Awal orde lama, sekira 1950-an, adalah waktu-waktu dimana integritas begitu luar biasa. Saking luar biasanya, pejabat kala itu pakai mobil dinas betul-betul untuk kerja, bukan pribadi. Ada Menteri Kehakiman, contohnya, yang dibawa ke pengadilan hanya gegara istrinya pakai mobil dinas ke pasar.
Sampai krisis ekonomi terjadi di akhir 1960-an, barang-barang kantor tidak bisa dibedakan lagi dengan barang-barang pribadi. Termasuk mobil dinas. Ada bahkan pejabat yang nyambi jadi taksi liar sepulang kerja. Demi memenuhi kebutuhan hidup di tengah krisis.
*****
Standar mobil dinas Indonesia dari dulu selalu mewah. Soekarno yang memang sangat laki dan suka keindahan sampai punya tujuh mobil dinas: buick 8, Cadillac 75, Mercedes Benz 600, GAZ 13, Zil 111, limosin cabrio, dan chrysler Imperial. Ada yang beli; ada yang hadiah.
Chrysler, misalnya, itu dihadiahkan Raja Arab Saudi. Mobil itu sangat bersejarah karena di atas mobil itulah Soekarno nyaris tewas digranat dalam peristiwa Cikini 1957.
*****
Berbeda dengan Soekarno, Soeharto sepertinya tidak terlalu ribet dengan urusan mobil dinas. Sempat pakai limosin Cadillac 75, beliau akhirnya memutuskan pakai Mercedes Benz G-class sampai akhir jabatannya. Mercy kemudian menjadi standar mobil dinas Indonesia.
Penggunaan Mercy ini jelas sangat mewah. Bandingkan dengan India kala itu yang lebih memilih pakai Fiat atau Mazda. Kedua negara ini sama-sama baru mau berkembang.
Ada cerita menarik pasca reformasi. Kala itu, pejabat Indonesia mengejar-ngejar IMF sampai ke Paris. Mereka sudah menyiapkan pertemuan dengan segala jamuan, termasuk mercy-mercyan. Apa yang terjadi? IMF yang mau kasih uang Indonesia malah datang ke jamuan pakai bus berombongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar