Ketika sebuah karya cipta dirilis (tulis, lukis, puisi, lagu, dll.), lalu ada yang mengkritisinya sebagai hasil plagiat, bagaimana reaksi kita? Biasanya kita akan penasaran mencari karya itu, coba menelitinya, dan lalu mencari tahu: mananya yang plagiat?
Itu reaksi yang sangat ideal, bukan? Tentu saja, karena akan membuka ruang diskusi, menciptakan perdebatan yang elok, dan tentu saja banyak pengetahuan yang bisa didapat dari situ. Kalau memang karya itu plagiat sesuai kriteria, kita harus fair mengakuinya.
Sangat tidak ideal kalau kita kemudian bereaksi menyerang si pengkritik. Mengatainya: kau ini sedikit-sedikit plagiat, sedikit-sedikit plagiat.
*****
Begitu pula soal amalan (ibadah). Kalau ada yang mengkritisi amalan kita bid'ah, reaksi ideal kita: meninjau kembali amalan kita itu, apakah betul bid'ah atau tidak? Apakah tidak ada memang dalilnya atau ada?
Sangat tidak ideal kalau kita kemudian bereaksi menyerang si pengkritik: kau ini sedikit-sedikit bid'ah, sedikit-sedikit bid'ah. Apalagi sampai mengatainya ekstrimis atau radikalis. Atau berafiliasi dengan teroris. Sangat tidak ideal.
Kenapa? Kalau amalan kita bagus, benar, berdasarkan dalil, itu untuk kita, bukan untuk siapa-siapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar