Jacoeb Oetama bukanlah sosok idealis. Dia kompromis. Maka ketika Tempo dan Sinar Harapan dibredel, Kompas aman-aman saja. Sebab Jacoeb bukanlah Goenawan Moehamad. Bukan pula HG Rorimpandey.
Alasan Jacoeb sederhana saja: karyawan dan wartawannya harus tetap makan dan hidup.
Anehnya, meskipun kompromis, Kompas tetap mampu menghasilkan karya jurnalistik berkelas. Elegan. Tidak menyerang, tapi tetap tajam. Tidak menarik secara tema, tapi tetap mau dibaca.
Itulah Kompas. Dan itulah warisan Jacoeb Oetama.
Jacoeb Oetama (dok. Kompas) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar