Prinsipnya sederhana: jika kita ingin melihat akar dari suatu masalah, lihatlah solusi yang diberikan. Biasanya, akar masalah itu linier dengan solusinya.
Ketika terjadi perdebatan antara liberalis dengan agamis, misalnya, perihal LGBT. Liberalis bilang: Kaum Luth itu dihukum karena pemerkosaan, bukan homoseksual. Agamis bilang: karena homoseksual.
Siapa yang benar? Untuk menentukan siapa yang benar, prinsip tersebut di atas bisa digunakan. Dikaitkan dengan surah Hud ayat 77-83.
Pada surah tersebut dikisahkan bahwa Nabi Luth kedatangan tamu beberapa pria berparas tampan (jelmaan Malaikat). Menyambut tamunya itu, Nabi Luth justru menjadi khawatir. Dadanya terasa sempit. Sampai-sampai Nabi Luth berkata: Ini hari yang sangat sulit.
Nabi Luth merasa khawatir akan reaksi negatif dari kaumnya jika mengetahui keberadaan tamunya. Dan benar saja, kaumnya segera datang ke rumahnya.
Menghadapi kaumnya, Luth memberikan solusi, "Wahai kaumku! Inilah putri-putriku, mereka lebih suci bagimu, maka bertakwalah kepada Allah dan janganlah kamu mencemarkan (nama)ku dihadapan tamuku ini. Tidak adakah di antaramu orang yang pandai?"
Kaumnya menjawab: "Sesungguhnya engkau pasti tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan (syahwat) terhadap putri-putrimu; dan engkau tentu mengetahui apa yang (sebenarnya) kami kehendaki."
Nabi Luth pun berkata: "Sekiranya aku mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau aku dapat berlindung kepada Allah Yang Mahakuat (tentu aku lakukan)."
Para tamu menenangkan Nabi Luth: "Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan (malaikat) Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?"
Maka Kaum Luth pun ditimpa musibah. Bumi tempatnya berpijak dijungkirbalikkan oleh Allah. Mereka dihujani batu-batu dari tanah yang terbakar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar