|
Pintu gerbang |
|
Patung monyet selepas pintu gerbang |
|
Patung monyet selepas pintu gerbang |
Cukup memalukan memang. Lama tinggal di Makassar, baru satu kali saya mengunjungi Taman Wisata Alam Bantimurung di Maros. Itu pun baru terwujud Ahad (21/12/2014) kemarin.
Pikiran saya sebelum mengunjungi Bantimurung sederhana saja: hanya tempat permandian air terjun biasa. Tidak ada yang istimewa, di tempat lain juga ada. Terlebih air terjunnya buatan.
|
Mandi-mandi di bawah air terjun |
|
Mandi ramai-ramai di bawah air terjun |
|
Merenung dari atas air terjun |
|
Air terjun dari atas |
|
Danau yang dipompa menjadi air terjun |
Namun, pikiran saya berubah sehabis mengunjungi Bantimurung. Tempat wasata andalan Sulawesi Selatan itu ternyata menyuguhkan sesuatu yang di luar pikiran saya. Berikut saya runut:
Satu, Bantimurung memiliki sajian alam yang luar biasa. Perpaduan tebing tinggi dan pepohonan memberikan pemandangan alam dan kesejukan, serta oksigen segar yang maksimal.
Perpaduan itu makin sempurna seiring terdengarnya suara gemuruh air dari Telaga Bidadari yang airnya mengalir dari mata air di bawah tebing. Air dari Telaga Bidadari itu pulalah yang menjadi sumber air kolam renang.
|
Tebing dan pepohonan |
|
Tebing, pepohonan, dan Telaga Bidadari |
|
Pohon raksasa |
|
Tebing dan pepohonan |
|
Tebing, pepohonan, dan papan informasi |
|
Telaga Bidadari |
|
Rebahan batang pohon di sungai |
|
Indah, bukan? |
|
Kolam renang |
Dua, Bantimurung punya danau tepat di atas air terjun. Danau itu bernama
Kassi Kebo (pasir putih). Air dari danau itulah yang dipompa pakai mesin sehingga membentuk air terjun yang deras ke bawah.
Air terjun yang deras itu juga bersambung ke kolam renang di bawahnya. Dari air terjun itu, pengunjung biasanya meluncur pakai ban sampai ke kolam renang.
Di sekeliling air terjun dan kolam renang, Pengelola membuat bangunan serupa taman yang dilengkapi gazebo-gazebo. Sangat sempurna bagi pengunjung untuk berkumpul bersama keluarga dan teman-temannya.
|
Danau dan tebing |
|
Berfoto ria di pinggir danau |
|
Danau Kassi Kebo |
Tiga, Bantimurung punya dua buah gua: gua batu dan gua mimpi. Saya belum menyempatkan diri masuk ke dalamnya berhubung tidak ada senter. Senter sewaan Pengelola harganya mahal: Rp 50 ribu.
Menurut teman yang telah masuk ke gua tersebut, keadaan gua cukup alami. Butuh waktu kurang-lebih sejam untuk menjalaninya. Insya Allah saya akan mencobanya pada kala yang lain. Tentunya dengan membawa senter sendiri dari rumah.
|
Jalan tangga menuju gua |
|
Jalan menuju gua |
|
Pintu masuk gua |
|
Jalan menuju gua |
Empat, Bantimurung punya tempat penangkaran dan museum kupu-kupu. 'Tak salah jika Bantimurung menasbihkan diri sebagai
The kingdom of Butterflies. Bagi Anda yang rindu melihat kupu-kupu, Bantimurung adalah tempat yang tepat untuk Anda.
|
Bantimurung, The Kingdom of Butterflies |
|
Museum kupu-kupu |
Sebagai tempat wisata, Bantimurung punya fasilitas yang memadai: toilet bersih, ruang informasi, masjid ber-AC, fasilitas mandi, fasilitas
outbond, dan lainnya.
Toko-toko sederhana milik warga juga sangat banyak. Mereka menjajakan makanan dan ragam
souvenir khas Bantimurung: baju, topi, celana,
souvenir kupu-kupu, dan lainnya.
|
Masjid di kesejukan |
|
Bebek-bebekan di Telaga Bidadari |
|
Gazebo-gazebo tempat berkumpul keluarga |
|
Lebih bagus sepi daripada ramai |
Anda penasaran, silahkan berkunjung sendiri ke Taman Wisata Alam Bantimurung. Dijamin puas! Saya sarankan, Anda jangan mengunjungi Bantimurung saat hari liburan panjang karena pasti sangat ramai. Menurut saya, Bantimurung akan lebih indah dinikmati saat keadaannya sepi.
Biayanya cukup murah: Rp 25 ribu per orang plus biaya parkir. Kemarin saya naik motor cuma bayar parkir seribu rupiah. Ya, harga itu sepadanlah dengan pemandangan alam yang kita dapatkan saat di dalam. Selamat menikmati!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar