Duplikasi Istana Tamalate di kompleks Balla Lompoa (foto: Dungsieben) |
Atas kesepakatan bersama di bawah perintah Tumanurunga, kesembilannya pun berdamai dan bahkan berhimpun menjadi satu (a’goari) dan kemudian mendirikan sebuah Kerajaan. Goari (perhimpunan) diyakini menjadi inspirasi lahirnya nama Kerajaan mereka, yaitu Gowa. Tumanurunga diangkat menjadi Raja Gowa (somba ri Gowa) pertama.
Tumanurunga dilantik sebagai Raja Gowa pertama di daerah perbukitan bernama Tamalate yang juga merupakan kampung halamannya. Kerajaan Gowa membangun istana di Tamalate dan menjadikannya sebagai ibukota dan pusat pemerintahan.
———-
Daerah Tamalate sekarang masih ada di kota Sungguminasa dan dijadikan sebagai kompleks makam Raja-Raja Gowa: Sultan Hasanuddin, Sultan Alauddin, dan lainnya. Jalan masuk menuju daerah itu dinamai jalan Pallantikang, yang berarti tempat pelantikan, untuk menandai sejarah pelantikan Raja Gowa pertama. Istana Tamalate sendiri dalam perjalanannya dipindahkan ke daerah Somba Opu (akan dijelaskan pada tulisan selanjutnya). Kini, duplikasi Istana Tamalate telah dibangun oleh Pemkab Gowa di dalam kompleks Balla Lompoa.
———-
Kerajaan Gowa berjalan dalam kedamaian. Mereka hidup dan menghidupi rakyatnya dengan bersawah. Peninggalan sejarah di daerah Tamalate (kompleks makam Raja-Raja Gowa) membuktikan hal tersebut. Beberapa lesung batu ditemukan. Diyakini disitulah rakyat menumbuk padinya.
Raja Gowa Tumanurunga sendiri menikah dengan Karaeng Bayo. Pernikahan keduanya melahirkan keturunan bernama Tamasalangga Baraya yang kemudian menjadi Raja Gowa kedua.
Seabad lebih Kerajaan Gowa hidup dalam damai dan dipimpin bergantian oleh lima Raja. Berikut urutannya:
1. Tumanurunga (1320-1345)
2. Tamasalangga Baraya (1345-1370)
3. I Puang Loe Lembang (1370-1395)
4. I Tuniata Banri (1395-1420)
5. Karampang (1420-1445)
Dirangkum dari pelbagai sumber bacaan dan informasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar