|
Socrates (dok. BBC) |
Dia bukan pesepakbola sembarangan. Otaknya encer. Dia lulus sebagai
dokter berizin praktik; punya gelar PhD pula dalam ilmu filsafat.
Kemampuan akademik diperolehnya bukan tanpa sebab. Ayahnya adalah
birokrat keuangan Brazil yang punya banyak koleksi buku. Dia melahap
buku-buku itu. Dia juga serius bersekolah.
Kudeta militer Brazil
membawa perubahan dalam hidupnya. Ayahnya 'tak lagi mapan secara
ekonomi. Dia pun harus berjuang: menyambung hidup dan turut dalam
barisan penenta
ng rezim militer.
Kemampuan akademik dan ketidaksukaannya terhadap rezim militer
ditumpahkannya ke lapangan bola. Dia menjelma menjadi gelandang serang
hebat dan produktif gol.
Walhasil, dia berhasil membawa klubnya
Corinthians merajai Liga Brazil. Saat perayaan juara, semua anggota klub
memakai baju bertuliskan democracia sebagai bentuk penolakan terhadap
rezim militer.
Di Timnas Brazil, dia menjadi bagian dari
generasi emas Brazil pada Piala Dunia 1982 yang menampilkan permainan
yang apik dan elegan. Pun mereka gagal di tangan Italia, dunia tetap
mengakui permainan mereka.
Semasa pensiun, dia mengelola klinik
kesehatan untuk atlit olahraga, menjadi pandit sepakbola di tv, dan
kolumnis ekonomi-politik di media massa.
Ya, dialah Socrates Braziliero (1954 - 2011).