Senin, 22 Oktober 2012

Menikmati Bugis Waterpark

Foto: Manajemen Bugis Waterpark
Ini kali pertama saya menikmati wisata air selain kolam renang. Meluncur dalam pipa air dengan badan dan ban, baru pertama kali saya melakukannya. Hal tersebut terjadi saat saya mengunjungi Bugis Waterpark Adventure, taman wisata air yang terletak di perumahan Bukit Baruga, Antang, Makassar, Ahad kemarin (21/10/2012).

Taman wisata air tersebut milik PT Baruga Asrinusa Development (BAD), anak perusahaan Kalla Group yang dikembangkan oleh keluarga H. Kalla sejak 24 April 1994.

‘Tak perlu ditanya kenapa taman wisata tersebut bernama Bugis Waterpark Adventure. Nenek moyang Kalla Group adalah suku Bugis asli, dari H. Kalla, Jusuf Kalla, sampai ke anak-cucunya. Meskipun sebagian telah bercampur dengan suku Jawa, Padang dan lainnya.

Bugis Waterpark Adventure dibangun oleh BAD bekerjasama dengan Poolin Waterpark & Pool System, perusahaan asal Turki. Tak heran jika desain taman air, sistem pompa dan saluran air, serta wahana yang disediakan, semuanya berstandar internasional.

Saya menikmati semua wahana yang disediakan, dari yang paling santai (kolam arus) sampai yang paling ekstrim (black hole). Sangat seru rasanya. Tiket akhir pekan (Sabtu-Minggu) senilai Rp 125.000 terbalaskan dengan kepuasan yang dinikmati. Untuk hari-hari biasa (Senin sampai Jum’at), tiketnya seharga Rp 75.000.

Jika tiga atau lima tahun mendatang semua pohon-pohon di Bugis Waterpark Adventure sudah tumbuh tinggi dan rindang, tentu kenikmatan akan lebih bertambah lagi.

Senin, 15 Oktober 2012

Kuri Lompoa, Kampung Nelayan di Tepi Selat Makassar

Tidak susah mencari wilayah kampung Kuri Lompoa yang terletak di Desa Nisombalia, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Anda tinggal menyusuri jalan Pate'ne Raya yang berada di samping kiri jalan Tol Ir. Sutami, Makassar. Tepat di ujung jalan Pate'ne Raya itulah kampung Kuri Lompoa berada, letaknya di tepi Selat Makassar.

Kuri Lompoa adalah kampung nelayan. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai nelayan. Di belakang rumah-rumah panggung penduduk juga terdapat dermaga kecil untuk menyandarkan perahu. Segala kegiatan yang berkaitan dengan binatang laut juga lengkap di kampung ini: penangkapan, empang, penjualan, dan lainnya. Bahkan, Kuri Lompoa terkenal sebagai pusat empang di Sulawesi Selatan.

Kuri Lompoa terbilang kampung yang cukup maju. Semua fasilitas sudah tersedia di kampung itu: listrik 24 jam, masjid besar tempat beribadah, dan sekolah dari TK sampai SMP. Satu-satunya kendala di kampung itu adalah ketersediaan air. Seorang anak yang saya tanya kenapa tidak sekolah memberikan alasan, "Tenapa ku je'ne', Pak! Susai je'neka rinni (Belumpa mandi, Pak! Susah air di sini)."