|
Selamat datang di Taman Prasejarah Leangleang! |
Taman Prasejarah Leangleang. Mendengar namanya membuat saya penasaran dan bertanya-tanya: apa yang ada di tempat itu sehingga namanya demikian? Apakah tempat itu serupa museum? Ataukah sejenis tempat bersejarah?
Ahad (1/1/2015) kemarin saya menjawab rasa penasaran tersebut. Di tengah guyuran hujan yang membasahi Makassar, saya memacu si kuda besi menuju kecamatan Bantimurung, Kabupaten Maros. Di kecamatan itulah Leangleang berlokasi.
Dalam perjalanan, saya disuguhi pemandangan khas Bantimurung: sawah yang menghampar luas berlatar tebing tinggi yang berselimut pepohonan hijau. Namun pemandangan lain saya temukan ketika masuk ke jalan Poros Leangleang. Di tengah-tengah sawah warga, ramai berdiri batu cadas.
|
Batu cadas di tengah-tengah sawah warga. |
Cukup unik bagi saya karena baru kali itu saya melihat pemandangan seperti itu. Di ingatan saya pun terniang informasi: Maros bersama Pangkep merupakan kawasan karst. Makanya di kedua daerah itu banyak berdiri batu cadas.
|
Taman yang banyak berdiri batu cadas. |
Tibalah saya di Taman Prasejarah Leangleang. Suasana taman menyambut saya dari pintu gerbang. Semuanya serba tertata rapi: jalanan taman, bunga-bunga, dan pepohonan yang tampak terawat dengan baik. Di belakang taman, berdiri megah tebing tinggi dengan pepohonannya yang hijau.
Terus, apa yang istimewa dari taman itu? Ya, sama seperti yang saya temukan di tengah-tengah sawah warga tadi, di taman Leangleang pun ramai berdiri batu cadas. Cukup memberikan eksotika, terutama bagi yang hobi fotografi.
Setelah menikmatinya, saya kemudian lebih suka menamainya taman batu. Ya, batu-batunya lebih ramai dan menonjol daripada bunga dan pepohonannya. Dan tentu saja lebih unik. Keindahan taman semakin sempurna dengan adanya sungai yang membelah taman.
|
Taman batu |
|
Sungguh karya Allah yang indah |
|
Sungai yang membelah taman |
|
Wowww..... |
|
Ada gazebonya juga |
|
Amazing! |
|
Luar biasa! |
|
Adakah suasana seperti di tempat lain? |
|
Taman Batu yang indah |
|
Wah..... |
|
Batu cadas yang ramai |
|
Dari jauh |
|
Taman Batu yang indah, bukan? |
Taman sudah terjawab. Terus, prasejarahnya mana? Ya, letak prasejarahnya terjawab dengan adanya dua leang (gua) di bawah tebing: Leang Pettae dan Leang Pettakere. Menurut hasil penelitian arkeolog, dua gua itu dihuni manusia sekira 5.000 tahun lalu. Bukti-bukti peninggalan mereka ditemukan di dalam gua, berupa lukisan dinding: binatang dan telapak tangan, dan alat-alat dapur.
|
Leang Pettakere |
|
Leang Pettae |
|
Suasana sekitar leang |
|
Kontur bawah tebing sekitar leang |
|
Tebing di sekutar gua |
|
Hujan yang mengalir di batu tebing |
|
Lestarikan daku! |
|
Lestarikan daku! |
Saya belum menyempatkan diri masuk ke dalam gua berhubung Pengelola membatasinya dengan pagar. Kebijakan itu diambil karena banyaknya pengunjung nakal yang mengotori dinding gua dengan tulisan. Pun ada pengunjung yang ingin melihat isi gua, wajib ditemani Pengelola.
Menurut penilaian saya, Taman Prasejarah Leangleang cukup layaklah jadi tujuan wisata. Taman batunya yang unik sangat nyaman bagi wisatawan penyuka taman dan yang hobi fotografi.
Tiket masuk Leangleang hanya Rp 10.000 per orang. Sangat murah dan tentu saja sepadan dengan pemandangan alam yang bisa dinikmati di dalamnya.
|
Rasakan kesejukannya! |
|
Selamat menikmati! |
|
Taman di antara batu cadas. |
|
Taman yang luar biasa indahnya |
|
Jalan di antara tebing |
|
Taman yang indah, bukan? |
|
Taman yang indah |
|
Bangsa yang besar memelihara budayanya. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar