FIFA, melalui Ketuanya Jules Rimet, berjuang keras melaksanakan PD pertama di Uruguay itu. Mulai menyebarkan undangan sampai membujuk beberapa negara. Tiga belas negara akhirnya bersedia. Sembilan dari benua Amerika; empat dari Eropa. Akomodasi kapal laut peserta, terkhusus tim eropa, sebagian besar ditanggung panitia.
Untuk menghargai perjuangan Jules Rimet, trofi Piala Dunia dinamai dengan namanya.
Jules Rimet (kiri) dan trofi Piala Dunia (dok. FIFA) |
Logo Piala Dunia 1930 (dok. Wikipedia) |
Tim Uruguay (dok. FIFA) |
Piala Dunia 1934 yang digelar di Italia diwarnai beberapa kontroversi. Pertama, juara bertahan Uruguay menolak ikut sebagai balasan kepada Italia yang menolak ikut pada PD 1930 di Uruguay.
Poster Piala Dunia 1934 (dok. Wikipedia) |
Ketiga, belum ada metode penyelesaian untuk partai yang berakhir seri. Partai perempat final Italia lawan Spanyol yang berakhir seri pun harus diulang 2x45 menit di hari yang sama. Gol semata wayang Gioseppe Meazza memenangkan Italia.
Italia akhirnya menjadi juara setelah mengalahkan Cekoslowakia 2-1 di final. Meskipun ada efek Mussolini, Italia tetap diakui sebagai tim kuat.
Tim Italia bersama Mussolini (dok. FIFA) |
Piala Dunia 1938 digelar di Prancis, kampung Jules Rimet, sang Ketua FIFA. Ada beberapa hal menarik dalam even itu. Pertama, beberapa negara batal ikut karena ragam alasan: Spanyol dilanda perang sipil di negaranya; Austria mengalami aneksasi dengan Jerman.
Poster Piala Dunia 1938 (dok. FIFA) |
Tim Italia akhirnya naik kereta ke Paris untuk bertemu Hungaria di final. Italia menang 4-2 dan juara untuk kedua kalinya beruntun.
Ketiga, pemain-pemain Indonesia turut bermain di Piala Dunia bersama tim Hindia Belanda. Mereka adalah Anwar Sutan, Achmad Nawir, Hans Taihitu, Tjaak Pattiwael, dan Suvarte Soedarmadji. Mereka gugur setelah dikalahkan Hungaria 6-0.
Tim Hindia Belanda di Piala Dunia 1938 (dok. FIFA) |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar