Senin, 22 April 2013

Pengemis Rapuh

Pengemis tua (foto: Bahar Photography)
















Bertepi dengan keluh
Sodorkan sebuah peci lusuh
Tengadahkan wajah pekat peluh
Harap cahaya dari hati yang keruh

Pengemis rapuh
Rebah di istana kumuh
Pejamkan matanya teduh
Harap esok kepingan penuh

Hidup

foto: Google















Hidup adalah jalan menuju Tuhan
Dan hanya Tuhan yang mengetahui jalannya

Hidup adalah pergulatan ruang dan waktu
Dan kematian akan mengakhirinya

Kamis, 18 April 2013

Menikmati Pantai Parangtritis

Pantai Parangtritis
Saat menginjakkan kaki pertama kali di Pantai Parangtritis, terlintas dalam pikiran saya: apa menariknya pantai yang terletak di Kabupaten Bantul itu? Banyak bangunan kumuh dan sampah bertebaran. Kotor!

Saat berjalan jauh mendekati pantai, saya baru menemukan sesuatu. Pantai Parangtritis memiliki pasir yang bagus dan halus. Dan ternyata, pasir-pasir itulah yang tertabur di halaman Kraton Yogyakarta.

Saya duduk termenung di atas pasir. Dari jauh, saya menikmati suasana pantai: deru ombak dan orang-orang yang asyik main air, main layang-layang, berkuda, naik bendi, dan naik motor-motoran.

Tiba-tiba saya teringat sesuatu. Ya, saya baru sadar, ternyata pantai inilah yang dipakai sebagai lokasi shooting film Perempuan Berkalung Sorban yang dibintangi artis cantik Revalina S. Temat. Kuda yang berjalan itu mengingatkan saya.

Pantai Parangtritis sering juga disebut Pantai Laut Selatan. Letaknya memang terletak di selatan pulau Jawa. Pantai ini, secara mistis, dikaitkan dengan sosok Kanjeng Ratu Kidul. Perempuan itu dipercaya oleh sebagian orang Jawa sebagai penguasa laut selatan. Entahlah, saya sendiri tidak percaya dengan hal itu.

Sabtu, 13 April 2013

Candi Borobudur

Saat di Yogyakarta, saya 'tak melewatkan kesempatan mengunjungi Candi Borobudur. Candi yang diagungkan umat Budha itu terletak di Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Ditempuh sekira satu setengah jam perjalanan darat dari kota Yogyakarta.

Memasuki kawasan Candi yang sudah berusia 12 abad itu, saya disambut pemandangan bukit yang menghampar luas. Pohon-pohon dan bunga-bunga tumbuh dengan suburnya, sangat terawat. Hal yang wajar mengingat Candi Borobudur merupakan warisan dunia di bawah pengawasan Unesco. Dana pemeliharaannya pasti sangat besar.

Saat berjalan masuk, saya melihat kemegahan tubuh candi di kejauhan. Sungguh karya seni arsitektur yang luar biasa. Letaknya tepat di atas bukit. Sesuai namanya yang diambil dari bahasa Sangsekerta, Borobudur: biara (boro) di atas bukit (budur).

Borobudur, biara di atas bukit (foto: Muhardi)
Ukuran candi cukup besar dan luas. Terdiri dari sepuluh tingkatan ke atas: enam tingkatan berbentuk segiempat, tiga tingkatan berbentuk bundar, dan paling puncak berbentuk stupa. Stupa pada puncak itu bermakna surga bagi umat Budha.

Saya 'tak sendirian menikmati candi yang didesain Gunadharma itu. Wisatawan dari ragam provinsi dan negara juga ramai di situ. Dua orang guide tampak sibuk melayani wisatawan asal eropa dan Jepang. Keduanya menerangkan cerita pada gambar di dinding candi.

Cerita pada gambar di dinding candi harus diikuti dari kiri ke kanan. Apa ceritanya? Saya sendiri 'tak begitu tertarik mengetahuinya. Saya lebih tertarik mengamati bangunan candi yang tampak begitu kuatnya.

Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur dibangun dalam kurun waktu sekira 75 - 100 tahun dan melibatkan ribuan pekerja. Dibangun pada masa Dinasti Syailendra di bawah pimpinan Raja Samaratungga berkuasa di nusantara.

Selasa, 09 April 2013

Perempuan

Ilustrasi: Rima Hardiyanti














Sejauh itu
Perempuan berjalan temui malam
Hingga gelap mendekapnya erat
Dan keindahannya pun redup menghitam

Setinggi itu
Perempuan terbang menyapa langit
Hingga mendung menggelayutinya kelam
Dan kelembutannya pun pudar menghilang

Pagi

Lukisan: Vincent Van Gogh
















Pagi kemilau cahaya kuning
Sayup-sayup dedaunan bergeming
Kicauan burung menggemakan kuping
Seakan diri 'tak ingin berpaling

Pagi daun berhias embun
Bermahkotakan pepohonan rimbun
Sejuk angin mengibas ujung daun
Mengajak diri 'tuk sejenak melamun

Lihatlah Dirimu!

Lukisan: Vincent Van Gogh













Lihatlah dirimu!
Mengapa kau menjadi dirimu?
Mengapa tidak menjadi dia, mereka atau aku?
Apakah kau tahu itu?

Sesungguhnya hidup ini untukmu
Maka ikutilah jalan yang lurus!
Dakilah gunung yang tinggi!
Sebelum kau tidak mampu melihat dirimu lagi