Ada frasa menarik yang mengatakan bahwa warga negara Indonesia itu terbagi dua: sipil dan militer. Kalau sipil bermasalah, militer menindaki. Tapi kalau militer bermasalah, ya biarlah mereka urus diri sendiri.
KPK sejak awal didirikan Presiden Megawati pada 2002, pun personilnya dihuni beberapa polisi, selalu dianggap sebagai instansi sipil. Oleh karena itu, kerja mereka ya menindaki orang-orang sipil yang korupsi: mulai dari pejabat sipil sampai pengusaha.
Lalu kemudian hal berbeda terjadi pada 2009. KPK mulai menyenggol instansi militer: kepolisian. Sasarannya Kabareskrim Komjenpol Susno Duadji yang diduga terlibat kasus korupsi.
Susno jelas marah. Sampai-sampai kepada Majalah Tempo dia bilang: cicak kok mau lawan buaya. Cicak dianalogikan sebagai KPK dan buaya adalah polisi. Pernyataan yang kemudian memunculkan jargon: cicak vs buaya.
Ujungnya: Susno diproses hukum oleh Kepolisian dan divonis tiga tahun penjara. Dia sempat melawan dengan mengatakan banyak makelar kasus di internal kepolisian, tapi tuduhan itu berhasil diredam. Susno pun berhenti jadi polisi dan memilih jadi petani.
Pada 2012, KPK kembali menghantam internal kepolisian. Kali ini sasarannya Kakorlantas Irjenpol Djoko Susilo. Objek kasusnya: korupsi pengadaan simulator SIM. Kantor Djoko digeledah dan disegel sama KPK.
Pun ada perlawanan dari internal kepolisian, itu bisa diredam melalui lobi sengit antara Ketua KPK Abraham Samad dengan Kabareskim Komjenpol Sutarman. Akhirnya, KPK berhasil mengadili Djoko. Melalui berkas dakwaan setinggi satu meter lebih, Djoko divonis penjara 15 tahun.
Pada 2019 kemarin, Cicak Vs Buaya mengalami babak baru. KPK diketuai langsung polisi aktif: Komjenpol Firli Bahuri. Banyak yang bilang: KPK sudah tidak independen lagi. Posisinya sama kayak BNN sama BNPT, sama-sama dibawahi kepolisian.
Yang paling rame tentu saja kejadian di bulan Ramadhan 2021 ini. Sebanyak 75 karyawan KPK dinonaktifkan karena tidak lolos tes wawasan kebangsaan untuk menjadi ASN.
Bagaimana kiprah New KPK ke depan? Apakah mereka berani melawan buaya lagi? Kita lihat saja kiprah mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar