Kamis, 23 Februari 2012, puluhan orang bersenjata tajam menyerang Rumah Sakit Gatot Subroto, Jakarta Pusat.
Puluhan orang itu datang dengan menggunakan lima mobil pribadi dan tiga taksi. Mereka kemudian menyerang orang-orang yang sedang melayat Bobby Sahusilawane, pria yang meninggal dunia karena kanker di rumah sakit itu.
Akibat serangan senjata tajam itu, empat pelayat luka-luka dan dua tewas. Sembilan penyerang diamankan polisi.
Penyerangan itu diduga akibat konflik dalam jaringan bisnis narkoba.
*****
Sebelumnya pada Selasa, 14 Februari 2012, bos PT Sanex Steel, Tan Hari Tantono alias Ayung, ditemukan 'tak bernyawa di kamar 2701 Swissbell Hotel, Jakarta Pusat.
CCTV hotel merekam keberadaan John Kei dan beberapa temannya. Tiga hari kemudian, polisi pun menangkap John Kei karena diduga sebagai dalang pembunuhan itu.
Masalah utang-piutang disinyalir menjadi penyebab terjadinya pembunuhan. Memang dalam kesehariannya, kelompok John Kei menjalankan bisnis jasa keamanan dan penagihan (debt collector).
*****
Kelompok John Kei yang merupakan kumpulan orang yang berasal dari Kepulauan Kei, Maluku, terkenal pertama kali 2004 silam. Saat itu, mereka bentrok dengan kelompok Makassar pimpinan Basri Sangaji yang menewaskan tiga orang, termasuk Basri.
Pada April 2010, kelompok John Kei juga bentrok dengan kelompok Thalib Makarim dari Ende, Flores, di klub malam Blowfish. Saat kasus bentrok itu disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kedua kelompok kembali saling bentrok di jalanan depan pengadilan. Tiga orang tewas. Adik John Kei, Tito Kei, terluka akibat tembakan.
Kelompok John Kei juga mengalami konflik dengan kelompok Timor yang dipimpin Hercules Rosario Marshal atau yang akrab disapa Hercules.
*****
'Tak jauh beda dengan kelompok John Kei, kelompok Hercules juga menjalani kesehariannya dengan menawarkan jasa keamanan dan penagihan. 'Tak jarang, saat melaksanakan pekerjaan, kelompok Hercules bentrok dengan kelompok preman lain.
Dalam sejarahnya, kelompok Hercules pernah menyerang kantor koran harian Indopos gara-gara merasa dirugikan oleh pemberitaan koran itu.
Dalam sebuah dialog di Metro TV bertema konflik kelompok Hercules dengan kelompok John Kei, Hercules marah-marah sambil memukul meja dan membentak presenter Kania Sutisnawinata. Hercules geram karena dibatasi berbicara.
*****
Banyak harapan kepada John Kei setelah dia keluar dari Penjara Nusakambangan dan menunjukkan sikap pertobatan. Tapi masalah kembali menyelimutinya.
Semalam dia ditangkap lagi oleh Polisi. Itu terkait peristiwa pembacokan di daerah Cengkareng yang melibatkan kelompoknya.
*****
Itulah gambaran premanisme di Indonesia. Di daerah lain selain Jakarta juga terdapat praktik-praktik seperti itu: preman disewa untuk tujuan-tujuan tertentu.
Anton Medan, mantan preman, mengatakan bahwa preman akan tetap ada untuk memenuhi kebutuhan pengusaha. Bahkan kelompok preman tidak menyetor (uang) langsung ke polisi. Pengusaha yang memakai jasa premanlah yang mengurus semuanya ke polisi.
Bank sekelas BCA pun tidak ragu menyewa preman demi menjaga tingkat kredit macetnya. Dan hal tersebut diamini banyak ekonom. Itu hal penting demi menjaga ekonomi bangsa. Terkhusus di sektor keuangan.
Kalau pengusaha, preman, dan polisi main mata, premanisme akan tetap merajalela di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar