Memasuki kawasan Candi yang sudah berusia 12 abad itu, saya disambut pemandangan bukit yang menghampar luas. Pohon-pohon dan bunga-bunga tumbuh dengan suburnya, sangat terawat. Hal yang wajar mengingat Candi Borobudur merupakan warisan dunia di bawah pengawasan Unesco. Dana pemeliharaannya pasti sangat besar.
Saat berjalan masuk, saya melihat kemegahan tubuh candi di kejauhan. Sungguh karya seni arsitektur yang luar biasa. Letaknya tepat di atas bukit. Sesuai namanya yang diambil dari bahasa Sangsekerta, Borobudur: biara (boro) di atas bukit (budur).
Borobudur, biara di atas bukit (foto: Muhardi) |
Saya 'tak sendirian menikmati candi yang didesain Gunadharma itu. Wisatawan dari ragam provinsi dan negara juga ramai di situ. Dua orang guide tampak sibuk melayani wisatawan asal eropa dan Jepang. Keduanya menerangkan cerita pada gambar di dinding candi.
Cerita pada gambar di dinding candi harus diikuti dari kiri ke kanan. Apa ceritanya? Saya sendiri 'tak begitu tertarik mengetahuinya. Saya lebih tertarik mengamati bangunan candi yang tampak begitu kuatnya.
Menurut catatan sejarah, Candi Borobudur dibangun dalam kurun waktu sekira 75 - 100 tahun dan melibatkan ribuan pekerja. Dibangun pada masa Dinasti Syailendra di bawah pimpinan Raja Samaratungga berkuasa di nusantara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar