Beberapa waktu lalu, kompleks bangunan itu diserang oleh Forum Pembela Islam (FPI) Makassar. Kenapa? Ya, di kompleks itulah Ahmadiyah Makassar bermarkas. Aliran yang dicap sesat dan menyesatkan.
Ketika penulis bekerja di Fajar TV Makassar, seorang pemuda bertampak alim datang dengan maksud mengajukan kerjasama penyiaran. Dia mengaku perwakilan Muslim TV, perusahaan televisi Islam internasional yang berpusat di 16 Gressen Hall Road SW 18,5 QL London, Inggris.
Intinya, pemuda itu ingin memutar karya dokumentasi Muslim TV dengan membayar sejumlah rupiah. Dia lalu memberikan contoh karya dokumentasinya dalam bentuk CD. Di stiker CD itu tertera logo MTA, singkatan dari Muslim TV Ahmadiyah.
Dalam perjalanannya, kami tidak saling sepakat bekerjasama. Namun, penulis masih menyimpan CD itu hingga kini.
Apa isi CD itu? CD itu berisi profil Khalifatul Masih IV Ahmadiyyah, Mirza Tahir Ahmad, saat berkunjung ke Indonesia Juni 2000 silam. Mirza Tahir Ahmad kemudian wafat pada 2003.
Dalam kunjungan ke Indonesia itu, Mirza Tahir Ahmad melakukan beberapa aktifitas: bertemu Amin Rais (ketua MPR RI saat itu), menjadi keynote speaker dalam Seminar Islam di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, dan menemui para pengurus Ahmadiyah.
Selama beraktifitas di Indonesia, sang Khalifatul Masih IV dan rombongannya dikawal oleh polisi.
*****
Mirza Ghulam Ahmad dan pengikut Ahmadiyah (alislam.org) |
Pernyataan tersebut kemudian menjadi akidah utama jema'at Ahmadiyah. Selanjutnya, pemimpin Ahmadiyah diberi gelar Khalifatul Masih yang berarti pemimpin yang mewarisi nafas Al Masih (cahaya) dan pewaris tahta Imam Mahdi, Imam akhir zaman.
Dalam perkembangannya, setelah Mirza Ghulam Ahmad meninggal pada 1908, Ahmadiyah sudah dipimpin lima orang Khalifatul Masih hingga hari ini: Hakim Maulana Nuruddin (1908-1914), Alhaj Mirza Bashiruddin Mahmod Ahmad (1914-1965), Hafiz Mirza Nasir Ahmad (1965-1982), Mirza Tahir Ahmad (1982-2003), dan Mirza Masroor Ahmad (2003-sekarang).
Setiap jema’at Ahmadiyah wajib berba’iat setia mengikuti sang Khalifatul Masih. Saat ini, sekira 150 juta orang yang tersebar di 174 negara di seluruh dunia telah berbaiat setia kepada sang Khalifatul Masih.
Berikut syair bai’at setia yang penulis kutip dari isi CD:
Oh cahaya tercinta; Pemilik nafas Al Masih
Pewaris Tahta Mahdi, Imam Zaman
Oh Penghulu, Oh Sang Dermawan
Penuntunku penuh kemurahan
Demi Tuhan kami, kami berbai’at setia kepadamu
Kau telah menjadi milik kami, kami telah menjadi milikmu
*****
Dari pengalaman di atas dan dari isi CD, penulis berkesimpulan: satu, Ahmadiyyah adalah organisasi besar bertaraf internasional yang sudah lama berdiri. Bahkan lebih besar dari Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama.
Dua, Ahmadiyah adalah organisasi yang digerakkan dengan dana besar. Kalau mereka tidak punya dana besar, mana mungkin mereka mampu membuat production house televisi.
Tiga, Pemerintah Republik Indonesia dan jajarannya (pejabat, polisi, dan lainnya) sudah lama mengenal dan mengetahui Ahmadiyah, baik secara organisasi maupun pergerakan.
Empat, cendikiawan muslim Indonesia juga sudah bergaul dengan para ulama-ulama Ahmadiyah, salah satunya Amien Rais yang saat itu menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah, organisasi yang mengharamkan Ahmadiyah.
Lima, salah satu aqidah jema'at Ahmadiyah adalah menganggap pemimpin mereka sebagai pemilik nafas Al Masih dan pewaris tahta Imam Mahdi, imam akhir zaman.
Dari pemaparan di atas, penulis berharap pembaca secara sendirinya bisa menilai Ahmadiyah, apakah berada di jalan yang lurus atau sesat.
Kalau boleh tahu apa yang membuat penulis dan pemuda Ahmadiyah tersebut tidak saling sepakat bekerjasama?
BalasHapus