Dia lahir dengan nama Sutan Ibrahim Bergelar Datuk Sutan Malaka. Bapaknya yang karyawan di Kantor Pertanian adalah bangsawan terpandang di daerah Pandam Gadang, Gunuang Omeh, Sumatera Barat.
Dalam perjalanannya, dia menyingkat namanya menjadi Tan Malaka saja. Su pada Sutan dihilangkannya, entah kenapa. Kuat dugaan: dia tidak mau menonjolkan kebangsawanannya.
Hal serupa dilakukan Pramoedya Ananta Toer. Nama asli Pramoedyo diubahnya menjadi Pramoedya. Nama bapaknya Mastoer disingkat hanya Toer saja. Alasannya: namanya terlalu ke-Jawa-an. Dia mau menjadi orang Indonesia saja.
Mastoer, ayah Pramoedya, adalah tokoh terpandang di kampungnya di Blora. Bekerja sebagai guru di sekolah Boedi Oetoemo dan aktif sebagai anggota Partai Sarikat Islam. Mastoer juga dikenang karena kebaikan menampung banyak anak di rumahnya dan menyekolahkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar