Ada 23 ribu orang tewas akibat kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi pada 2019. Itu menurut catatan Polri. Belum termasuk yang tidak tercatat.
Angka yang cukup besar, bukan? Sangat besar, bahkan. Tapi kita masih tenang-tenang saja. Di antara kita masih ada yang ugal-ugalan berkendaraan, lepas tangan naik motor, main ponsel sambil nyetir, dan lainnya.
Kenapa bisa demikian? Karena lakalantas tidak terjadi secara massal, sehingga tidak menarik perhatian. Bahasa Steve Jobs-nya: tidak menyentuh hati!
Bandingkan kalau pesawat terbang yang kecelakaan dan menewaskan seluruh penumpangnya. Semua langsung dibahas, mulai dari kondisi pesawat, kemampuan pilot, izin maskapai, dan lainnya.
*****
Virus corona pun demikian. Karena dampaknya yang massal, semua dibahas, mulai dari virusnya, cara penyebarannya, cara mencegahnya, dan lainnya. Bahkan kita menjadi tahu dengan beberapa singkatan: ADP, ODP, dan PDP.
Padahal, penyakit yang berhuhungan dengan paru-paru bukan virus corona saja. Ada kanker paru-paru, ada paru-paru basah, dan lainnya. Salah satu penyebabnya bahkan sangat dekat dengan kita: rokok.
WHO mencatat: sejak 1964, ada 2,5 juta orang tewas akibat rokok, aktifis maupun pasifis. Empat puluh persennya gara-gara kanker paru-paru.
*****
Yang ingin saya sampaikan adalah bukan cuma virus corona yang membunuhmu, tapi rokok dan asapnya juga membunuhmu. Bedanya, satu bersifat massal, satu tidak. Satu memberi efek kejut, satu tidak.
Jadi, tetap jaga keluarga Anda! Jangan sampai papanya sibuk home working sambil merokok, dia jadi abai asapnya kena ke anaknya yang lagi home schooling dan istrinya yang lagi home shopping.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar