keributan.
Zidane membuka keunggulan Prancis lewat pinalti. Tusukan Florent Malouda di kotak pinalti ditutup aksi diving-nya yang mengelabui Materazzi. Wasit menunjuk titik putih. Bisa dibayangkan betapa kesalnya Materazzi. Tapi tak lama setelahnya, Materazzi membalas lewat sundulannya. Skor 1-1.
Babak kedua extra time, keributan terjadi antara Zidane dan Materazzi. Diawali baku tarik baju di dalam kotak pinalti saat sepak pojok untuk Prancis, dilanjutkan dengan adu mulut, dan diakhiri tandukan kepala Zidane ke dada Materazzi. Materazzi pun tersungkur. Setelah berkordinasi dengan hakim garis dan official di pinggir lapangan, wasit Horacio Elizondo pun memberikan kartu merah kepada Zidane.
Tragis bagi Zidane karena itu adalah partai terakhir dalam karir sepakbolanya. Setelahnya, dia memilih pensiun.
Muncul pertanyaan: apa yang Zidane dan Materazzi katakan dalam adu mulut sehingga berujung ada penandukan? Media Inggris: The Sun, Daily Star, dan Daily Mail menyewa jasa pembaca bibir untuk menganalisa kalimat yang dilontarkan Materazzi. Hasilnya: "Anak pelacur teroris," itulah yang dikatakan Materazzi. Materazzi membantahnya dan menuntut media tersebut. Materazzi menang tuntutan.
Materazzi akhirnya memaparkan yang sebenarnya kepada media Italia La Gazetta Dello Sport, bahwa dia hanya membalas provokasi Zidane. Setelah Materazzi menarik baju Zidane, Zidane berkata, "Jika kamu mau jersey saya, saya akan memberikanmu setelah pertandingan." Materazzi lantas menjawab, "Saya lebih memilih pelacur, yaitu saudara perempuanmu." Kalimat itu membuat Zidane marah besar dan menanduk dada Materazzi.
Insiden penandukan tersebut diabadikan menjadi patung oleh seniman Adel Abdessemed. Patung itu dipamerkan di Pusat Seni Pumpodio di Paris, tapi kemudian dibeli oleh Otoritas Museum Qatar. Patung yang dikenal dengan nama Coup de
Tete atau tandukan itu akan disimpan bersama karya Abdessemed lainnya di
Museum Seni Modern Arab.
*****
Hal lain yang menarik dalam PD 2006 adalah munculnya istilah WAGS: Wife and Girlfriend. Istilah itu pertama kali dipakai media inggris dan ditujukan kepada istri dan pacar para punggawa tim nasional Inggris yang memang tampil mempesona. Salah satunya Victoria, istri David Beckham.
Istilah yang sangat tidak disukai Sven Goran Erikson, pelatih Timnas Inggris. Istilah yang kemudian dituding menjadi penyebab kurang maksimalnya penampilan timnas Inggris. "Look, we need to turn this around. The press are destroying us!" Kata Erikson.
Apa yang menarik di laga final itu? Tentu saja, perseteruan antara Zinedine Zidane dan Marco Materazzi. Dua pemain itu memang menjadi aktor: aktor gol dan aktor keributan.
Zidane membuka keunggulan Prancis lewat pinalti. Tusukan Florent Malouda di kotak pinalti ditutup aksi diving-nya yang mengelabui Materazzi. Wasit menunjuk titik putih. Bisa dibayangkan betapa kesalnya Materazzi. Tapi tak lama setelahnya, Materazzi membalas lewat sundulannya. Skor 1-1.
Babak kedua extra time, keributan terjadi antara Zidane dan Materazzi. Diawali baku tarik baju di dalam kotak pinalti saat sepak pojok untuk Prancis, dilanjutkan dengan adu mulut, dan diakhiri tandukan kepala Zidane ke dada Materazzi. Materazzi pun tersungkur. Setelah berkordinasi dengan hakim garis dan official di pinggir lapangan, wasit Horacio Elizondo pun memberikan kartu merah kepada Zidane.
Tragis bagi Zidane karena itu adalah partai terakhir dalam karir sepakbolanya. Setelahnya, dia memilih pensiun.
Muncul pertanyaan: apa yang Zidane dan Materazzi katakan dalam adu mulut sehingga berujung ada penandukan? Media Inggris: The Sun, Daily Star, dan Daily Mail menyewa jasa pembaca bibir untuk menganalisa kalimat yang dilontarkan Materazzi. Hasilnya: "Anak pelacur teroris," itulah yang dikatakan Materazzi. Materazzi membantahnya dan menuntut media tersebut. Materazzi menang tuntutan.
Materazzi akhirnya memaparkan yang sebenarnya kepada media Italia La Gazetta Dello Sport, bahwa dia hanya membalas provokasi Zidane. Setelah Materazzi menarik baju Zidane, Zidane berkata, "Jika kamu mau jersey saya, saya akan memberikanmu setelah pertandingan." Materazzi lantas menjawab, "Saya lebih memilih pelacur, yaitu saudara perempuanmu." Kalimat itu membuat Zidane marah besar dan menanduk dada Materazzi.
![]() |
Coup de Tete (copy dari Google) |
*****
Hal lain yang menarik dalam PD 2006 adalah munculnya istilah WAGS: Wife and Girlfriend. Istilah itu pertama kali dipakai media inggris dan ditujukan kepada istri dan pacar para punggawa tim nasional Inggris yang memang tampil mempesona. Salah satunya Victoria, istri David Beckham.
![]() |
WAGS Inggris (copy dari Google) |
Selasa, 14 April 2020
Piala Dunia 2002: Penuh Kejutan dan Penuh Rekor
Piala Dunia 2002 yang pertama kali digelar di Asia (Korea Selatan dan Jepang) berjalan penuh kejutan. Kejutan pertama terjadi di fase group. Prancis, sang juara bertahan, tidak mampu lolos dari grup A karena kalah bersaing dengan Senegal dan Denmark.
Mirisnya, Prancis tak mencetak gol satu pun. Itu adalah rekor terburuk tim yang berstatus juara bertahan. Padahal, Prancis sebenarnya sedang di atas angin. Mereka baru saja menjuarai Piala Eropa 2000.
Di grup F, Argentina mengalami nasib serupa. Mereka kalah bersaing dengan Swedia dan Inggris. Padahal, squad Argentina dihuni para jagoan Liga Italia: Batistuta, Crespo, Veron, Lopez, dll.
Kejutan paling mewah tentu saja datang dari sang tuan rumah Korea Selatan. Tim asuhan Guus Hiddink itu berhasil menjadi pemuncak grup D. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil mengubur raksasa Eropa Portugal.
Selanjutnya, Korsel terus melaju dengan mengalahkan dua raksasa Eropa lainnya: Italia di Perdelapan Final dan Spanyol di Perempat Final. Sayang di Semi Final mereka kalah dari Jerman.
Partai Korsel melawan Italia patut dicatat. Kepemimpinan wasit Moreno yang buruk membuat banyak pengamat berspekulasi bahwa partai tersebut menguntungkan Korsel. Wasit Moreno dihukum atas kepemimpinannya yang buruk.
Catatan lain, Ahn Jung-Hwan, pencetak golden goal Korsel ke gawang Italia dipecat klubnya Perugia. Presiden Perugia, Luciano Gaucci, menolak menggaji pemain yang dianggapnya melukai Italia.
*****
Partai Final yang mempertemukan Brazil lawan Jerman berhasil dimenangkan Brazil 2-0 melalui brace Ronaldo. Banyak hal yang diperoleh Brazil dari kemenangan itu:
Satu, mereka menjadi tim terbanyak pengoleksi Piala Dunia, yaitu 5 kali.
Dua, mereka menyamai rekor Jerman yang tiga kali beruntun tampil di final Piala Dunia. Cafu, kapten dan bek kanan Brazil, tampil di ketiga final itu.
Tiga, mereka juara dengan 100 persen kemenangan. Tanpa seri, tanpa kalah, tanpa adu pinalti.
Empat, mereka tim juara paling produktif dengan memasukkan 18 gol, kebobolan 4 gol. Ronaldo menjadi topskor dengan 8 gol.
Sementara itu, di perebutan juara ke-3 yang mempertemukan Korsel lawan Turki, Hakan Sukur menciptakan rekor sebagai pemain yang mencetak gol tercepat dalam sejarah piala dunia, yaitu di detik 10,8.
Turki pun dibawanya menjadi juara ke-3 lewat kemenangan 3-2. Itu merupakan rekor terbaik Turki selama ikut piala dunia.
Mirisnya, Prancis tak mencetak gol satu pun. Itu adalah rekor terburuk tim yang berstatus juara bertahan. Padahal, Prancis sebenarnya sedang di atas angin. Mereka baru saja menjuarai Piala Eropa 2000.
Di grup F, Argentina mengalami nasib serupa. Mereka kalah bersaing dengan Swedia dan Inggris. Padahal, squad Argentina dihuni para jagoan Liga Italia: Batistuta, Crespo, Veron, Lopez, dll.
Kejutan paling mewah tentu saja datang dari sang tuan rumah Korea Selatan. Tim asuhan Guus Hiddink itu berhasil menjadi pemuncak grup D. Tidak tanggung-tanggung, mereka berhasil mengubur raksasa Eropa Portugal.
Selanjutnya, Korsel terus melaju dengan mengalahkan dua raksasa Eropa lainnya: Italia di Perdelapan Final dan Spanyol di Perempat Final. Sayang di Semi Final mereka kalah dari Jerman.
Partai Korsel melawan Italia patut dicatat. Kepemimpinan wasit Moreno yang buruk membuat banyak pengamat berspekulasi bahwa partai tersebut menguntungkan Korsel. Wasit Moreno dihukum atas kepemimpinannya yang buruk.
Catatan lain, Ahn Jung-Hwan, pencetak golden goal Korsel ke gawang Italia dipecat klubnya Perugia. Presiden Perugia, Luciano Gaucci, menolak menggaji pemain yang dianggapnya melukai Italia.
*****
Partai Final yang mempertemukan Brazil lawan Jerman berhasil dimenangkan Brazil 2-0 melalui brace Ronaldo. Banyak hal yang diperoleh Brazil dari kemenangan itu:
Satu, mereka menjadi tim terbanyak pengoleksi Piala Dunia, yaitu 5 kali.
Dua, mereka menyamai rekor Jerman yang tiga kali beruntun tampil di final Piala Dunia. Cafu, kapten dan bek kanan Brazil, tampil di ketiga final itu.
Tiga, mereka juara dengan 100 persen kemenangan. Tanpa seri, tanpa kalah, tanpa adu pinalti.
Empat, mereka tim juara paling produktif dengan memasukkan 18 gol, kebobolan 4 gol. Ronaldo menjadi topskor dengan 8 gol.
Sementara itu, di perebutan juara ke-3 yang mempertemukan Korsel lawan Turki, Hakan Sukur menciptakan rekor sebagai pemain yang mencetak gol tercepat dalam sejarah piala dunia, yaitu di detik 10,8.
Turki pun dibawanya menjadi juara ke-3 lewat kemenangan 3-2. Itu merupakan rekor terbaik Turki selama ikut piala dunia.
Langganan:
Postingan (Atom)